Jennie tidak akan pernah mengira salah satu hal yang paling ditakutinya selama satu setengah bulan terakhir ini menjadi kenyataan. Alat tes kehamilan yang kini berada di tangannya telah mengeluarkan hasilnya. Dua garis merah terlihat dengan jelas dan bukan hanya satu alat, tetapi semua alat tes kehamilan yang dibelinya mengeluarkan hasil yang sama.
"I-ini tidak mungkinkan? Alat tes kehamilan tidak ada yang akurat 100% bukan?" Tangan Jennie bergetar. Kedua matanya tidak berkedip melihat hasil yang muncul. "Haha ... pasti penjaga apotek itu mengambil alat yang salah. Iya, pasti salah."
Jennie terduduk dengan lemas. Alat tes kehamilan yang sedari tadi dipegangnya kini sudah jatuh ke lantai kamar mandi dengan puluhan alat yang sama. Tidak ada yang mengeluarkan garis satu, semua mengeluarkan garis dua dari setiap merek yang dibelinya dan dibeli di apotek berbeda.
"Je-jeno. Aku harus memberitahukannya. Di-dia ti-tidak mungkin me-meninggalkan aku, 'kan?" Dengan perasaan khawatir akan dirinya yang ditinggal oleh sang kekasih setelah mengetahui hasil perbuatan keduanya.
Malam itu, Jennie dan Jeno tengah berkendara malam hari menggunakan motor terbaru milik Jeno. Namun saat dipertengahan jalan, hujan turun dengan tiba-tiba dan membuat keduanya kehujanan. Berteduh dengan tubuh dan pakaian yang telah basah membuat keduanya menggiggil kedinginan. Tidak jauh dari sana ada sebuah hotel dan mereka berdua memilih untuk membersihkan diri di sana dan menginap sampai terjadilah kejadian itu.
Perasaan takut dan ragu kian menghantuinya saat ini. Jennie terdiam cukup lama menunggu Jeno menerima panggilannya. Perasaan khawatir terus membuatnya semakin takut hingga Jennie segera menempelakan ponselnya di daun telinga sebelah kanannya ketika Jeno menerima panggilan darinya.
"Je-jeno." Jennie terbata-bata. Membuat sang kekasih di sana bingung dan khawatir. "A-aku takut."
Jennie sedikit tersentak ketika Jeno menanyakan keberadaannya. Namun, perasaan itu kian hilang ketika mendengar nada khawatir dan terus bertanya mengenai ketakutan yang tengah Jennie rasakan.
"A-aku di rumah, Jen. Aku ta-takut. Hasilnya di-di luar ekspektasi—Jen? Jeno? Jeno?" Jennie terdiam ketika Jeno memutuskan panggilan secara sepihak. Hal yang paling ditakuti selanjutnya oleh Jennie yaitu Jeno meninggalkannya.
Tangis Jennje pun pecah membayangkan dirinya harus mengurus hasil perbuatannya dan Jeno seorang diri. Di buang oleh keluarganya sendiri karena membuat nama keluarga tercemar. Jennie tidak sanggup membayangkan semua itu. Hidup seorang diri tanpa ada orang lain yang membantunya dan bahkan teman terdekatnya pun pasti akan menjauhinya.
"Apa aku harus mati saja? Apa sebaiknya kita berdua mati dibandingkan kita hidup di dunia yang bahkan Jeno—ayahmu sendiri membuang kita," kata Jennie mengusap perutnya yang masih rata.
Meninggalkan dunia adalah pilihan terakhir yang mungkin akan Jennie pilih untuk saat ini. Hidup dengan penuh kebahagiaan dan selalu ada orang-orang yang di dekatnya membuat hidupnya begitu berarti. Memiliki keluarga yang begitu amat menyayanginya, sahabat-sahabat dan teman-teman yang selalu ada untuknya, serta Jeno yang begitu mencintainya walau laki-laki itu lebih mudah darinya. Sangat indah, bukan? Tapi, semua itu hancur dan mereka semua pasti meninggalkannya seperti Jeno beberapa waktu lalu.
Jennie terus menangis hingga tidak menyadari seseorang masuk ke dalam kamar dan berdiri di depan pintu kamar mandi dengan napas terengah-engah. Menarik dirinya ke dalam sebuah pelukan dengan sangat perlahan. Jennie masih belum sadar siapa yang memeluknya sampai indra penciumannya mencium bau parfum yang tidak asing. Ia membalas pelukan itu dan menyadari bahwa semua hal buruk yang ia pikirkan tentang laki-laki itu salah. Jeno di sini, memeluk dirinya dengan penuh kasih sayang dan menenangkan dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Song & Music (Jaemin Rosé)
Fanfic[STORY CHALLENGE - DARK ROMANCE] Siapa saja yang mendekati miliknya, dia akan mendengarkan alunan lagu dan musik. The Challenge Story from rhennium Design cover by @Bluethdark Highest Rank #95 jaerose #80 jaerose #1 jaeminrose #6 minrose #30 cracksh...