.36. Husband Material

85 13 25
                                    

"Hadiah tak melulu terbungkus dengan indah. Kadang Tuhan menyertakannya dengan masalah dan penantian. Tapi percayalah hadiah-Nya selalu luar biasa."

.








.








.










.

     Malam ini, lebih tepatnya malam minggu, Alya tiba-tiba ingin menginap dirumah Keirel dengan alasan girls time bersama Caca dan Tania. Sebenarnya itu bukanlah masalah buat Arsen.

     Tapi...

     Masalahnya Arsen tidak boleh ikut menginap. Padahal itu juga rumah Arsen. Jadilah Arsen mengundang kedua kunyuknya untuk menginap dirumahnya dan Alya.

     Seperti biasa, beberapa menit setelah kedatangan Sean dan Riel, keadaan rumah sudah tidak lagi indah pemandangannya. Sampah bungkus makanan dan kaleng soda berceceran dimana-dimana.

     Arsen meringis melihat itu semua. Bagaimana jika tiba-tiba Alya minta pulang dan mendadak pingsan melihat isi rumah? "Lo berdua wajib beresin nanti!" sentak Arsen mengintimidasi.

     Sean dan Riel menggeleng kompak. "Kita tamu diundang. Jadi tuan rumahnya yang melayani kita. Azek," cerocos Sean sambil melempar kulit kuaci disembarang arah.

     Arsen menghela napas kesal. Sebagai suami yang baik dan penuh tanggung jawab, mau tak mau akhirnya Arsen memunguti sampah-sampah itu dan mulai menyapu hingga kedua sahabatnya menggeleng takjub.

     "Enak kali ya kalo nikah ama Arsen," celetuk Riel sambil menatap sahabatnya dalam. Arsen bergidik ngeri, takut Riel mendadak jatuh cinta dengannya.

     Kan repot.

     "Ehm, gue mau nanya deh. Ciuman pertama kalian gimana?" tanya Sean setelah Arsen selesai beres-beres.

     Riel bukannya menjawab malah menoleh pada Arsen. Secara kan Arsen sudah punya istri. Dipikiran Riel, "gak mungkin dong minimal cuma cipika cipiki."

     "Sen?"

     "Hah? Apa? Kenapa gue?!"

     Sean melempar bantal kecil ke wajah Arsen. "Gue kepo mohon dijawab wahai saudara Arsen," ujar Sean sedikit memelas.

     "Kok tumbenan lo bahas kaya gini? Kan kita ini cowok baik-baik dan masih uwu brain nya," balas Riel.

     Sean mengambil bantal yang sempat dilemparkan pada Arsen kemudian menutupi wajahnya sendiri.

     "Kemaren gue gak sengaja cium Alice," katanya sangat pelan dan cepat layaknya rapper kehabisan suara.

     Arsen dan Riel tersenyum meledek. "Terus gimana tuh? Ditendang atau dicongkel gak mata lo sama Alice?" tanya Riel sok khawatir.

     Sean menggeleng. "Alice malah bilang dia juga suka sama gue. Huhu i wanna fly to the Mars."

     Arsen tertawa pelan. "Jadi keren gitu lo ngomong setengah indo, setengah inggris." Entah meledek atau apa, itu memang perkataan yang tiba-tiba melintas dipikiran Arsen, begitupun Riel.

IF I LOVE MY BESTIE✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang