1 memang begitu.

36 2 1
                                    

"ka teressaaaaa"
panggil seseorang dari balkon sekolah, teressa bersama kedua temannya harus menaikkan sedikit wajahnya agar bisa melihat keatas balkon.

seseorang yang memanggil itu memberi aba-aba untuk teressa dan kedua temannya menyamperi nya, dengan senang hati teressa, reana, dan earadira langsung menuju ke balkon itu.

"ada apa triana?"
tanya teressa setelah sampai di balkon bersama kedua temannya.
"kak gabriel berantem sama kak runo" terang triana membuat teressa panik.

"dimana?"
tanya reana karna lama menunggu teressa untuk bertanya lagi kepada triana.

setelah triana memberi tahu dimana keberadaannya lalu mereka berempat langsung berlari agar cepat sampai, oh ya triana pradana adalah adik dari gabriel putra pradana, yang notabee nya adalah pacar teressa, namun gabriel bersifat tidak setia terhadap pasangannya buktinya ia sedang pacaran dengan teressa dan juga ilea yang merupakan adik kelas mereka pastinya satu kelas dengan triana.

"gab, stop!" titah teressa sambil menyetopkan gabriel dan rio memakai tangannya, rio merupakan sepupu dari teressa dan teressa tidak ingin ada sesuatu yang bersangkutan dengan rio.

"sa, kenapa loh kesini?"
tanya gabriel berusaha menghindari pukulan dari rio.
"aaarrrggh" ringis gabriel karna mengapa disaat seperti ini teressa datang, dan dengan terpaksa gabriel, rio memberhentikan adu jontos itu, karna jika teressa memikirkannya sesak nafas nya akan kambuh secara cepat.

"kenapa kamu brantem sama rio gab?"
tanya teressa dengan memegang tangan gabriel agar gabriel menjawabnya.

"rio mau ngambil ilea,sa"
jawab gabriel membuat teressa terdiam dihati nya berkata "kenapa kamu terus ilea? apa aku kurang buat kamu bahagia gab?"
"haha,"
teressa tapi ia menahan nangis, bukan tertawa.

teressa memilih untuk meninggal kan mereka dari pada harus beradu mulut dengan gabriel yang nantinya akan membuat teressa sakit hati.

ia berlari menuju sekolahnya dengan air mata yang tak berhenti keluar, dengan cepat gabriel mengejarnya.

"teressaaa, sa"
panggil gabriel dengan berlari mengikuti teressa.
●_●●_●●_●●_●●
teressa sedang menenangkan diri nya di kelas yang terlihat sepi karna semua siswa dan siswi sedang beristirahat, tak la gabriel datang.

"sa"
panggil gabriel sambil berjalan masuk ke kelas.

"maaf, aku udah buat kamu nangis"
ucap gabriel dengan duduk di kursi sebelah yang kebetulan kosong.

teressa masih terdiam.
"argh," ringis gabriel sambil memegang bawah bibir yang darahnya mulai mengering akibat tonjokan dari rio.

lalu teressa terlihat seperti cemas dan mengarah kepada gabriel.

"ayo aku obatin"
ucap teressa sambil menarik pelan tangan gabriel sepertinya teressa ingin ke ruang uks.

dan gabriel ikut saja karna ia ingin menenangkan hati dan pikiran teressa agar melupakan soal yang tadi membuatnya menangis.

"hai"
sapa seseorang yang suara nya familiar bagi teressa dan gabriel, lalu dua sejoli itu menengok ke asal suara itu.

"hai, ilea ada apa, apa loh mau obatin luka?"
tanya teressa dengan suara lembut milik nya kepada ilea.

"eemm, keknya si gak ya kak malah aku mau obatin lukanya gabriel"
jawabnya tengil, itulah salah satu sifat dari ilea tengil, seenaknya dalam hal apapun, merugikan orang lain dan notabee nya masih pacar gabriel.

"gak usah la kan udah ada ter:v
ucapan gabriel di potong oleh ilea secepatnya, jadi gabriel hanya diam saja.
"gak apa apa gab"
ucap teressa memotong ucapan gabriel tadi.

