8. Matahari ku

35 11 4
                                    

"Baiklah siapa selanjutnya?" Ketua kelas bertanya di depan kelas, Jaka maju untuk menyetorkan nomor terakhir. Kelas ini memutuskan dengan nomor untuk menentukan pasangan saat promnight, ditambah Jaka, kelas ini sempurna 12 laki laki dan 12 perempuan.

"Baiklah, sekarang kalian ambil nomor bergantian" Ujarnya pada siswi perempuan yang mulai maju satu persatu mengambil nomor, Arinda diam diam berdoa agar dia dipasangkan dengan Jaka.

"Hey, menurutmu kamu akan berpasangan dengan siapa?" Tanya siswa di depan Jaka pada temannya.

"Aku ingin dengan ketua kelas" Balas siswa lainnya berbisik.

"Ah iya juga, kalau aku ingin dengan Arinda"

"Arinda? Haha kamu akan dimarahi oleh Jaka kalau begitu, dia kan pacarnya"

"Benarkah?" Siswa itu memutar badannya menghadap Jaka. "Kamu dan Arinda berpacaran? Sejak kapan?"

Jaka mendongak, lalu menggeleng.
"Dia temanku"

"Begitu.. Baiklah" Dia kembali mengadap depan. "Jaka bilang mereka hanya berteman"

"Benarkah? Ya.. Tidak mungkin juga sih Arinda dengan Jaka"

"Iyakan?" Siswa itu berseru bangga. Jaka tidak peduli, dia tidak mengenal mereka, namanya saja dia tidak tau. Pengumpulan nomor dimulai, siswa depan Jaka tadi berseru senang karena dia benar benar berpasangan dengan Arinda.

"Hey aku tidak mau ini!" Seorang siswi tiba tiba berdiri mengangkat kertasnya.
"Aku tidak bisa berpasangan dengan nya, itu sama saja berpasangan dengan batu!" Lanjutnya, dia menatap Jaka, sepertinya nomor mereka sama.

"Pokoknya aku tidak mau! Arinda, kamu tukar denganku, kamu saja yang sama Jaka" Dia mengambil nomor Arinda dan meletakkan miliknya di meja. Arinda menoleh ke arah Jaka, pria itu malah sedang tertidur sekarang, ya ampun Jaka memang tidak peduli dengan siapapun yang berpasangan dengannya.

"Tidak bisa begitu, aku sudah beruntung sekali berpasangan dengan Arinda" Siswa di depan Jaka tidak terima.

"Kalau begitu kamu saja yang berpasangan dengannya, biar aku bersama Arinda, lebih baik aku dengan sesama perempuan saja"

"Tidak bisa begitu!"

"Kalau begitu jangan cerewet! Ini kan hanya untuk dansa!"

"Sudahlah, kamu tidak akan menang melawannya" Bisik siswa lain, siswa di depan tempat duduk Jaka itu akhirnya menghela nafas kasar.

"Terserah lah!" Finalnya. Akhirnya mereka bertukar pasangan.

Dikantin, mereka dikejutkan dengan sikap Harsa yang mendadak jadi pendiam, sebenarnya hanya Arinda yang terkejut sih. Entah apa yang terjadi saat 4 jam pelajaran tadi.

"Heh? Kamu tidak ketempelan kan?" Arinda menyenggol lengan Harsa, laki laki itu mencebik.

"Tidak lah!"

"Dasar aneh! oh iya, ngomong ngomong, kamu tau soal berita Jaka? Dia dipukuli loh"
Arinda mencomot asal topik itu, membuat Jaka menatap nya seolah menyuruhnya untuk ganti topik.

"A-aku tau kok"

"Kalau aku bertemu dengan orang itu, aku pasti akan menamparnya!"

"Oh ya? Memangnya kamu berani?" Ejek Harsa, dia berusaha berbicara se normal mungkin.

"Hehe tidak tau sih, tapi aku akan mencobanya"

"Rin" Tegur Jaka, Arinda menoleh dan mengangguk bersalah.

"Kamu tau tidak? Aku berpasangan dengan Jaka saat promnight nanti" Sombongnya pada Harsa.

"Kenapa bisa? Kamu pasti menyogoknya"

Sleep TightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang