.14. Aksi Dua Sejoli

72 18 14
                                    

"Salah lo gombalin Alya, yang ada lo sendiri yang kena batunya alias baper!!"
—Gibran Seano Nahendra—

.



.




.




.

Pagi ini, tampak seluruh guru dan murid berbaris dilapangan untuk melaksanakan upacara. Tampak beberapa murid misuh-misuh sendiri ingin cepat bubar.

Untungnya Pak Jona tidak berlama-lama saat pidato, hanya sekenanya saja namun dimengerti pendengarnya. Tak lama kemudian, tepuk tangan terdengar keras dan akhirnya upacara selesai.

"Pemimpin upacara meninggal ditempat."

"Anjir edan!"

"Geblek bat Alya.."

"Kocak!"

"Liat muka Riel, merah bhahaha. Malu sampe ke ubun-ubun tuh pasti!"

Mendengar ricuhan itu, Alya yang menjadi protokol upacara seketika tersadar dan membenarkan ucapannya. "Pemimpin upacara meninggalkan lapangan upacara."

Alya merutuki ucapannya sendiri. Kenapa bisa melenceng jauh seperti itu. Dari kejauhan, dilihatnya para sahabatnya berlari menghampirinya kala barisan sudah dibubarkan.

"Cieee meninggal," kata Sean dengan bahasa tidak disaring. Dilihatnya Riel mendengus kesal, bersiap menjambak rambut Alya namun Alya terus berlari menghindar sambil tertawa.

"Nanti sebagai permintaan maaf, gue beliin martabak spesial yang manis kaya Riel," ujar Alya yang mendapat sorakan teman-temannya kecuali Riel yang berekspresi sok malu.

"Tapi beliin jus juga ya, Al??" minta Riel yang di angguki oleh Alya hingga gadis itu kembali bersuara. "Hooh. Jus apaan?"

"Jus the way you are."

"Oke, sayang." Balasan Alya lagi-lagi membuat Riel kalah telak. Bisa-bisanya Alya menggoda balik. Didikan siapa itu?

Sean tertawa terbahak-bahak. "Salah besar lo godain Alya, nanti malah baper sendiri kan." Alice, Mikha, dan Arsen tertawa, menyetujui ucapan Sean yang tumben benar.

"Kalian ngapain masih disana?! Masuk kelas!"

Suara Sang kepala sekolah tiba-tiba menginterupsi, membawa sebuah penggaris panjang yang bersiap melayang kapan saja. Buru-buru mereka berlari menuju kelas sambil tertawa receh.



-----




"Hai kak Alya!"

Ketiga gadis yang tadinya hendak melenggang pergi ke kantin, seketika berhenti dan menoleh pada seorang laki-laki yang tersenyum lugu pada Alya.

Alya tersenyum tipis. "Ya? Kenapa?"

Cowok yang diduga adik kelasnya itu menyodorkan sebuah pamflet pada Alya. "Gue disuruh Bu Dara buat serahin ini ke Kak Alya. Disuruh ikut," katanya hingga Alya pun melihat isi pamfletnya.

IF I LOVE MY BESTIE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang