Try

55 21 0
                                    

"Selamat pagi hati yang terus menanti kabar yang tidak pasti"

⚠ WARNING!
TYPO BERTEBARAN

● A R I N ●

Arin berjalan menyusuri koridor yang sepi.

''Aku udah bener kan?' Pikir Arin.

''Lo terlalu baik, Arin! Gue gak suka sama sifat lo yang ini!'' Pikiran jahat mengelaknya.

''Bukannya gue emang gak berhak bahagia? Jadi, mending dia gak usah sama gue''

"I just warn you once time, kalo lo masih bersikap kek gini, gue yang akan mendominasi diri lo. Karna gue, lo bakal bahagia"

"No! You just hurt everyone. I dont like you!"

"Siap gak siap, do every dumb things and i will take control of this"

"Enggak! Pergi lo!"bayangan jahat itu terus menakuti Arin seakan akan Ia ingin mencekik Arin. Arin mengibaskan tangannya.

"Pergi lo!" Jerit Arin lagi.

"Go away please, you hurt me anymore" rintihan pilu Arin sangat menyayat hati. Arin takut, takut kepada 'dirinya'. Takut 'dia' akan menyakiti orang terdekatnya. Takut 'dia' akan lepas kendali. Takut, Arin sangat takut. Takut untuk kehilangan orang orang yang dia sayangi.

Dan perlahan suasana di sekelilingnya menggelap. Dan tubuh Arin ambruk, di lorong sepi sekolah, dengan hati dan pikiran yang hancur. Untuk kesekian kalinya.

● A R I N ●

Genta berlari dengan sangat cepat menuju ruang kesehatan sekolah. Berkali kali ia tak sengaja menabrak beberapa siswa yang sedang berdiri di koridor. Ia sangat panik ketika mendengar dari Reza, Arin ditemukan pingsan di koridor menuju laboratorium oleh seorang siswa yang ingin ke WC.

Wajah cemas itu tak henti hentinya mengeluarkan keringat, akibat berlari.

"Rin?" Panggil Genta sembari memasuki UKS. Genta menatap sekeliling ruangan tersebut, mencari dimana keberadaan gadisnya. Ya gadisnya.

Ruangan tersebut tampak lengang, hingga akhirnya ia menemukan Arin. Gadisnya yang sedang meringkuk ketakutan di pojok ruangan.

"Go away! Im scared" jerti Arin sambil mengibaskan tanganya. Arin berjerit jerit ketakutan. Genta terkejut sembari mendekatinya.

"Hei, are you okay?"

"No! Go, i will hurt you, just go!" Jerit Arin lagi.

"You wont to hurt me Rin, im here. I never let go"

"GO!" Jerit Arin kali ini ia mengambil gelas yang ada di atas meja uks dan melemparnya, namun sayang, Genta lebih dahulu menangkap gelas tersebut. Lalu Arin kembali pingsan.

Genta menunggu terus menunggu. Sebuah tangan mengetuk kepalanya. Genta tersadar.

"Kenapa gue bisa ada disini, Gen?" Tanya Arin.

Genta tercengang," Lo tadi ditemuin pingsan oleh anak anak, terus dibawa ke Uks. Terus pas gue kesini, lo ngamuk ngamuk gitu. Sampe hampir aja lo ngelempar gue pake gelas, trus gue tangkep deh gelasnya. Terus lo pingsan lagi deh"

LDS (1): ARINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang