16

5 2 0
                                    

selamat membaca!

Siang kian menjadi sore, namun laki laki yang dikenal dengan sebutan bad boy satu satu nya di sekolah yang terkenal megah itu, siapa lagi jika bukan gabriel, dirinya masih menunggu mata perempuan yang sedang tertidur lemas itu agar cepat terbuka.

alat alat rumah sakit terdengar nyaring di telinga nya, wajah yang lesu itu pun masih menatap nanar ke arah perempuan yang berbaring di ranjang rumah sakit ini.

"sid, bangun... gue enggak tega liat loh kek gini, arghhh"

ucap gabriel setelah itu meninju dinding yang tidak berdosa itu, ucapan nya itu benar, dirinya tidak tega melihat seorang perempuan seperti ini dan menurut nya sidky tidak pantas berada di ranjang itu.

namun tidak lama kemudian penglihatan nya membulat ketika melihat sidky tidak bisa bernafas, ya sidky sudah bangun dari koma nya tetapi masalah saat ini adalah sidky tidak bisa menyeimbangkan napas nya.

"sidky?... sidky loh kenapa?"

gabriel mencoba mencari obat untuk menghilangkan rasa sesak napas di dada sidky. namun nihil, gabriel tidak menemukan obat apapun didalam nakas putih itu.

"gab... HEeem... HEEemm"

ucap sidky dengan napas yang tersendat sendat, gabriel menekan tombol bantuan yang berada di atas ranjang sidky agar sidky dapat ditangani oleh dokter nya.

"loh harus kuat ya sid, loh kuat... dokter sebentar lagi dateng, okey?"

sidky menjawab nya dengan anggukan kecil walau rasanya sakit dan sesak.

"dokter!, ayo cepet, sidky kenapa ini?"

ujar gabriel saat dokter dan para tim medis nya datang, dan dengan segera mereka memeriksa keadaan sidky.

gabriel benar benar berdo'a semoga sidky baik baik saja, rasanya tidak nyaman jika melihat seorang perempuan seperti ini.

"sid, loh kuat"

gumam gabriel sangat kecil suaranya, namun saat lima menit  kemudian dokter menyuruh tim medis nya membawa sidky ke ruang yang lebih serius lagi.

"kami akan membawa pasien ke ruang icu ya, jadi saya mohon anda silahkan tunggu dan silahkan hubungi ibu sella untuk tanda tangan"

gabriel mengangguk mengerti dan setelah nya ia meraih ponsel yang berada di celana sekolah untuk menghubungi orang tua dari sidky.

"Assalamualaikum, hallo ada apa gabriel?, apa sidky sudah siuman?"

gabriel menghela napas panjang dan menelan susah payah saliva nya, diantara ingin memberi tahu atau tidak dulu.

dan akhirnya gabriel sudah memutuskan untuk memberi tahu apa yang terjadi pada sidky.

"sidky, udah siuman tante... tapi dia, lagi ditangani diruang icu sama dokter"

"lho kenapa?, apa... keadaan sidky..."

seketika pembicaraan dari ponsel sembrang telepon sana terhenti, sella----ibu dari sidky itu sepertinya tidak sanggup melanjutkan pembicaraan nya jika benar putrinya kembali drop.

"tante tenang dulu, tadi dokter bilang tante harus segera kesini buat tanda tangan"

"iya, tante segera kesana ya, gabriel tante mohon ya kamu support sidky biar dia semangat, kerena kamu orang yang paling sidky sayang"

tegas sella dengan menekan kan kata 'sayang', gabriel hanya bisa mengiyakan jika keadaan nya seperti ini karena ia tidak ingin tambah mempersulit keadaan yang sedang sulit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 19, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

straigh cryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang