[17] Comeback Home

606 102 26
                                    

Makasih yang selalu stay sama HIRAETH yaa..






Happy Reading





Seohyun kembali berdesis, untuk kesekian kali ia membanting pisau dapurnya hanya karna bentuk potongan yang salah. Kepalanya tiba-tiba pening, sesuatu mendesak relung hatinya hinga begitu menyesakkan dan ia merasakan nyeri yang luar biasa. Diiringi itu, ringisannya mulai terdengar, airmata perlahan merembes turun karna desakan perasaan cemas yang tidak karuan. Bagaimana menjelaskannya? Sejak pertemuannya dengan Im Yoona, Seohyun menjadi sangat tidak nyaman. Perasaannya jadi kesal dan sedih tiba-tiba mengingat setiap ucapan tajam itu. Dan yang paling mengganggu adalah ucapan terakhir itu.
Seohyun mau tak mau juga berpikir apakah benar yang Yoona katakan? Apa memang begitu kenyataannya?
Gadis itu kembali menghela napas, biar bagaimanapun ia tetap harus mempertahankan pemikiran positifnya demi kesehatan bayinya.

-
-
-

       Jungkook pulang larut. Untuk ke sekian kalinya pemuda itu terlihat begitu lelah dan rautnya tidak bersahabat. Mungkin efek kelelahan jadi sejak kepulangannya hingga kini sedang menyantap makan malam di meja bersama Seohyun pemuda itu masih membisu. Cara makannya juga tidak selahap biasanya.
Menyadari itu Seohyun menjadi semakin khawatir, tangannya sudah memilin ujung dress yang ia gunakan. Menetralisir kegugupan di tengah desakan pertanyaan yang mengantre dengan ricuh dalam pemikiran.
“Jungkook,” panggil gadis itu pada akhirnya.
Jungkook yang terlihat sedang tidak berselera hanya mengangkat kepalanya tanpa menjawab panggilan Seohyun.
“Emm... Itu..., apa, apa makanannya tidak enak?”
Jungkook otomatis menggeleng, “Tidak, maksudnya bukan itu. Ini enak.” Jawabnya kelabakan. “Maaf, tapi aku hanya sedang kehilangan selera makan.”

“Apa ingin kubuatkan sesuatu yang lain?”

“Tidak, tidak perlu.” Jawab Jungkook cepat. Dan Seohyun membalasnya dengan anggukan.

“Apa harimu buruk?”

“Iya, sedikit.”

“Ingin bercerita?”

“Tidak. Belum, belum saatnya.”

Gadis itu kembali mengangguk, tidak ada yang bisa ia lakukan jika memang sang empu masih menolak. “Ya sudah, aku akan ke kamar dulu.”

Biasanya malam sebelum tidur setelah mereka memutuskan tidur sekamar Jungkook dan Seohyun akan mengisi malam dengan perbincangan hangat, bercanda, atau hanya untuk bercengkerama mengakrabkan diri. Namun malam ini benar-benar menjadi malam yang sunyi.
Tidak ada yang mereka bicarakan, tidak ada yang mereka ingin bagi. Yang ada hanya kesunyian ketika mereka berbaring saling memunggungi. Saling diam tidak berminat mengucapkan sepatah kata pun. Padahal keduanya belum terlelap sama sekali.
Bagaimana jika dia masih menyukai mantannya?
Atau, bagaimana jika dia masih mencintainya?
Apa sekarang aku terlihat begitu murahan?
Aku memberikan diriku sekali lagi, padahal bukan aku yang ada dihatinya.
Pemikiran-pemikiran itu terus menyelimuti Seohyun. Sekeras apa pun ia mencoba menepisnya nyatanya egonya lebih dulu menang dengan tidak membicarakan apa pun pada Jungkook.

-
-
     Pagi itu datang lebih cepat dari biasanya. Setelah saling diam sejak semalam rupanya keheningan itu masih berjalan hingga sekarang. Bahkan pagi tadi ketika Seohyun membuka mata ia tidak menemukan Jungkook disampingnya. Pemuda itu sudah terbangun entah sejak kapan, Seohyun menemukan Jungkook berbaring di sofa depan bersama tumpukan buku pelajaran berserakan di atas diaras meja.
Haruskan Seohyun merasa iba? Iya, dia jadi merasa menyesal dan akhirnya mencoba menjernihkan pikiran bahwa Jungkook mungkin sedang menghadapi masalah di kampus jadi ia tidak bisa fokus padanya.
Jadi, setelah dengan sepenuh hati menyiapkan sarapan istimewa Seohyun berniat memperbaiki hubungan mereka yang hampir terasa seperti pertama kali di jalankan. Kaku dan membosankan. 

“Jungkook, sarapan dulu.” Ujarnya ceria. Memanggil Jungkook yang masih merapikan diri di kamar. Aroma harum dari pelembut pakaian yang terakhir kali Seohyun pakai menjadi penyambut kedatangan Jungkook dari balik pintu.

“Apa aku terlalu lama?” tanya Jungkook begitu mendudukkan diri di meja makan.

Seohyun menggeleng antusias, “Tidak kok.”

“Baiklah,” pria itu menyendok dengan lemah setiap suap makanannya.

“Apa makanannya enak?”

Jungkook mengangguk pelan. “Iya,”

“Makan yang banyak, ya. Semoga harimu menyenangkan.”  Ujar Seohyun lembut.


HIRAETH - JJK [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang