Part 13

338 40 0
                                    

(Author pov)

Sinar rembulan malam ini bersinar begitu terang beserta Bintang-bintang yang berserakan mengisi setiap sisi langit. Yuju yang kini sedang duduk di taman bersama Eunha yang tengah memeluk Yuju dengan erat sambil menangis terisak isak. Pertanyaan yang sama terus ia lontarkan pada Eunha. Tapi dia tak kunjung menjawab pertanyaan Yuju. Padahal semalam saat dia mendengarkan curhatan Umji bersama Yuju, dia terlihat baik-baik saja.

Kekhawatiran tak kunjung hilang bersamaan dengan tangisan Eunha yang tak berhenti juga. Segala cara Yuju lakukan agar Eunha mau bercerita padanya, tapi dia tak kunjung mengatakan apa-apa. Hanya tangisannya yang semakin terdengar kencang.

Yuju mengelus puncak kepala Eunha dan berusaha membuatnya tenang. Dan usaha itu terlihat membuahkan hasil. Walaupun itu membutuhkan waktu yang cukup lama. Tangisan mulai terdengar samar-samar, Tapi masih terasa tersedu-sedu. Yuju beranikan dirinya untuk bertanya. Walaupun ia tidak tau akan seperti apa tanggapan Eunha.

"Eunha-ah kau kenapa? Jangan buat aku khawatir seperti ini... Jika kau memiliki masalah ceritakan padaku" Tanya Yuju penuh kelembutan.

Dia menatap Yuju dengan tangan yang masih dikalungkan di leher Yuju. Tatapan nya sendu. Menatap manik mata Yuju dengan perasaan yang tidak bisa ia ungkapan.

"Aku takut... Aku takut hari dimana ketika aku membuka mataku kau sudah tidak di sampingku lagi... Sungguh aku takut"

"Aku takut aku tidak akan bisa bersamamu lagi" Lanjut nya yang tengah menunduk.

Yuju berusaha untuk tersenyum. Walau ia tau bahwa yang di katakan Eunha memanglah benar. Ketika hari itu datang, ia tidak tau apakah ia masih bisa bertemu dengan Eunha apa tidak. Jika tidak, dirinya harus benar-benar siap kehilangan Eunha.

"Kau benar... Di setiap pertemuan pasti akan ada perpisahan" Ucap Yuju mengiyakan ucapan Eunha.

"Dan untuk Pertemuan kita selanjutnya, itu di tentukan dengan takdir yang masih mengizinkan kita untuk bertemu atau tidak.. Dan jika kita diizinkan, aku harap pertemuan kita di awali dengan hal yang baik. Tidak seperti dulu" Lanjut Yuju berusaha tertawa namun terasa menyiksa.

Eunha mendongakkan kepalanya kemudian kembali menatap Yuju. Gadis yang awalnya hanya ingin dia bantu tapi malah berujung menjadi gadis yang ingin dia miliki. bahkan hati dan fikirannya terus bertentangan saat ia melihat Yuju bersama orang lain. Hatinya berkata ia harus memiliki Yuju, sedangkan fikirannya berkata bahwa ia harus menbuang jauh-jauh rasa itu dan fokus dengan awal tujuannya. Bodoh! Pengecut! Kata kata itu pantas untuknya! Bahkan jika kata-kata itu keluar langsung dari mulut Yuju, ia akan menerima itu. Karna itu memang kenyataannya.

Eunha bangkit dari duduknya.
"Maaf... Aku harus pergi" Sebelum ia pergi Yuju menahan tangannya. Dan tidak mengizinkan Eunha untuk pergi.

"Kau ini kenapa!? Kau kenapa Eunha!?! Kenapa kau selalu saja menghindariku!?!!" Tanya Yuju yang sudah muak. Bahkan ia tidak peduli jika ada orang yang melihatnya berbicara sendiri seperti orang gila. Ya sebenarnya dia memang gila. Gila karna gadis yang ada di depannya ini.

"Aku sudah muak!! Aku muak kau terus seperti ini Eunha!!"

Eunha membalikkan badannya.
"Kau fikir aku juga tidak muak?!! Kau fikir aku tidak!!?! Aku muak dengan semua ini!! Aku benar-benar muak!! Aku muak melihat kau bersama orang lain! Aku muak ketika kau bahagia bersama orang lain tapi tidak denganku! Aku jauh lebih muak Yuju!"

Air mata Yuju mulai membasahi pipinya. Hatinya benar-benar hancur saat mendengar kenyataan yang Eunha katakan.

"Sebentar lagi tugasku selesai... Aku harap kau bisa bahagia bersama Wanita itu. Wanita yang selalu kau idam-idamkan untuk bisa bersamamu" Ucap Eunha Setelah membelakangi Yuju.

"Kau juga tidak perlu khawatir... Aku akan pergi sejauh mungkin agar hubunganmu dengannya semakin jauh lebih bahagia. Karna aku ini hanya seorang perusak hubungan" Lanjut Eunha kemudian menghilang.

Air mata Yuju keluar semakin menjadi-jadi. Rasa sakit yang ia rasakan membuat tak sanggup lagi tuk berdiri. Ia terduduk di atas kursi dengan perasaannya yang tercabik-cabik. Hanya dengan hal kecil yang biasa ia lakukan bersama Eunha bisa membuatnya menjadi sesakit ini? Hanya dengan sedikit waktu yang ia habiskan bersama Eunha bisa membuatnya rapuh seperti saat ini? dia siapa? Apa yang spesial darinya? Apa yang dia lakukan sampai rasa sakit ini terasa begitu menyakitkan?

****

(Eunha pov)

"Aku mohon,  Izinkan aku kembali ke tubuhku... Aku tidak ingin seperti ini~ aku mohon~" Aku memohon pada seseorang yang tidak pernah ku tau wujudnya seperti apa agar aku segera kembali ke tubuhku.

"Tugasmu belum selesai, dan kau ingin kembali ke tubuhmu?"

"Bahkan seorang tentara tidak akan pulang sebelum tugasnya selesai"

Aku mengacak kasar rambutku.
"Aku bukan tentara yang sanggup menahan rasa sakit saat perang! Yang sanggup menahan rasa rindunya pada keluarga tercinta! Aku bukan mereka! Aku hanya manusia biasa yang bisa berbuat salah! Jadi aku mohon padamu agar aku segera kembali ke tubuhku.. Aku mohon" Aku kembali memohon agar permintaanku di kabulkan.

"Setiap perbuatan pasti ada pertanggungjawabannya. Dan inilah caramu bertanggungjawab. Jadi selesaikan tugasmu dan kau akan kembali ke tubuhmu"

Sial! Inikah hukum yang harus aku dapatkan atas semua dosa yang pernah aku buat semasa hidupku? Seperti inikah caranya? jika benar, sungguh ini benar-benar berhasil menyiksaku.

Aku berusaha berdiri dengan sekuat tenagaku, Walaupun aku sudah tidak sanggup lagi. Aku harus bisa bertahan sebentar lagi. Demi kebaikan Yuju. Aku harus bisa menahan rasa sakit yang aku rasakan. Membuang jauh jauh semua itu dan fokus dengan tujuanku, Walau itu sulit.

"Eunha kau harus ingat.. Di setiap perbuatan baik pasti akan ada balasan yang tak kalah baik juga"

Aku menghelakan nafasku dan berharap itu semua benar-benar terjadi padaku. Setelah semua yang ku lakukan untuk Yuju akan ada hal baik yang akan datang padaku.

Aku segera menghilang dan berdiri tepat di depan jendela kamar Yuju. Menatap Yuju yang tengah menangis seorang diri. Ingin sekali ku menghampirinya dan memberikan pelukan sehangat mungkin untuknya. Namun semua itu tidak bisa ku lakukan karna aku tidak ingin perasaan ini tumbuh semakin besar. Aku tidak ingin.

Aku kembali menghilang dan berakhir di rumah sakit, Dimana tempatku dirawat. Di tempat inilah aku menenangkan diriku beserta perasaanku, Sambil menatap kakakku yang tengah menungguku bangun dari tidur. Terkadang aku mengajaknya bicara walaupun aku tau dia tidak akan mendengarku. Tapi aku tidak peduli. Karna ini salah satu caraku untuk mengalihkan fikiranku yang kacau. Dan perasaanku sedikit lebih baik. Walaupun hanya sedikit. Tapi itu cukup.

TBC

Spirits Inside Me (EunhaxYuju) [Complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang