9. Malam Terakhir di Buper dan Hari Terakhir

0 0 0
                                    

Semua peserta buper tampak sedang mengganti bajunya dengan baju pramuka. Armel, Mimi, Adit, Dimas dan Alif tampak mengelilingi buper.

"Mas, kita mau permen kapas"ucap Mimi
"Kalian kayak anak kecil aja"ucap Dimas membeli permen kapas untuk Mimi dan Armel. Setelah permennya dibeli, mereka semua lanjut jalan.

"Ye, dikacangin kitanya"ucap Adit
"Hehehe, kalian dibelakang aja, jangan tinggalin kita"ucap Armel

Mereka lanjut jalan, Armel melihat rombongannya Fakar sedang dibelakang tendanya. Armel melihat sekilas kearah Fakar lalu membuang muka setelah ia melihat Listia mengajak Fakar jalan-jalan juga.

"Assalamualaikum, boleh gabung ?"tanya Rizky mendekati Armel dan Mimi bersama Fakar
"Waalaikumsalam, boleh kok"ucap Mimi
"Aisyah, ini buat kamu"ucap Fakar memberikan kopi dingin pada Armel
"Ekhem, kak Armel, siapa tuh ?"ucap Dimas menggoda Armel
"Dimas"ucap Armel memelototkan matanya ke Dimas
"Ekhem Armel, kasihani lah para jones disini"ucap Adit
"Kalian apa-apa an sih ?"ucap Armel menjadi malu.

Mereka masih mengelilingi buper sampai acara api unggun akan dimulai.

"Aisyah, tunggu"panggil Fakar
"Ada apa gus ?"tanya Armel
"Hari ini malam terakhir kita dibuper, aku mau ngajakin kamu beli gelang sama, buat kenang-kenangan"ucap Fakar
"Habis api unggunan, kita ketemu disini lagi"ucap Armel
"Oke"ucap Fakar
"Ning Armel, Mimi nya jangan ditinggal ya"ucap Rizky
"Hehe, iya, kita duluan yah, assalamualaikum"salam Armel dan Mimi pergi
"Waalaikumsalam"jawab mereka

Mereka sangat riuh, sampai akhirnya api unggun pun dinyalakan. Mereka sama-sama nyanyi api unggun. Setelah itu bunyi petasan disetiap sudut terdengar.

Armel dan Mimi mengabadikan moment itu, Armel asyik merekam, ia tak sadar jika Fakar ada didekatnya.

"Aisyah"panggil Fakar, Armel melihat kekanan, ada Fakar disana. Ia tak sengaja merekam wajah Fakar. Langsung ia matikan kameranya dan memandang Fakar.

"Yok"ucap Fakar. Mereka berempat pergi membeli gelang untuk kenang-kenangan.

Mereka langsung memakainya dan memfotonya. Tangan mereka berempat, berada disatu gambar.

"Kita foto dulu yuk"ucap Rizky
"Fotoin saya sama Aisyah dulu, habis itu saya fotoin kamu, baru kita foto sama-sama"ucap Fakar
"Oke"ucap Rizky memfotokan Armel dan Fakar. Lalu gantian hp Armel, baru Rizky dan Mimi, setelah itu mereka selfi.

Posisi selfi mereka Fakar yang memegang hpnya, Armel disamping Fakar, dibelakang Fakar ada Rizky dan disamping Rizky atau dibelakang Armel ada Mimi. Mereka berfoto, setiap handphone dua foto dan dua gaya.

"Banyak banget fotonya, jangan lupa kirim yah"ucap Mimi
"Mimi, aku boleh gak minta nomor WA kamu ?"tanya Rizky
"Boleh"ucap Mimi
"Ini"ucap Rizky memberikan handphonenya pada Mimi.

"Aisyah, kita selfi yuk"ajak Fakar. Mereka berdua selfi dengan Fakar yang memegang kameranya. Setelah mereka habis foto-foto, Armel membeli minuman bersama Mimi, Fakar dan Rizky balik ketenda.

Hp Armel berbunyi terus, Armel tidak melihatnya karna itu pasti Fakar yang mengirim foto.

***

Keesokan harinya, mereka siap-siap akan kembali kerumah mereka masing-masing. Ketika Armel dan yang lain ingin kemobil. Ada dua orang dari depan berlari kearah Armel dan Mimi.

Armel dan Mimi berhenti melihat kedua orang itu yang rukuk didepan mereka dengan nafas yang tersenggal-senggal.

"Kalian kenapa ?"tanya Mimi
"Kita...hosh...cariin, kalian hosh dari tadi"ucap Rizky

Mereka berdua mengatur nafas baru berbicara.

"Aisyah, aku mau ketemu kamu habis pulang dari sini, aku sherkloc besok, ini buat kamu, dah sampai jumpa Armel Aisyah"ucap Fakar
"Aku juga Mi, ini buat kamu, sampai jumpa Mimi Ernida"ucap Rizky
"Makasih, sampai jumpa Ahmad Fakarrudin Attar"ucap Armel berat
"Makasih, sampai jumpa Muhammad Rizky"ucap Mimi juga berat.

Wajah tampan pria itu menari-nari dipikiran Armel dan Mimi begitu juga sebaliknya.

"Kami akan belok kekanan, kalian luruskan ?"tanya Fakar dan mereka berdua mengangguk
"Mari, kami tidak akan melihat kebelakang dan kalian jalan melirik kekanan"ucap Fakar
"Setuju"ucap mereka mulai pergi ketujuan mereka masing-masing.

Mereka masuk ke tujuan masing-masing dan pergi dari buper. Armel sampai dirumahnya, tidak ada orang dirumah. Ia bersih-bersih, setelah itu Armel pergi lagi

Armel lalu pergi menuju pondok dengan mobilnya. Setelah sampai pondok, ia langsung kendalem abah Jalal.

"Assalamualaikum"salam Armel masuk kendalem
"Waalaikumsalam"jawab mereka semua
"Eh, Armel"ucap umi Fatimah. Keluarganya tampak berkumpul. Armel menyalami mereka satu persatu
"Apa kabar sayang ?"tanya kakeknya
"Baik kek"ucap Armel duduk disamping kakeknya
"Capek gak ?"tanya abinya
"Capek bi"ucap Armel
"Kamu masih inget perjanjian kita ?"bisik kakeknya
"Inget kek, tapi besok Armel mau ketemu temen bentar, Armel pergi sama Mimi"ucap Armel
"Oke, itu mah gampang"ucap kakek.

Armel terkekeh pelan dan memeluk kakeknya.

Disisi lain.

Fakar masuk kekamarnya dan membersihkan tubuhnya. Setelah itu ia kebawah menemui kedua orang tuanya.

"Umi abi"panggil Fakar
"Fakar"panggil abinya

Fakar menyalami kedua orang tuanya.

"Fakar, duduk, ada yang mau abi bicarakan sama kamu"ucap Abi
"Ada apa bi ?"tanya Fakar
"Abi menjodohkan kamu sama anak temennya abi"ucap abi
"Owh"ucap Fakar santai
"Apa ? Jodohin Fakar ?"tanya Fakar baru sadar dan kaget
"Fakar, besok kita ketemu sama keluarga mereka"ucap abi
"Abi, abi gak pernah cerita"ucap Fakar
"Maafin abi Fakar, ini demi kebaikan kamu"ucap abi

Fakar hanya diam dan mulai melamun. Ia sungguh terkejut atas keputusan abinya. Ia pun kembali kekamarnya. Fakar menghidupkan layar handphonenya. Terpampang gambarnya yang sedang berfoto gaya candit. Ia membuka kunci layar handphonenya, disana terpampang gambar seorang wanita. Dia juga bergaya sama seperti Fakar, melihat kayu-kayu didepannya yang sudah dirakit dan tersenyum. Gambar yang diambil dari samping itu membuat Fakar tergila-gila.

Aku masih bertanya, kamu siapa ? Dalam lamunanku, dalam tidur, dalam sepi, dalam sunyi, hanya wajahmu yang hadir dan mengisi kesendirian ku. Armel Aisyah, masih aku tanyakan.


Assalamualaikum readers

Jangan lupa vote

Kisah di Balik Bumi PerkemahanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang