Act Fifteen

55 7 3
                                    

Aku berjalan cepat ke sekolah. Tanganku masih sedikit gemetaran sampai-sampai aku harus menyatukan kedua tanganku untuk menghentikan getaran pada tanganku.
"What is this Rowan... what happened..." aku bertanya- tanya pada diriku sendiri.

" aku bertanya- tanya pada diriku sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tak bosan bosannya aku memakai baju ini. Aku menunduk dan kakiku masih bergetar.

*Swosh* angin cukup keras menusukku. Aku mempercepat langkahku.

Sesampainya disekolah aku terasa pusing. Jamie kali ini tidak duduk di sebelahku. Ia memutuskan duduk di depan meja guru.
Pintar, agar tidak bisa melihat wajahku dari samping ataupun kepalaku dari belakang. Tak perlu repot-repot menoleh belakang juga kan? pfft.. you messed up Rowan. He's not checking you out.

*KRINGG*

pulang sekolah.. waktu yang kutunggu-tunggu, waktu yang tepat juga untuk meminta maaf kepada Jamie.

Rowan : "Jamie.. Jamie!" kataku melangkahkan kakiku lebar agar dapat mengikutinya.

ia belum mejawab..

aku memukul punggungnya.

Jamie menoleh dengan mata malasnya. Baru kali ini aku melihat wajahnya begitu jelas. Bulu matanya yang lebat, kelopak matanya yang dalam.. wajahnya pun jauh lebih mulus dan berkilau dibandingkan wajahku. Sedikit jumlah rambutnya yang keriting menggatung di atas dahinya.

Jamie : "if you're not going to say anything, i might as well leave."

aku tersadarkan kembali dari lamunanku dan mulai berbicara

Rowan : "Im-"

Jamie: "Sorry? ya , dimaafkan. Sekarang aku boleh pergi kan?" katanya yang sudah mulai melangkahkan kakinya lagi.

Rowan : "No Jamie-" secara refleks aku memegang pergelangan tangannya.

Sekali lagi aku terpatung oleh mata Jamie yang indah itu.. wait- fu- what- no ga mungkin.. ga mungkin aku-

Jamie : " you can let go now."

aku sadar lagi dan melepaskan genggamanku.

Rowan : "Jamie, im sorry.. i really am.. kali ini aku akan mendengarkanmu...please.."

Jamie mengangkat wajahnya sedikit dan mengeraskan rahangnya. Masih dengan wajah kesalnya yang sama itu, ia terdiam.
Bahkan saat marah saja ia terlihat begitu tampan.

tunggu.. apa ?

perasaan apa ini?

Sebelum Jamie mengeluarkan kata-kata dari mulutnya, aku pun pingsan.

*beep...beep*
aku menoleh kanan dan kiri

beep*aku menoleh kanan dan kiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku melihat jari-jariku

Aku melihat jari-jariku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rowan : "dimana aku?"

Sawyer : "Rowan! kamu sudah sadar untunglah.."

Rowan: "Sawyer?"

Sawyer : "Yeah its a long story.. setelah kamu pingsan, Sophie melihatmu dan kebetulan aku baru sampai mau menjemput Sophie. Kalau Sophie tidak melihatmu, mungkin kamu tidak akan berakhir disini.."

Rowan: "Aku pingsan?"

Sawyer mengangguk.

Sawyer: "apa kepalamu tidak apa? tidak pusing atau.."

Rowan : "Kenapa aku diinfus?"

Sawyer: "Dokter bilang kamu kekurangan gizi.. apa kamu makan tadi?"

Aku menggeleng. Saking stressnya aku, aku lupa makan..

Rowan: "J-Jamie... dimana Jamie?"

Sawyer: " Jamie? siapa itu? Pacarmu?"

Rowan: "bukan, ia sahabatku.. tadi aku sedang berbicara dengannya..."

Sawyer: "aneh.. tadi Sophie bilang kamu sedang sendiri saat pingsan.. mungkin kamu masih butuh istirahat.. tidurlah dulu Rowan-"

aku menggeleng keras.

Rowan: "Bisakah kamu mengantarku pulang? Aku tidak mau ibuku-"

Mom: "ROWAN! Kamu gapapa kan? Kok bisa lupa makan itu loh! Kamu kalo belum makan bilang, kalo kurang makanannya bilang! Tadi juga sudah mama bilang ga usa ke sekolah, istirahat dulu-"

Rowan: "Mom im okay..."

Sawyer: "dia sakit tadi sebelum ke sekolah?"

Mom: "Oh kamu pasti Sawyer.. makasih sudah membantu anakku. Kamu dan adikmu benar-benar memiliki hati mulia. ( katanya sambil berjabat tangan dengan Sawyer ) Dan ya, tadi pagi Rowan demam dan mimisan tapi ia memaksa masuk sekolah.."

Aku hanya bisa tertunduk diam sambil melihat tanganku yang tidak lagi bergetar seperti tadi pagi.

●●●

Next? Comment :)
Don't forget to vote!
Feedback? Dm📲

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 08, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Multiverse [wont continue]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang