Jika tadi pagi, ada orang iseng atau gila mengatakan jika Jaemin akan berkunjung ke makam ditengah malam lalu bertemu hantu gendut maka Jaemin hanya akan tertawa sampai perutnya sakit. Tapi disini dia berada sekarang, sebuah kuburan kuno yang sudah ditinggalkan di kota Seoul dan ada hantu gendut dengan jenggot panjang. Mungkin hantu dari Bikini Battom memutuskan bekerja disini.
Jeno mengangguk pada Jaemin, baru setelahnya dia sadar untuk berjalan mengikuti memasuki rumah kecil kuburan dengan ukiran malaikat yang bertarung dengan iblis.
Jaemin menoleh kesana-sini, untuk mengira-ngira apakah akan ada hantu yang muncul lagi. Saat ini ada tiga orang bersamanya. Jeno, Doyoung, dan Jisung. Lucas, Jungwoo, dan Yuta pergi untuk membawa orang bernama Vanz ke tempat pengawas.
"Kupikir semua makhluk bawah akan dimusnahkan." Kata Jaemin mengingat hantu gendut yang menjadi penjaga kuburan masuk.
Doyoung menjawab, "Tidak semua. Asal mereka bisa mengatur pikiran mereka maka tidak akan dilakukan, dan hantu adalah salah satu makhluk bawah yang hampir tidak memiliki pikiran negatif karena pada dasarnya mereka berawal dari manusia yang mati."
Jaemin mengangguk. Jalan mereka buntu hanya ada tembok beton didepan, saat Jaemin ingin berkata tiba-tiba dari dinding depan keluar kepala wanita yang menjerit membuatnya hampir terjatuh jika Jeno tidak memeganginya dengan cepat.
Jisung berdecak, "Haechan lagi-lagi membuat ulah."
Tepat ditelinga Jaemin Jeno berbisik pelan, "Kau tidak apa?" entah karena suara baritonnya atau karena terlalu dekat hingga napasnya terasa panas, Jaemin menoleh kesamping. Wajah Jeno sangat dekat dengan wajahnya.
Dari jarak sedekat ini Jaemin bisa meneliti dengan jelas setiap lengkungan wajah Jeno yang terukir dan seputih batu giok. Jaemin laki-laki tapi dia kagum.
"KALIAN SUDAH PULANG!" Suara melengking pria membuat jantung Jaemin hampir copot.
Doyoung mendesis, "Inilah akibat jika makan tidak dikunyah."
Jisung menatap tajam, "Haechan kenapa harus kau yang pertama kulihat saat pulang sih."
Haechan menunjuk Jisung, "Dan kenapa juga kau disini bocah? Bukankah hukumanmu menulis aturan hingga seribu belum selesai."
Jisung sepertinya baru ingat dia berniat kabur tapi kerahnya sudah ditarik Haechan kedalam. Dibelakangnya Jeno menuntun Jaemin untuk masuk.
Tempat yang diatasnya kuburan ternyata dibawahnya adalah ruangan besar dengan dinding beton seperti bangunan tua, setiap dinding ada lampu gantung berpijar warna orange.
Jeno berbicara, "Seperti yang kubilang disini adalah tempat berkumpulnya pemburu dan circle di kota Seoul, saat ini ada delapan orang yang berada di sini. Pemburu lain biasanya akan datang dan tempat ini akan menjadi penampungan untuk Nephilim lain juga."
"Kau sudah melihat Haechan, dia memiliki darah Nephilim Circle sekaligus pemburu. Dua sisanya adalah Nelly yang memantau setiap keberadaan makhluk bawah di kota Seoul dan satunya lagi adalah Johnny aku yakin kau pasti mengenalnya."
Jaemin menaikkan alisnya, "Jangan bilang dia..." Melihat Jeno mengangguk Jaemin menjadi antusias. Johnny guru matematikanya disekolah.
Baru saja dibicarakan sosok pria tinggi dengan pembawaan yang tegas datang. "Tidak kusangka akan bertemu denganmu diluar jam pelajaran Tuan Na." Johnny pria itu tersenyum.
Jaemin gugup, "Ha-halo Seonsaengnim."
Johnny terkekeh pelan, "Aku sudah mendengar keseluruhan ceritanya, aku yakin kau pasti masih terkejut dengan apa yang terjadi saat ini," Masih dengan pembawaan guru yang kental, Johnny menepuk bahu Jaemin, "Ada banyak hal yang perlu dibicarakan tapi ini sudah sangat malam jadi kita akan melanjutkan untuk besok setelah kalian beristirahat."
Doyoung, "Jaemin bisa tidur disebelah kamarku."
Jisung tiba-tiba datang dan berseru, "Itu kamarku."
Haechan tertawa ringan, "Itu istilah lain untuk mengatakan kau harus pindah kamar."
Johnny menepuk kepala Jisung, "Sebenarnya kau bisa kembali ke ruang hukuman untuk menyelesaikan tulisan aturan ke seribu."
Jisung cemberut.
--------
Meski disuruh tidur tapi Jaemin hanya bisa membolak-balikkan tubuhnya dengan mata menyala. Apa yang terjadi hari ini dan malam itu mash berputar, juga tentang ibunya yang sekarang entah ada dimana.
Tok tok
Jaemin menyibak selimutnya tapi tidak bangun hanya mengamati pintu. "Jaemin ini aku, kau sudah tidur?" Suara Jeno mengalun rendah. Buru-buru Jaemin bangun dan membuka pintu.
Ngomong-ngomong kamar yang dia tempati saat ini terbilang cukup luas, karena sebelumnya ini kamar Jisung jadi ada beberapa gambar dan figuran yang menarik. Gambar dan Figuran itu membuat Jisung yang seorang Nephilim jadi terlihat layaknya hidup seperti remaja muda diusianya. Sebuah poster boyband NCT dan figuran Olaf.
Jaemin tertawa geli saat melihat ada Olaf di kamar. Olaf figuran patung kecil, Olaf boneka, dan Olaf bantal. Saat membuka pintu Jeno berdiri dengan kedua tangan dibelakang, dia sudah tidak memakai seragam sekolah. Tshirt putih polos dan celana jeans.
Jeno, "Maaf jika mengganggumu."
Jaemin menggeleng, "Tidak," Dia menjeda. "Sejujurnya aku juga kesulitan untuk tidur. Jadi ada apa?"
Mata Jeno melihat kebawah ujung kakinya yang tidak beralasan apa-apa, "Aku baru ingat jika kau belum makan apa-apa setelah pulang sekolah," dua tangan yang tersembunyi dia keluarkan, ternyata ada bungkusan kertas. "Makan malam di tempat ini sudah habis jadi aku hanya bisa membuat ini."
Saat Jaemin menerimanya itu terasa masih panas. Sebuah roti panggang mengintip dari dalamnya. Jaemin terkekeh, "Terimakasih, Aku bahkan lupa jika belum makan setelah sebelumnya memesan..." Jaemin tidak melanjutkan perkataannya. Dia tiba-tiba ingat.
-------
Disisi lain, yaitu rumah Jaemin.
Seseorang terus menekan Bell dan mengetuk pintu. Pada seragam kerjanya ada nametag bertulisan Hendery, "Halo, maaf pesanan pizza anda sudah sampai."
"Halo, ada orang dirumah?"
"Permisi!"
"Permisi!"
--------------
Thanks For Vote And Comment
QinQin22_
![](https://img.wattpad.com/cover/227364091-288-k839784.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow Side | Nomin
Roman d'amourHantu, Iblis, Dan Mobil Tayo yang bisa bicara. Na Jaemin tidak percaya semua itu. Baginya hal-hal seperti itu tidak ada didunia nyata sama sekali. Tapi malam yang tidak pernah dibayangkan Jaemin terjadi membuat dunianya berubah saat itu juga. Dalam...