"ayo gab"
lanjut ilea sambil menarik tangan gabriel menuju tempat kotak p3k berada.

teressa hanya terdiam percuma jika membantahnya, karna sifatnya tidak membantah.

walau sesak rasanya tapi teressa mencoba untuk kuat.
●︿●●︿●●︿
jam terus berjalan dan sekarang pukul menunjukan 15:30 waktu siswa dan siswi kelas 12 sekolah smarta star bubar.

teressa menarik nafas, dan ia berpikir mengapa disaat ia sedang ingin berada di samping gabriel, gabriel malah tidak ada.

teressa menatap ke luar, dan mendengar suara bisingnya angkot, ya teressa pulang dengan naik angkot karena tadi sebelumnya gabriel telah bicara kepada teressa ada sesuatu yang tidak bisa di tinggalkan entah apa.

dan teressa menggesek mata nya karna ia melihat sesuatu yang membuat ia sesak, melihat gabriel menaiki motor dan membonceng ilea, apa ilea dij adikan alasan yang tadi gabriel bilang " ada urusan gak bisa di tinggal sa".

teressa sangat sesak melihat bagaimana ia dibohongi oleh gabriel.

setelah 10 menit menyusuri jalanan yang bising menggunakan angkot akhirnya teressa sampai di perumahan nya walau masih teringat sesuatu yang tadi.

"hey, teressa "
panggil seseorang dari jarak 10 meter dari teressa yang masih berjalan menyusuri perumahan nya.

lalu teressa menengok ke arah sumber suara itu.

ternyata elrangga dan rio yang memanggil nya, ia berdua teman sekelas teressa dan lebih dekat dengan gabriel bisa di bilang sahabat.

"loh gak pulang bareng gabriel?"
tanya elrangga setelah sampai di dekat teressa bersama rio.

"gak, gabriel anter ilea"
jawabnya dengan sedikit menundukan kepalanya.

"jangan kek lagi dimarahin sama ortu napa kepala loh"
rio dengan memasukan tangannya kedalam kantung celana seragamnya.

"oh, "
elrangga ber"oh", lalu teressa mengangkat kembali wajahnya yang tadi menunduk.

"loh ada masalah bukan sama gab:v
omongan rio di potong oleh teressa karna ia tidak ingin orang lain tahu gabriel dan teressa lagi tidak stabil.

"eemm, gak gau balik duluan ya, dah"
teressa sambil melanjutkan perjalanan nya meninggalkan elrangga dan rio.

entah kenapa saat teressa ingin berjalan yang ketiga langkahnya kepala teressa terasa sangat pusing sehingga ia ingin sekali tumbang di situ.

"sa loh fine ?"
tanya elrangga yang melihat teressa berjalan dengan sempoyongan.

"gua fine kok"
jawab teressa lemas mencoba untuk kuat.
_<>_<>_
"assalamualaikum, mah sesa pulang"
ucap teressa karna ia lebih akrab dikenal sesa oleh keluarganya. lalu ia menutup kembali pintu pertama rumahnya.

brukkk
teressa sudah tak kuat lagi menahan rasa pusing dan di tambah dengan sesak, ya teressa tumbang.

"sesaaa"
mamah teressa yang sedang berjalan menuju teressa tumbang.

lalu mamah teressa menelpon dokter yang sudah biasa memeriksa teressa jika ada apa apa dengan teressa seperti ini contohnya.

"teressa baik kok bu hanya saja ia banyak pikiran yang sepertinya ia sembunyikan, jadi ibu hanya menunggu teressa sadar kembali dari pingsannya"

dokter setelah memeriksa teressa yang tarbaring lemas di ranjang miliknya.

"terima kasih dokter mia"
ucap mamah teressa dengan lembut sama seperti dokter tadi.

"sama sama bu, oya bu rinka selalu bertanya ya bu tentang pikiran teressa karna takut ada yang di sembunyikan lagi"

saran dokter sambil mengemas barang bawaan nya.

"mari saya antar dok"
ucap mamah teressa sambil berjalan keluar kamar teressa diikuti oleh dokter mia.
assalamualaikum
guys, straigh cry adalah cerita
pertama aku jadi
aku pengen banget cerita ini
dibaca dan di sukai
oleh banyak orang, hehe maaf
ya kalau mimpinya
terlalu tinggi ^.^😊😊

straigh cryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang