Selamat membaca
Enjoyy***
Pukul tujuh malam. Mama duduk nyaman di depan TV menonton acara serial drama Filipina yang terkenal sampai tayang di TV Indonesia. Aku ikut menemani Mama menonton. Aku tidak begitu menyukai serial drama itu. Sejak tadi aku membaca materi buku pelajaran dan menjawab soal latihan untuk persiapan mengikuti test. Masakan untuk makan malam sudah beres karena aku membantu Mama masak. Kami selalu menunggu ayah pulang lalu kami akan makan malam bersama.
"Ma Ra, besok ke rumah Galen lagi sama Cecill."
"Mau ngapain? Main? "
"Aku mau daftar test kuliah sama Cecill. Di rumah Galen ada Wi-Fi cepet pula."
"Yasudah tidak apa-apa."
Suara mobil memasuki halaman terdengar.
"Nah itu Ayah pulang. Tepat waktu sekali, persis serial dramanya habis. Ayahmu itu bisa mengomel kalau lihat Mama keseringan menonton. Apalagi menonton sinetron indonesia yang ceritanya KDRT, perselingkuhan, percerian. Ayah mu bisa langsung marah." Mama tertawa lalu bangkit berdiri.
"Ra, tolong siapkan meja makannya. Setelah Ayahmu mandi lalu kita makan malam bersama."Makan malam.
Ayah selalu mencomot semua topik pembicaraan. Mulai dari masalah pekerjaannya di kantor, kasus yang di tangani, bahkan mesin cuci Mama yang hendak rusak juga menjadi topik pembicaraannya. Aku hanya mendengar percakapan Ayah dan Mama sambil menikmati makan malam. Tiba-tiba Ayah mengganti topik pembicaraan mengenai pendaftaran kuliah.
"Ra, kapan pendaftaran kuliah dibuka?""Sudah buka sejak satu minggu yang lalu, pendaftaran ditutup satu bulan kemudian."
"Apa kamu sudah daftar?"
"Besok aku dan Cecill ke rumah Galen, untuk mendaftar. Karena di rumah Galen ada Wi-Fi cepat pula."
"Bagus. Jangan sampai telat mendaftar. Dan jangan lupa untuk belajar Ra."
"Ra, tadi sudah belajar Yah." Jawan Mama kali ini.
"Wahhh, bagus deh."
Aku memikirkan sesuatu, perasaan tidak percaya diriku mulai muncul. Bagaimana nanti jika aku tidak diterima. Aku memberanikan diri untuk menanyakan soal ini ke Ayah.
"Bagaimaan nanti jika aku tidak diterima? "
Ayah dan Mama sontak kaget mendengar pertanyaan ku dan langsung menoleh ke arah ku.Ayah tersenyum.
"Tidak apa-apa Ra, Ayah mu ini tidak akan marah. Asalkan kamu telah berusaha semaksimal mungkin dan semampu kamu bisa Ayah sudah senang sekali.""Iya Ra, apapun hasilnya nanti serahkan semua pada Tuhan. Rencana Tuhan bukanlah rencana kita. Kita sebagai manusia hanya bisa berusaha Ra." Mama meyakinkanku.
Aku menatap wajah kedua orang tua ku. Tatapan wajah mereka seperti tulus kepadaku. Hanya dengan mendengarkan perkataan mereka perasaan tidak percaya diri ku seolah-olah hilang diterpa angin.
Aku sungguh bersyukur memiliki kedua orang tua yang mengetahui kekurangan dan kelebihan ku ini. Tidak pernah memaksakan ego mereka, tidak pernah membandingkan ku dengan yang lain, dan selalu mengerti apa yang aku inginkan. Entah apa yang membuat mereka bangga dengan ku, gumam ku dalam hati padahal aku ini belum bisa membahagiakan mereka berdua."Jikalau kamu tidak diterima, kamu masih bisa daftar di sekolah lain Ra, di swasta pun Ayah tidak keberatan."
Gumam ku dalam hati, tidak mungkin jika harus universitas swasta karena biayanya pasti sangat mahal sekali. Aku merasa kasian dengan Ayah. Ayah ku sudah tua dan pernah jatuh sakit, keuangan keluarga kami sangat menurun drastis ketika Ayah sakit, bahkan setelah Ayah mulai sehat dan kembali bekerja kondisi keuangan keluarga tetap menurun. Meskipun Ayah tidak pernah bilang masalah keuangan, tapi aku tau kondisi finansial sangat tidak memadai jika harus universitas swasta. Aku bingung sekali dengan keadaan ini. Di suatu sisi aku sangat ingin kuliah meskipun universitas swasta, tetapi di sisi lain aku merasa sangat kasian dengan Ayah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mulai Dari 0
Genel KurguKisah ini bukanlah kisah menyenangkan maupun romence.Tetapi kisah penuh pilu, kesusahan, dan penderitaan, karena ditinggal orang tua. Lantas apakah Sara yang memiliki sifat tidak percaya diri, pemalu, dan sulit bergaul, bisa menjalankan hidup sebata...