[ 6 ] Promise me

587 121 25
                                    

Haii..
Aku update sebagai hadiah karna support kalian tadi.

Makasih banyak, makasih banget. Aku janji bakal terus memperbaiki diri kedepannya dan berhenti ngeluh dan berpikir berlebihan.

Semoga hari kalian juga selalu baik ya..
Apapun yg kalian rencanakan semoga berjalan sesuai harapan. All the best for you guys❤

* Happy Reading.

Ps. Kasih tau aku kalo ada typo ato bagian yang gak nyambung.



      Sepanjang jalan Jungkook terus menyembunyikan kedua tangannya kedalam saku jaket tebalnya.

Hari sudah larut tapi dia belum berniat pulang. Perdebatannya dengan Seohyun pagi tadi masih membekas dan menyita banyak pikirannya.

Melihat kondisi Seohyun pagi tadi juga membuatnya berpikir bahwa selama ini ia belum memenuhi kebutuhan gadis itu.
Morning Sickness yang Seohyun alami membuatnya sadar masih begitu banyak hal yang perlu ia urus sekarang.

Disisi lain ia juga memikirkan keputusan Seohyun untuk putus kuliah, ia sempat ragu bahwa dia harus kuliah sementara Seohyun memilih menghentikan pendidikannya. Apa itu terdengar egois? Tapi disisi lainnya justru itu adalah suatu kewajiban, jika dia memilih bekerja serabutan terus maka itu tidak akan cukup untuk tabungan mereka.

Mereka, sejak kapan Jungkook menggunakan kata itu? Mereka, dalam konotasi ini berarti Dia, Seohyun dan anggota keluarga kecil yang belum lahir.

Kapan kiranya ia bisa lihat si kecil itu?

Jungkook tersenyum kecil atas pikiran konyolnya sendiri itu.

Baiklah, dia jadi ingat sesuatu sepertinya dia juga butuh bantuan seseorang.

" Halo, Bibi Shin. Boleh aku minta tolong?" ujarnya ketika panggilan terhubung pada bibi pemilik toko dekat rumahnya.



***

Jungkook sampai di depan minimarket.
Kakinya segera melangkah masuk untuk mencari segala perlengkapan yang ia butuhkan.

Persediaan makan, bumbu dapur, makanan instan, semua sudah ia rinci berdasarkan informasi dari Bibi Shin.
Tentu saja, apa yang bisa diharapkan pada pemuda pembuat onar berusia 18 tahun?

Setelah membaca ulang daftar belanja dan merasa segalanya sudah lengkap Jungkook menuju meja kasir, masih ada beberapa antrian didepan.

Pandangannya yang mengitar tiba-tiba menemukan sebuah rak dengan tumpukan susu ibu hamil,

Perlukah?

Jungkook membawa trolinya mendekat, mengambil sekotak susu itu dan membaca keterangannya,

"Berapa usianya ya? Di hitung mingguan ya? Apa dihitung sehari setelah kami melakukannya. Eh..." Jungkook refleks menutup mulutnya sendiri.

Apa-apaan yang ia ucapkan tadi?

Kemudian jarinya mulai mengitung hal paling konyol yang mungkin tidak pernah ia duga sebelumnya.
"Apa bedanya trimester satu dan dua?" tanyanya pada diri sendiri.

"Yasudah, aku ambil ini saja." gumamnya sambil mengambil salah satu kotak itu dan kembali ke antrean kasir.

Bunyi bisik-bisik para ibu-ibu di belakang Jungkook sempat sedikit mengusiknya, begitupun pandangan nona penjaga kasir yang senyum-senyum entah mengapa.

"Anda sendirian, tuan." tanya wanita muda kasir itu.

"Hm.." Gumam Jungkook sambil mengangguk.

Setelah senyum aneh itu, tiba-tiba wanita itu agak terkejut dengan mulut mengangga dan bahu yang mendadak merosot.

HIRAETH - JJK [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang