[13] Another part of Us

672 120 32
                                    

   

Another part of us is missing by distance
Another part of us is just a peace of broken wings
Another part of us is still need a sweet place called Home.

*JANGAN JADI SILENT READERS


Happy Reading




      Seohyun mendadak linglung. Gadis itu seharian ini berasa ingin uring-uringan. Jungkook tidak keluar dari kamar. Bahkan sepertinya pemuda itu bolos kuliah juga sehingga tidak menampakkan dirinya sama sekali.
Makanan yang Seohyun siapkan sejak pagi utuh, dingin dan tak tersentuh. Tidak ada pergerakan dari ruang kamar yang pemuda itu huni.

Ia jadi ikut penasaran sekaligus kesal. Apa yang sebenarnya terjadi pada pemuda itu? Kenapa? Ada apa? Ia tidak merasa membuat kesalahan namun dengan mudahnya Jungkook membuatnya merasa jadi manusia paling bersalah dibumi.

Pukul enam sore dan perasaan Seohyun tidak bisa tenang sedikitpun. Gadis itu menggigit bibir berkali-kali dengan perasaan cemas.

"Dasar menyebalkan! Katanya mau memperbaiki hubungan tapi sekarang malah menghilang!" gerutunya.

Seohyun menghembuskan napas lelah, "Apa dia pikir hanya dia yang bisa marah-marah? Apa cuma dia yang bisa mendiami orang begini!"
Kali ini gadis yang mulai sebal itu berdecak sinis.
"Baiklah, kalau begitu dia juga harus tau seperti apa mengerikannya ibu hamil kalau sedang marah."

Selaras itu Seohyun langsung melangkah keluar dari kamarnya dengan tergesa. Secara berani melewati dapur yang mana menjadi pemisah kamarnya dan kamar Jungkook.

Ia juga lelah, pria itu moody dan hobi membuat orang lain patah semangat. Seohyun pikir sifat jahat pemuda itu sudah berubah. Nyatanya tidak sama sekali. Jadi, ketika kini Jungkook bersikap super aneh, dingin dan menyebalkan setidaknya Seohyun juga harus tau kenapa.

Maka setelah dengan stagnan berdiri di depan pintu, gadis itu mengangkat tangan hendak mengetuk pintu, namun celah yang terbuka di pintu itu membuat Seohyun menghentikan niatnya,

Jungkook tidak menutup pintunya?

Atau jangan-jangan pemuda itu malah sudah pergi dari rumah ini tanpa pamit?

Pemikiran abstrak itu muncul begitu saja, membuat Seohyun dengan gegabah membuka pintu lebih lebar dan memasuki kamar itu tanpa izin.


       Hal pertama yang Seohyun dapati adalah ruangan yang begitu gelap berhawa dingin yang menusuk. Jadi Seohyun beranggapan bahwa pemuda ini menyetel AC dengan suhu sangat rendah.

Kamar itu benar-benar gelap. Tirai-tirai ditutup rapat dan semua lampu dimatikan. Masalah lain adalah karna Seohyun belum pernah masuk kamar ini sama sekali. Tidak ada yang ia tahu tentang ruangan privasi milik pemuda ini. Jadi langkahnya harus sangat berhati-hati, takut jika ada benda yang ia tabrak atau bahkan ia rusak.

"Jungkook-ssi..., kau didalam?" tanyanya pelan sambil terus melangkah dalam.
Tidak ada jawaban, membuat Seohyun semakin yakin bahwa pemuda itu mungkin sudah meninggalkan kamarnya ketika ia tidak mengetahuinya.

Seohyun sudah hendak kembali sebelum sebuah tangan mencekal pergelangan tangannya hingga ia memekik nyaring dan mencoba menarik paksa tangannya.

"Aaaa...." Ia sudah histeris,
namun suara familiar yang terdengar selanjutnya menghentikan perlawanan Seohyun secara otomatis.

"Seohyun. Ini hanya aku." nada suara Jungkook terdengar lebih sengau dan serak.

Secara otomatis tangan Seohyun terulur untuk memukul bahu pemuda itu. "Dasar menyebalkan! Kau sedang tidur atau latihan mati sih!" bentak Seohyun.

HIRAETH - JJK [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang