R E A N O - 12

120 5 0
                                    

Don't forget to vote, comment, and share with ur friend:)

Seorang laki-laki duduk termenung di balkon apartemennya sambil ditemani dengan sebuah coklat panas dan tak lupa dengan sebuah putung rokok yang sedang dihisabnya saat ini.

Ia menatap indahnya malam ini, dengan bintang yang kerlap-kerlip menghiasi langit. Tak luput dengan bulan yang bersinar terang malam ini dan dinginnya angin malam yang berhembus pelan. Suasana malam ini bisa digambarkan damai dan sejuk, tapi berbanding terbalik dengan lelaki itu. Suasana hatinya tak bisa dikatakan baik-baik saja, ia selalu merasa bimbang setelah bertemu dengan wanita paruh baya, yang tak lain adalah ibunya?

Lelaki itu bingung, apakah ia harus menerima tawaran mamahnya itu, sungguh dihatinya masih terbelit rasa sayang sebagai seorang anak kepada ibunya, tapi sisi lain hatinya juga merasa kecewa dengan apa yang telah mamanya lakukan beberapa tahun yang lalu, sudah lama sekali, ah membayangkannya membuat merinding dan juga emosi?

Itulah yang dirasakan Reano saat ini, ia bimbang. Ia takut salah untuk mengambil langkah, ia enggan membuka kembali luka yang telah ditorehkan oleh wanita itu. Tetapi tak dapat dielakan jika ia merasa 'nyaman' ketika berada di dekat wanita itu, yang tak lain adalah ibunya. Rasa sayang yang kuat antara ibu dan anak walaupun berbagai luka telah tercipta.

"Gak ada salahnya buat ngebuka lembaran baru kan" monolognya.

Setelah mengatakan itu, ia segera mematikan putung rokoknya dan membuangnya ketempat sampah. Ia pun segera menghabiskan coklat panasnya itu dan segera masuk ke kamar untuk bersih-bersih diri.

Disisi lain, seorang gadis tengah berkutat dengan alat-alat lukisnya, memang benar ia mempunyai bakat melukis. Tapi sangat disayangkan, orang tuanya tak setuju ia mengembangkan bakat yang ia miliki itu. Tapi ia tak peduli, toh mereka juga ga ada disisi gadis itu, mereka tidak tau kan...

Kali ini gadis itu melukis indahnya malam ini, dengan gedung-gedung yang menjulang tinggi. Tangannya seakan menari diatas kanvas itu. Angin malam seakan membantu ia untuk menyelesaikan lukisannya, sungguh nyaman, batinnya.

Ia melukis seorang anak laki-laki yang sedang duduk di balkon apartemen, hanya ia seorang diri yang ada diluar. Ia melukis lelaki itu sedang bermain sebuah gitar dan ditemani oleh secangkir minuman, intinya itu lah...

"Indah", gumamnya setelah ia melesaikan lukisannya itu.

Sebelum ia masuk ke kamarnya, ia merapikan alat-alat lukisnya dan menikmati sebentar hembusan angin malam yang sangat menenangkan ini.

***

Seorang gadis telah siap dengan seragamnya yang menandakan ia sudah siap untuk sekolah hari ini.

Ia segera menuruni anak tangga untuk sampai di ruang makan. Ekor matanya tak sengaja menangkap gambar dua orang paruh baya, mereka adalah kedua orang tuanya.

Ia tak menghiraukan keberadaan mereka dan langsung mengacir ke ruang makan yang sudah ada Bi Ranti disana.

"Pagi Bu" sapanya.

"Eh.. Pagi non"
"Ini sarapannya sudah siap" ucap Bi Ranti seraya menyodorkan piring yang diatasnya sudah tersedia dua potong roti tawar berelai tentunya.

Ia mengangguk dan mulai memakan roti tawar berselai coklat itu, tentunya sambil duduk loh yaa...

Orang tua gadis itu menyusul putrinya untuk sarapan bersama. Gadis itu hanya meliriknya singkat kemudian fokus lagi pada sarapannya.

"Bagaimana sekolah kamu?" tanya Krisdian~ papanya.

"Biasa aja" jawab Alexa tak acuh. Raut wajahnya sangat menandakan bahwa ia tak suka padanya.

"Mengapa kau menjawab seperti itu!" tanyanya dengan nada yang sedikit meninggi.

"Peduli apa anda!!" jawab Alexa tak kalah tinggi.

"Kau-" sebelum papanya menyelesaikan perkataannya, Alexa langsung menyelonong pergi meninggalkan ruang makan tanpa menghabiskan rotinya.

"Udah mas" ucap Sandra~mama Alexa menenangkan seraya mengusap-usap punggung kekar suaminya itu.

"Dilanjut ya mas, sarapannya" ucap Sandra lagi.

Alexa segera pergi ke depan kompleks perumahannya untuk naik angkot. Tak butuh waktu lama, ia mendapatkan angkot yang tidak terlalu ramai dan juga sepi.

Di dalam angkot, Alexa memainkan ponsel miliknya, ia memainkan sebuah game anak-anak. Oh tolonglahh, tak salah juga kan wkwk....

Saat sedang asik memainkan game itu, tiba-tiba tubuh Alexa hampir terjungkal kedepan karena angkot yang ditumpanginya berhenti mendadak. Oh ad apa ini~pikirnya.

Supir angkot menoleh kebelakang dan berkata bahwa angkotnya mogok tiba-tiba. Supir angkotpun tak tau mengapa angkotnya itu tiba-tiba mogok.

Semua penumpang mengeluh dan segera keluar dari dalam angkot. Mereka ada yang mencari angkot lain, ada yang memesan ojol, bahkan meminta jemput.

Alexa hanya dia terpaku beberapa menit disitu, ia bingung. Jarak dia kesekolagh sebenarnya tak jauh, hanya tinggal nelewati tikungan didepan kemudia lurus, sampai deh. Tapi apa daya, waktu yang menandakan gerbang akan ditutup 10 menit lagi, jika ia berjalan kaki akan menempuh waktu sekitar 20 menit. Jika ia lari? Ia tak mau! Males si alasanya, lebih baik ia terlambat.

Ia memutuskan untuk berjalan kaki saja, ia sesekali melirik jam yang ada di pergelangan tangannya, gawat 5 menit lagi dan ia baru sampai di tikungan. Masih cukup jauh jarak sekolahnya.

Saat sedang asik berjalan dan sesekali bersenandung kecil, tiba-tiba ada motor sport berhenti tak jauh dari ia berdiri. Alexa tak tau siapa itu, yang ia tau... Dia seorang laki-laki, wajahnya tertutup oleh helm fullface nya. Alexa mengangkat sebelah alisnya bingung ketika lelaki itu menyuruhnya untuk naik.

Alexa mendekat ke arah lelaki itu, "Lo siapa?" tanyanya ketika telah berada di sampingnya.

Lelaki itu tak membalas pertanyaanya dan malah membuka helm fullface nya langsung.

Alexa tentu saja terkejut melihat rupa lelaki itu.

"Dia-" batin Alexa.

Aku update lagi:)
Love u all❤

REANOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang