CMP [1]

2K 177 4
                                    

Lucas Williamson. Itu adalah namaku. Nama pemberian dari orang tuaku. Mereka sudah lama meninggal karena dihabisi seseorang yang aku sendiri tak tahu siapa nama orang tersebut. Aku hanya bisa mengingat tato bergambar huruf M dileher kanannya.

Aku tidak tahu apa tujuan mereka menghabisi orang tuaku. Mereka dihabisi tepat di depanku. Dia membedah isi perut orang tuaku dengan sangat kejam.

Akibat kejadian itu aku menjadi sesosok yang berbeda. Aku jadi sama seperti mereka, gila dan tak berperasaan. Terlebih pekerjaan sampingku memang membunuh dan menjual organ dalamnya. Mereka, orang yang kubunuh sebelum mati selalu menyebutku gila dan sejenisnya membuatku semakin muak.

Sebenarnya juga aku membunuh mereka bukan karena apa-apa tapi aku juga sedang mencari orang-orang yang membunuh orang tuaku. Diantaranya mereka sudah berhasil kubunuh, tapi belum cukup sebelum orang yang mempunyai tato itu kuhabisi. Aku hanya ingin membalas dendam pada mereka yang telah menghabisi orang tuaku.

Sore ini aku sedang berjalan pulang dari tempat bekerjaku disebuah toko mainan anak kecil. Ini pekerjaan utamaku, mungkin menurut orang-orang ini aneh sekali dengan aku seseorang yang mungkin 'gila' bekerja di toko seperti ini. Tapi di sisi lain aku sedikit menyukai anak kecil.

Percayalah meskipun aku seperti ini aku tidak akan tega membunuh mereka tanpa alasan. Semua orang tahu anak-anak itu sangat lucu, menggemaskan, dan lemah. Mereka dapat diperdaya begitu saja. Sangat mudah. Maka dari itu aku suka anak kecil.

Apalagi mereka memiliki jantung yang masih bagus untuk koleksi ku. Tapi tenang saja, aku tidak akan mengambil jantung anak kecil dengan sembarangan yang berkunjung ke toko mainan.

"Aku pulang." ucapku sambil melepas sepatu dan memakai sandal rumah. Aku berjalan ke ruang tengah ternyata dia sedang menonton televisi.

Rumah ini sederhana, aku tinggal di sini berdua dengan temanku. Kita dekat saat sekolah menengah pertama bertemu disaat waktu yang menurutku tepat. Sedikit informasi, temanku itu seorang pengangguran dia katanya sedang mencari sebuah pekerjaan yang sangat cocok dengannya.

"Kau sudah melihat berita?" tanya Xenon. Lupakan namanya, memang sedikit aneh menurutku, seperti sifatnya.

Aku berjalan ke arah lemari es. Membukanya dan mencari sesuatu. "Memangnya ada apa?" tanyaku. Mengambil sekaleng minuman.

"Kau bertanya padaku? Seharusnya aku yang bertanya padamu." aku duduk di sampingnya sambil membuka jaket yang kupakai.

"Apa?" tanyaku karena dia menatapku serius.

"Tidak ada." jawabnya. Lihat, dia aneh bukan. "Apa kau tidak merasa bersalah terhadapku?" sambungnya bertanya lagi.

"Jangan berbelit-belit. Apa yang ingin kau tahu."

"Kenapa kau tidak mengajakku? Aku 'kan ingin mengambil jantungnya untukku koleksi."

Sudah ku duga apa yang akan dia katakan. Dan itu memang benar, aku dan dia sama-sama memiliki kesukaan yang sama yaitu jantung. Bedanya, Xenon sudah banyak mengoleksi sampai di bawah tempat tidurnya pun ada.

Biar kuberitahu sedikit tentang Xenon, dia memiliki trauma waktu kecil karena penculikan dirinya yang katanya saat di sana dia melihat sesuatu yang seharusnya tak ia lihat waktu kecil yaitu pembunuhan. Dia melihat penculiknya menguliti seseorang di depannya menjadikannya trauma dan lama kelamaan dia menjadi ingin melakukannya sendiri. Aneh bukan.

"Aku melakukannya dengan cepat jadi tak sempat mengambil jantungnya hanya satu bola mata saja." jelasku.

"Kalau begitu untukku saja. Aku memiliki satu bola mata yang tak ada pasangannya."

Criminal Meet Psychopath [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang