9. The Baby

1.4K 192 31
                                    


Rosé berjalan masuk ke dalam kamarnya. Langkahnya menuju rak buku yang terdapat beberapa botol kaca. Senyumnya mengembang melihat ada lima cahaya tambahan.

"Bambam dan Yugyeom tidak kubutuhkan," katanya meraih dua botol kaca yang terdapat tanaman plastik di atasnya.

"Akan kuserahkan nyawa mereka berdua kepada Hades. Dia pasti suka."

Rosé meletakan dua botol kaca tersebut di atas meja. Dan mengambil satu botol berukuran besar. Membuka penutup masing-masing, dan menuangkan dua cahaya yang melambangkan jiwa dari Bambam dan Yugyeom.

"Aku masih membutuhkan beberapa lagi. Tapi aku senang. Dapat melihat mata Apollo kembali. Sebentar lagi, setidaknya aku ingin Jaemin sadar bahwa dirinya adalah sang Apollo."

"Muse."

Rosé membalik tubuhnya. Mendapati Hades yang lagi dan lagi menggunakan tubuh kakak pertamanya, Park Chanyeol.

"Kenapa kau selalu muncul menggunakan tubuh Kakakku?"

Hades tertawa. "Aku suka berada di dalam tubuhnya."

"Bukan berarti kau dapat mengambil nyawanya, Hades," dengus Rosé yang menatap tidak suka akan salah satu dari tiga dewa tertinggi. Selain Zeus dan Poseidon.

Rosé melipat kedua tangannya di dada. "Kau datang, karena aku akan memberikan dua nyawa tidak berguna ini?"

"Ck! Cepat sekali kau datang kalau soal nyawa seseorang," sindir Rosé.

Hades tertawa menanggapi perkataan sang Muse. "Kau terlalu berburuk sangka kepadaku, Muse. Aku ingin memberitahukan sesuatu kepadamu."

"Apa? Tumbal untuk kebangkitan Apollo ku kurang?"

Hades menggerakkan jari telunjuknya ke kanan dan ke kiri. Menandakan sebuah isyarat bahwa bukan mengenai hal itu.

"Ketiga pencabut nyawaku yang dapat meramal dan memberitahuku sesuatu. Kau membutuhkan tumbal seorang bayi yang murni." Hades berjalan mendekat ke arah Rosé.

"Bayi itu harus berasal dari salah satu keluarga yang menjadi tumbal Apollo."

Rosé menatap tajam ke arah Hades. "Ini bukan rencanamu untuk menggagalkanku membangkitkan kekasihku, bukan?"

Hades menatap tajam ke arah sang Muse. "Kau pikir aku selicik itu? Menggunakan nyawa yang diambil menggunakan kekuatanmu dan Apollo? Aku tidak serendah itu, Muse."

"Oke-oke. Sekarang jika aku memang memerlukan bayi, aku harus mencarinya di mana? Mereka yang sudah menjadi tumbal tidak memiliki adik yang masih balita."

Kedua mata Hades berputar malas. "Kau masih mempunyai banyak tumbal yang dibutuhkan, Muse. Dan aku akan memberitahukanmu sesuatu hal yang lain."

"Laki-laki itu akan menyadari bahwa dirinya adalah seorang dewa. Tapi, hanya sebatas mengetahui, kalau ia adalah sang Apollo."

"Kapan?!" suara Rosé meninggi.

"Dua tumbal lagi, maka dia akan mengingat siapa sebenarnya dia." Hades berbalik.

"Ah!" katanya lagi sebelum sang dewa penjaga neraka itu kembali menghadap ke arah Rosé.

"Aku lupa mengatakan sesuatu kepadamu, Muse. Jangan kau bunuh kedua orangtua si Bayi. Mereka harus tetap hidup, karena kau hanya memerlukan si Bayi untuk menjadi tumbal." Rosé mendengus saat mendengar itu.

Tidak lama, ia sudah tidak dapat merasakan hawa keberadaan Hades. Kenapa dia tidak keluar dari tubuh Kakakku saat berada di luar kamar?

"Rosé. Kenapa Kakak ada di kamarmu? Seingat Kakak, tadi Kakak tidur di kamar."

Song & Music (Jaemin Rosé)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang