Malam ini New York cukup dingin, aku berjalan menulusuri jalanan cukup cepat. Aku baru pulang bekerja, siang tadi pelanggan toko cukup banyak. Aku juga turut senang Beth sudah sembuh sekarang.
Saat dipertengahan jalan aku merasa ada seseorang yang mengikutiku. Aku mencoba berhenti untuk sekedar melihat ternyata tidak ada siapa-siapa, akhirnya aku kembali berjalan.
Biasanya aku selalu dijemput oleh Xenon meski hanya berjalan kaki tapi kita selalu mengobrol berdua. Namun hari ini dia tidak ada aku menelponnya pun tidak dijawab olehnya.
Kembali aku merasakan ada seseorang yang mengikutiku, sekarang aku benar-benar yakin. Sialan! Mau bermain-main denganku? Akan ku ladeni kau.
Aku berjalan cukup cepat berbelok arah, dan saat itu aku melihat seorang pria yang mungkin sedari tadi mengikutiku. Aku memperhatikannya, dia juga memperhatikan sekitar mungkin mencariku.
"Akhh! Sialan!" umpatnya sambil menahan sakit dibelakang tubuhnya karena pisau yang ku tancapkan.
"Kenapa kau mengikutiku?" tanyaku dengan dingin dan wajah datar. Dia melihatku sambil meringis menahan kesakitannya.
Untung saja jalanan ini sepi malam ini, jadi aku sedikit leluasa untuk bermain-main dengannya. Dia masih meringis lalu mencabut pisau milikku dari belakang tubuhnya.
"Sialan! Ternyata kau seorang monster." ucapnya mengataiku.
Kata itu yang paling ku benci untuk didengar. Semua orang pasti memanggilku seperti itu. Memangnya aku saja yang dipanggil monster? Lalu bagaimana penjahat yang menghabisi orangtua ku apa mereka bukan monster.
Aku mengambil pisauku dan kembali menusukkannya ke perut pria itu, tentu saja dia berteriak namun tidak ada orang yang mendengarnya. Kembali ku tancapkan pada dada kirinya tepat dijantung dan terakhir ditenggorokannya.
"Aku bukanlah monster. Namaku Lucas Williamson. Ingat itu baik-baik." ucapku pada mayat didepanku. Setelahnya aku langsung pergi dari sana dengan sebelumnya menatap mayat itu menikmati darah yang terus keluar.
Sesampainya aku dirumah, aku langsung menuju kamar dan membersihkan tubuhku dan juga pisau yang tadi ku gunakan. Aku memang sengaja kemana-mana pasti membawa pisau atau pistol.
Saat aku ke dapur ternyata Xenon tak ada, dimana-mana pun dia tak ada, sebenarnya kemana bocah itu akhir-akhir ini dia selalu sibuk sendiri. Setelah menyiapkan makan malam aku duduk diruang tengah sambil menonton televisi.
Ponselku berdering saat melihatnya ternyata itu Xenon, ada apa dengan bocah ini apakah dia tidak akan pulang lagi.
"Iya, ada apa? Kau tidak akan pulang lagi?" tanyaku pada orang yang menghubungiku.
"Iya, begitulah. Maaf. Aku masih banyak pekerjaan, jadi-"
"Demi Tuhan, sebenarnya apa yang kau kerjakan, hah?!"
"Sesuatu yang penting aku- XENON AYO KITA MAKAN!"
"Siapa itu?"
"Hanya temanku. Ya sudah aku pergi dulu hanya memberitahumu aku tidak akan pulang lagi. Sampai jumpa dan selamat makan malam."
"Xenon, aku-"
Xenon langsung menutup panggilannya, sebenarnya apa yang dia kerjakan sudah dua malam ini dia jarang pulang tidak maksudku tidak pernah pulang. Apakah sebegitu pentingkah pekerjaannya.
Sial! Aku jadi tidak berselara makan. Aku kembali ke dapur membuang makananku lalu mencuci piringnya, kembali aku ke ruang tamu bukan untuk menonton namun untuk mematikan televisi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Criminal Meet Psychopath [COMPLETE]
Historia CortaWARNING!! Cerita BOYXBOY, YAOI. Diharap melihat genre sebelum membaca isi cerita. ___ Bagaimana jadinya jika seseorang yang jiwanya sedikit "gila" bertemu dengan seseorang yang memiliki jaringan kriminal di mana-mana? Akankah mereka bersitegang? At...