XII.

5.2K 821 41
                                    

Hari itu Chris menuju perpustakaan kampus tempat biasa Hyunjin bekerja sambilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hari itu Chris menuju perpustakaan kampus tempat biasa Hyunjin bekerja sambilan.

Hari sudah mulai petang, saatnya Hyunjin pulang.

Baru saja Hyunjin selesai beres-beres, Chris muncul. Dia berjalan mendekati Hyunjin.

Hyunjin merasa aura Chris sedang tidak baik. Baiklah, ini bukan pertama kalinya dirinya menghadapi Chris yang semacam ini.

Nafas dia tarik dalam-dalam, lalu dia hembuskan perlahan. Lelaki manis itu lalu melempar senyum hangat kepada Chris.

"Hi, Chris? How was your day?"

Chris tidak menjawab. Dia hanya menatap Hyunjin tajam tanpa berkedip.

Hyunjin berusaha sebisa mungkin agar tidak takut. Jujur saja, sebenarnya jantungnya berdegup sangat kencang saat ini. Dia sedikitnya khawatir dengan kemungkinan-kemungkinan terburuk yang akan terjadi.

"Mau minum? Aku tadi membeli dua cup teh. Yang satu untukmu tapi kau baru datang sekarang. Ini. Mau kau minum?"

Hyunjin berujar dengan hati-hati.

Namun Hyunjin tersentak kaget ketika gelas plastik teh dingin itu Chris lempar ke lantai hingga cairan kecoklatan itu mengotori lantai.

Ini bukan pertama kalinya Chris bersikap agresif di hadapannya, namun ini pertama kalinya Chris semarah ini di hadapannya hingga sampai ke level merusak barang.

Hyunjin tidak boleh takut. Dia memberanikan diri untuk meraih jemari Chris dan menggenggamnya dengan lembut.

Chris diam saja. Hyunjin bersyukur pria itu tidak melawan.

"Chris, kau hanya lelah. Bagaimana kalau kita pulang sekarang? Atau masih ada hal yang perlu kau kerjakan? Aku bisa menemanimu kalau kau mau."

Tanpa henti Hyunjin memberi sentuhan-sentuhan menenangkan pada tangan Chris.

Chris menunduk, mukanya melemas. Matanya terasa panas, tenggorokannya tercekat.

Mimpinya tadi malam, dia ingat itu. Juga bagaimana Hyunjin yang tetap sabar dan telaten menghadapinya walaupun dia yakin sudah berkali-kali dia buat lelaki manis itu ketakutan.

Chris benci karena dia tidak bisa membenci Hyunjin.

Namun dia sadar kembali akan pikiran awalnya. Bahwa kehadiran Hyunjin malah akan memperburuk kehidupannya.

Hyunjin telah bertindak salah. Lelaki manis itu harus diberi pelajaran.

Kini Chris balik meraih pergelangan tangan Hyunjin.

Sepertinya cengkeramannya terlalu erat hingga lelaki manis itu sedikit meringis menahan sakit.

"Hyunjin, ayo ke rumahku sebentar."




monster

Monster ㅡ chanjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang