.26. After Change

96 20 19
                                    

"Ternyata semua cowok memang ada sisi romantisnya ya? Cuma beberapa orang jarang nunjukkin itu, termasuk lo."
-Aurora Alya Savian-

.

.

"Lan, kaya ArYa juga yuk!" -Ramya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Lan, kaya ArYa juga yuk!" -Ramya.
"G." -Alan


.

"Mama."

Ramya yang semula tengah berkutat didapur dengan apron kesayangannya itu langsung menoleh pada Alya yang baru saja memanggilnya. Sebelah alisnya mengernyit seolah bertanya tanpa suara.

"Aku takut."

Merasa ini topik yang serius, Ramya meletakkan pisau dan membereskan cabai yang baru saja ia potong kemudian mencuci tangan. "Takut apa, hm?" tanya Ramya nampak serius.

Alya menghela napas pelan. "Waktu mama hamil Alya gimana?" tanya Alya pelan. Setelahnya Ramya justru tertawa hingga putrinya itu merasa lebih tenang, menganggap respon Ramya itu adalah kunci jawaban secara singkat.

"Tau gak sih? Waktu kehamilan mama udah usia lima bulan, papa kamu tuh mendadak jadi CEO paling rempong sejagad raya. Mama waktu itu minta papa gendong mama naik-turun lift kantor. Terus mama juga pernah suruh papa cium pipi Om Farel," ucap Ramya diiringi kekehan mengingat masa-masa itu.

Alya tersenyum tipis. "Ma, aku dan Arsen lebih tua Arsen kan?" tanya Alya random. Entahlah rasanya ingin bertanya banyak hal pada sang ibu. Ramya dengan senang hati menjawab.

"Kayanya sih kamu." Seketika Alya terkejut, tidak mungkin selama ini ia salah mengingat tanggal ulangtahun. Ramya sangat mengerti akan hal yang dibingungkan Alya.

"Kamu mikirnya Arsen lebih tua karena dia Januari dan kamu Desember kan?"

Alya mengangguk cepat. "Kamu Desember 2002. Kalau Arsen Januari 2003. Ngerti kan? Tanya yang lebih berbobot dah!" ujar Ramya mulai sewot. Alya manggut-manggut mengerti.

"Aku takut ngelahirin. Sakit kan ma?"

"Banget, Al!! Rasanya tuh kaya dicabik-cabik pake pisau paling sadis di dunia," ujar Ramya hiperbola membuat Alya merengek kesal. "Yang bener ih, ma!!" Ramya menyengir kuda.

"Sakit. Tapi rasanya berbunga-bunga banget pas denger suara tangisan kamu untuk yang pertama kali. Ditambah papa langsung nangis dan cium mama waktu itu."

"Aaaaa, mama.... cini peyuk!!" ujar Alya melow sembari memeluk Ramya dengan erat hingga wanita itu menangis kecil sambil tertawa cringe. Sejak kapan Ramya mudah menangis?

IF I LOVE MY BESTIE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang