"Gue nikah sama Alya buat jagain dia sekaligus jadi papa buat bayinya. Itu tugas utama gue sekarang."
-Arsenio Xaile Keanno-.
.
.
"Hai."
"Udah lama gak ketemu ya?"
Dengan sigap, Alice langsung mendorong Alya untuk diam dibelakang tubuhnya. Mikha menggenggam tangan Alya, berusaha menjaga Alya sebaik mungkin.
"Kenapa bisa lo bebas?!" bentak Alice dengan amarah meluap-luap. Enam tahun bukanlah waktu yang singkat untuk pertemanan Alice dan Axel, hingga Axel mulai melakukan tindakan bejat untuk pertama kalinya. Hubungan pertemanan mereka merenggang.
"Jangan kira gue masuk penjara, otak gue juga terpenjara. Gue jebol plafon kalau lo mau tau cara gue kabur. Gue manjat tembok teralis besi. Cerdas kan gue?" ujar Axel dengan senyum bangga.
Kedua tangan Alice mengepal kuat. "Apa mau lo sekarang?!" tanyanya berusaha tenang.
"Alya."
Terlihat jelas dari raut wajah Alya bahwa ia ketakutan. Mikha bahkan kini merangkul erat sahabatnya itu.
"Gak akan bisa!"
Ketiganya menoleh kebelakang, mendapati Sean dan Riel tengah berjalan cepat menghampiri mereka. "Gak akan bisa! Gue masih inget kalau lo ngincar tubuh Alya doang," ujar Sean berusaha tenang.
Axel tertawa pelan, menyugar rambutnya ke belakang. "Gue mau Alya, masa bodo dengan anak haram itu."
Bughhh!
Sean dan Riel terkejut kala tangan Alice sudah melayang, meninju kuat rahang Axel. "Katanya otak lo gak ikutan masuk lapas. Apa lo gak inget kalau itu anak lo?! Lo yang nyolok bgst," ujar Alice kesal, sudah tak peduli dengan kata-kata yang ia lontarkan.
"Itu bukan anak gue. Itu anak haram."
Buggghh!!
Mikha mengusap punggung Alya dengan lembut kala ia menyembunyikan wajahnya dibahu Mikha lalu menangis pelan disana.
"Oke! Oke, itu anak haram!" bentak Alice.
Semua teman-temannya terkejut mendengar penuturan Alice. "Lo cerdas kan? Kalau gitu, PERGI SEKARANG! KALAU ANAKNYA HARAM, IBUNYA GIMANA? JALANG? DAN LO MAU SAMA CEWEK KAYA GITU?"
Deg!
"Lice..." lirih Alya pelan.
"Diem, Alya!!" sentak Alice kesal. Axel nampak tersenyum miring. "Lo bahkan ngatain sahabat lo sendiri. Good job," ujar Axel pelan.
Saat itu juga Alice terkekeh sangar dan tak dapat dipungkiri Sean dan Riel yang tadinya ingin jadi pahlawan kesiangan malah menciut dibelakang Mikha.
Alice bertepuk tangan dengan tawa lebarnya. "Yeah, good job to me. Because you will end."
Dor!!
KAMU SEDANG MEMBACA
IF I LOVE MY BESTIE✔
Подростковая литература"Kata orang, kalau mau bikin seseorang jatuh cinta, lo harus bisa bikin dia ketawa. Tapi sialnya, setiap liat lo ketawa, justru gue yang jatuh cinta." Ada kalanya sepasang sahabat harus merelakan yang terbaik untuk satu sama lain. Sama hal-nya...