3 | Mother Disappeared

371 66 2
                                    


Sinar matahari menembus tirai putih lalu sampai pada mata permuda yang tengah tertutup itu.

Permuda itu Na Jaemin tengah tertidur, dia bergerak menyamping lalu terjatuh dari tidurnya. Seketika mata yang tertutup itu membuka dengan cepat. Dia melihat kesekeliling, dia berada didalam kamarnya.

Baru saja dia ingin sujud syukur karena mengira apa yang terjadi semalam hanya mimpi tapi suara pintu terbuka yang menampilkan sosok Jungwoo dengan hoodie putih membuatnya bersedih.

"Wah sang pangeran tidur sudah membuka matanya?"

Jaemin tersenyum paksa. "Jadi itu bukan mimpi."

Jungwoo ternyata membawa gelas air minum di tangannya. Dia menggeleng, "Mnn bukan, tapi kabar baiknya kamu sudah berada didunia nyata," Lalu dia memelankan suaranya saat melihat Jaemin mengambil gelas minum dan mulai meminum isinya. "Kabar buruknya ibumu menghilang."

Bwahh

Jaemin memuntahkan minumannya mengenai Jungwoo yang berada tepat didepannya. Jungwoo terdiam dengan lapang dada berucap dalam hati, Jika ini Yuta atau Jeno maka Jaemin tinggal abu.

Jaemin membentak, "Apa maksudmu?!"

Jaemin menjadi ketakutan dan panik, "Makhluk menjijikan itu melakukan sesuatu pada ibuku? Dia menculiknya atau... atau.." Membunuhnya. Tapi dia tidak mampu mengucapkannya, matanya sudah panas.

"Tidak seperti itu," Jaemin melihat Jeno masuk kedalam kamar dengan seragam sekolah. "Dia menghilang atas keinginannya sendiri."

Jaemin baru akan bertanya tapi Jeno sudah mengulurkan sebuah radio kecil berwarna biru milik ibunya. Ibunya suka mendengarkan siaran radio dengan radio kecil ini. Ada fungsi lainnya yaitu dapat merekam suara. Dan rekaman suara itu dinyalakan Jeno.

'Nana, jika kau mendengar ini maka ibu sudah pergi, tapi ibu akan kembali. Maaf ibu tiba-tiba meninggalkanmu, maaf membuatmu dalam kesulitan dan kebingungan tapi kumohon sampai nanti kita bertemu jaga dirimu dan ibu akan berusaha menyelesaikannya juga.' Klik

"Na Jaemin," Jeno, "Kau tahu maksud perkataan Ibumu?"

Jaemin menggeleng. Kepalanya pusing dan dia memeganginya sekarang, "Tidak tahu, tidak mengerti. Aku sama sekali tidak mengerti semua ini!" Jaemin menjerit. Ada banyak hal yang terjadi dalam sehari. Ada makhluk aneh muncul, ada wanita yang ingin membunuhnya lalu ibunya menghilang dan Jaemin sama sekali tidak tahu apapun.

Jaemin menggigil. Berusaha berpikir apa yang terjadi, apa yang salah? Apa yang selama Ini terlewatkan olehnya? Tapi sekeras apapun dia berpikir dia tidak menemukan jawabannya. Ada tangan yang menepuk bahunya membuat Jaemin kembali tenang. Dia melihat kedepan dan lagi-lagi itu adalah mata Lee Jeno.

Jeno, "Aku mengerti, sebaiknya tenangkan dirimu dulu."

Saat Jeno berdiri akan pergi Jaemin menangkap pergelangan tangan Jeno. "Kau mau kemana?"

Dengan muka datar Jeno menjawab, "Sekolah," Jeno melihat Jungwoo, "Kau akan dijaga oleh Jungwoo dan ada juga Lucas yang datang."

Jaemin melihat Jungwoo, pria manis yang dengan wajahnya saja kau tahu dia baik lalu ke Jeno, Pria yang dingin dan datar... Tapi dia sudah menolongku berulang kali. "Aku ikut denganmu."

"Kesekolah?"

Jaemin mengangguk. Dia tidak mau bersama pria asing apalagi sampai sekarang dia masih merasa ngeri dan tidak aman. Bahkan meski Jungwoo dan orang bernama Lucas juga adalah Nephilim pemburu seperti Jeno tapi Jaemin tetap merasa tidak aman.

Jungwoo tersenyum. Wajahnya benar-benar seperti peri. "Kupikir ada baiknya dia pergi sekolah Jeno-ssi, karena itu mungkin bisa lebih membantunya menenangkan diri setelah tiga hari pingsan."

Jaemin mengangguk lalu membeku. APA TIGA HARI PINGSAN?

-------

Thanks For Read

Thanks For Vote and Comment

QinQin22_

Shadow Side | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang