[ Rowan's POV]
Rowan: "Sh*t! Im late!"
Aku berlari menuju toilet, menyikat gigiku, berganti pakaian dan mengambil tasku untuk turun ke bawah.
Ya aku tahu apa yang kalian pikirkan. Gak mandi apa? "Mandi" adalah kata yang susah kalian temukan di kamus bahasaku. Iya tahu jorok tapi aku memang tidak punya waktu untuk itu sekarang.
Mama: "Hey hey hey! Mau kemana kamu? Makan sarapannya dulu!"
Rowan: "Mom im late!!!"
Mama: "Ambil sandwichmu untuk makan siang nanti. Minum susu dulu."
Aku hanya mengambil satu apel dan satu paperbag berisi sandwich.
Mama: "Kamu belum minum su-"
Rowan: "Bye momm"
Mama hanya menggelengkan kepalanya
Aku mengambil jaketku dan duplikat kunci rumah lalu keluar rumah dan berlari ke arah sekolah.
Aku memang anak tidak teladan. Berbeda dengan sahabatku Jamie. Rajin, pintar, friendly dan segala yang baik ia miliki. Percayalah, perbedaanku dengannya seperti langit dan bumi. Tapi kali ini aku tidak mau telat. I mean.. first day of school– siapa yang mau telat kan?
15 menit berlari aku sudah sampai di sekolah. Sesuai dugaanku, pagar sekolah sudah ditutup.
Rowan: "Pakk! Pakk! Bukain dong pak!"
Pak Dobby: "Halahh kamu lagi. Telat kok hari pertama sekolah."
Rowan: "Ayolah pak. Bukain dongg. Pliss. Tadi telat bangun."
Pak Dobby: "Ya udah sana cepet masuk."
Rowan: "Terima kasih Pak Dobby! You're the best!" Kataku sambil berlari dan melambaikan tangan padanya.
Aku langsung berlari ke arah kelasku.
Rowan: "haff..haff.." aku berusaha mengatur nafasku di depan pintu kelas sambil menunduk.
Sial. Guru killer lagi.
Miss Sarah: "Hari pertama dan sudah telat yah? Pintar sekali anak satu ini."
Aku melihat kedalam kelas. Beberapa anak cekikikan melihatku kenak amuk Miss Sarah. Salah satunya Jamie.
Bikin emosi saja pikirku.
Miss Sarah: "HEH! Gak dengerin saya ya kamu? Duduk sana cepet! Detention selama satu minggu!"
Rowan: "Aku hanya telat sekal-"
Miss Sarah: "Mau ditambahin jadi 2 minggu?"
Rowan: "Eh jangan jangan miss, iya iya satu minggu saja."
Selagi berjalan ke tempat dudukku aku memutar bola mata. Aku duduk di sebelah Jamie seperti biasa.
Jika kalian penasaran, namanya adalah Jamie Richards. Umurnya 18 tahun, dan dia adalah seorang Virgo. Explains why he is a perfectionist. Tapi dibalik itu, ia adalah teman yang sangat baik dan suportif. He's a total goofball not gonna lie.
Rowan: "Lunch ditempat biasanya?"
Temanku yang duduk disebelah Jamie melirik kearahku dengan heran.
Rowan: "Aku gak ngomong sama kamu, sorry not sorry"
Jamie: "Chill Row. And ya, makan ditempat biasanya."
Aku tersenyum dan kembali mendengarkan pembelajaran.
[KRINGG]
Class' over. Akhirnya.Rowan: "So, gimana liburanmu?"
Jamie: "Great actually. Kamu?"
Rowan: "B aja."
Jamie: "Same old Rowan."
Rowan: "Iyalah. You want me to change?"
Jamie: "Nahhh, i prefer this type of Rowan."
Lalu aku menyadari orang-orang melirik dan melihatku dengan tatapan aneh di sepanjang hallway.
Rowan: "What's with the stares?"
Jamie: "hm?" Katanya menaikan alisnya.
Rowan: "Mereka melihati kita seakan aku orang gila."
Jamie: "Abaikan saja. Since when you care?"
Rowan: "Engga kok! Cuma heran"
Jamie: "Well c'mon! Race you to the spot! Yang trakhir traktir besok."
Jamie langsung lari kencang tanpa aba-aba.
Rowan: "Woi- Dasar curang!" Aku ikut lari mengikutinya tentu saja. Aku gak mau kalah dan disuruh nraktir. Untung lariku cepat.
Rowan: "Wekk! Aku sampai duluann!"
Jamie: "Haff.. larimu.. terlalu cepat Rowan.. curang sekali." Katanya sambil mengambil nafas menggunakan inhalernya. Iya dia asma. Tapi masih aja lari-lari kayak gini.
Ronan: "Traktirannya mana?"
Jamie: "Ya, ya, besok aku traktir."
Lalu kita duduk dan makan siang.
●●●
Next? Comment :)
Don't forget to vote!
Feedback? Dm📲
KAMU SEDANG MEMBACA
The Multiverse [wont continue]
Adventure[ Rated 14+] WARNING⚠️ [Cerita ini mungkin mengandung kata-kata kotor] Multiverse- Apa itu multiverse? Sebuah kumpulan alam semesta diantara kita yang berjalan seiringan dengan dunia kita. Banyak orang tidak percaya akan adanya dunia paralel atau...