Mark didudukan di ruangan putih yang dikanan kirinya sudah ada Haechan, Renjun, Doyoung, Lucas, Yuta, Jungwoo, dan Jaemin juga Jeno.
Jisung pergi entah kemana, Johnny masih ada disekolah sebagai seorang guru sedangkan Winwin juga Tail pergi untuk mengambil barang yang diminta Renjun. Nelly, wanita itu tidak terlihat sejak terakhir kali Jaemin melihatnya bertengkar dengan Jeno.
Yuta, "Dia akan jadi ular."
Jungwoo, "Siapa yang tahu parasite apa yang dimasukkan? Bisa saja dia jadi tikus."
Yuta melirik Jungwoo, "Bukankah itu parasite sama yang dimasukkan ke salah satu teman Jaemin?"
Jungwoo, "Mau taruhan dia jadi apa?"
Jaemin menatap dua orang itu tidak percaya, "Apakah kalian tengah mengutuk temanku?"
Doyoung memarahi, "Diamlah kalian, dia tidak akan jadi apa-apa karena aku sudah mengeluarkan parasitenya," Setelahnya menghela napas pelan. "Tapi racun itu gagal aku keluarkan."
Renjun memegang bahu Mark. Mark sendiri dalam keadaan tidak sadarkan diri, dari ujung kepala hingga kakinya berwarna putih pucat juga transparan hingga warna pembuluh darahnya menonjol dengan menakutkan. Tato ular itu menghilang setelah Renjun menggambar sebuah pola cahaya. Renjun, "Jangan berharap banyak karena akupun juga hanya bisa menetralkannya sejenak dan dalam seminggu lagi itu akan muncul lagi."
Jaemin menatap temannya prihatin. Temannya yang sudah seperti saudaranya sendiri, seseorang yang tumbuh Bersama dengannya sedari kecil. "Maksud kalian Mark bisa mati?"
Haechan menggeleng, "Aku pernah membaca buku tentang Racun merah dan itu lebih buruk dari mati."
Jaemin, "Dan apa itu?"
Doyoung berdehem, "Menjadi makhluk bawah yang cacat. Dia akan mengamuk sebelum tubuhnya meledak karena tidak bisa menerima dunia manusia maupun Side Shadow."
"Meledak?"
"Ya, meledak seperti balon versi manusia."
Jeno menatap tajam Doyoung yang berbicara dengan santai membuat suasana menjadi hening merasakan aura sedih Jaemin.
Haechan buru-buru mengisi keheningan, "Tapi ada cara untuk menghilangkannya bukan?"
Renjun mengangguk yang membuat Jaemin menatapnya penuh harap, "Racun merah berasal dari darah peri kuno yang keberadaannya telah menghilang," Semua orang termasuk Jaemin menyusut kembali. "Tapi kalian pasti ingat sesuatu."
Jungwoo berkata ragu, "Jangan-jangan maksudmu,"
"Xiao Zhan," Jeno berkata. "Dia adalah peri hitam kuno."
Renjun menyipitkan matanya menatap Jeno, "Kebetulan yang lucu eh?"
Jaemin mengerti maksud Renjun. Xiao Zhan yang telah memberikan mantra pembeku padanya, dan secara kebetulan dia adalah peri hitam yang bisa menyembuhkan Mark. Rasanya seperti mereka sengaja dipadu untuk mempercepat bertemu Xiao Zhan. Tapi kenapa?
-----------------------
"Satu hari." Jeno berbicara pada Renjun yang sibuk menulis.
"Tidak lima hari," Renjun membalas.
"Satu hari."
"Empat hari,"
"Satu hari."
Renjun meremas pena tinta berwarna emas ditangannya. Dia baru tahu seseorang dengan aura dingin seperti Jeno bisa semenyebalkan ini. "Tiga hari atau tidak sama sekali, jadi berhenti menawar. Kau pikir mudah menyakinkan kakek tua itu untuk membantu kita membuka gerbang White Prison Cry?"
Jeno diam berpikir. "Baiklah, usahakan tiga hari."
Renjun melanjutkan menulis, "Ini pertama kalinya juga aku baru tahu kau bisa sangat menyebalkan ketika membuka mulut," Renjun berhenti menulis lagi dan berbalik melihat Jeno cepat, "Hei, apakah ada yang memberikanmu daging kadal sampai kau mulai berubah aneh?"
"Apa maksudmu aneh?" Jeno balik bertanya.
"Seperti kataku siang tadi, kau itu keturunan patung yang tidak pernah peduli apapun itu bahkan jika ada meteor jatuh didepanmu atau peri gigi..."
Jeno menggeleng, "Sudah kubilang Peri gigi tidak ada."
Renjun melotot, "Aku yakin ada dan..."
"Dan Alien juga tidak ada," Mengambil ponselnya Jeno berkata, "Hanya anak kecil yang percaya."
Renjun memprotes, "Aku bukan anak kecil."
Jeno tiba-tiba mengingat sesuatu, "Kau masih minum susu yang diberikan Lucas?" Jeno bertanya,
Dengan bangga Renjun berkata, "Ya tentu saja." Semua usaha agar bisa setinggi Lucas adalah salah satu yang dicatat didalam buku misi hidup Renjun.
Renjun merasa bangga dan senang membuat Jeno merasa bersalah untuk mengatakannya, "Sebenarnya itu adalah susu untuk kucing,"Jeno melihat Renjun yang membeku. Mata dan mulutnya terbuka seperti waktu berhenti berdetak. "Jika kau tidak percaya maka silahkan bandingkan dengan susu kucing milik Jungwoo, makanya Lucas memberikanmu hanya berupa kaleng tanpa merk."
Setelah mengatakan dengan santai Jeno berjalan pergi meninggalkan Renjun yang masih mengelola perkataan Jeno.
...Kucing?
...Susu?
Dua kata yang berhasil tersusun.
"Lucas!!! "
Cerita sampingan yang tidak diketahui
Seorang pemuda datang dengan penuh semangat mengetuk pintu.
Ada pepatah mengatakan jika kau gagal sekali maka coba sekali lagi, maka hasilnya akan berbeda. Pepatah yang dibuat oleh ayahnya yang bijaksana untuk diterapkan dalam diri permuda itu.
Menunggu hingga sepuluh menit tidak ada sedikitpun suara. Permuda itu menghela napas.
Rumah yang sama, jam yang sama, pesanan yang sama, dan kejadian yang sama.
"Mulai hari ini aku berhenti jadi pengantar Pizza."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow Side | Nomin
RomanceHantu, Iblis, Dan Mobil Tayo yang bisa bicara. Na Jaemin tidak percaya semua itu. Baginya hal-hal seperti itu tidak ada didunia nyata sama sekali. Tapi malam yang tidak pernah dibayangkan Jaemin terjadi membuat dunianya berubah saat itu juga. Dalam...