CMP; Epilog Xtra

937 84 2
                                    

'Dor'

'Dor'

'Dor'

Suara tembakan yang menggema di lapangan pelatihan kepolisian. Aku menatap anak yang baru berusia 8 tahun begitu sangat mahir menggunakan senjata api itu.

Marquez Dominic. Dia adalah anak yang keras kepala yang tidak suka ditentang, tidak suka berbasa-basi, dan sangat dominant. Mempunyai keahlian yang sama seperti ayahnya.

Cekatan, pandai, lihai semua yang dimiliki Marcell akan kesempurnaannya itu diturunkan langsung kepada Marquez. Anak itu terkadang membuatku takut karena jiwanya sama seperti Marcell.

Setelah tadi pagi dia berpamitan aku langsung berinisiatif untuk melihatnya latihan setelah pulang sekolah. Lagi pula, di rumah sedang tidak ada pekerjaan. Sedangkan Marcell akhir-akhir ini menjadi workholic.

"Perkuat tanganmu, Marquez! Arahkan pandanganmu ke depan! Fokus ke depan, seakan ada musuh yang akan menyerangmu!"

Teriakan Gerald terdengar sampai ke arahku. Padahal saat ini aku sedang berdiri jauh di belakang mereka.

Takjub. Kata itu yang mewakiliku menatap Marquez. Aku masih tidak menyangka memiliki anak sepertinya yang bersifat seperti seorang dewasa. Aku juga tidak tahu, untuk apa Marquez belajar menembak. Apakah dia akan menjadi polisi?

Tapi apapun keputusannya, aku akan mendukung. Dia putraku. Darah dagingku. Apapun pilihanya, aku akan menghargai itu. Selama dia bahagia.

"Fokus Marquez! Fokus! Arahkan pistolmu pada target itu!"

Pelatihan Ge sangat-sangat keras jika untuk anak seusia Marquez. Saat aku bertanya dan meminta sedikit melunak pada Marquez, Gerald menolak karena pelatihannya itu memang permintaan langsung dari Marquez sendiri.

"Focus, Marquez! Just focus!"

Lagi-lagi Gerald berteriak. Kulihat juga Marquez banyak melenceng dari target. Apa dia memikirkan sesuatu? Berarti harus ada sedikit dorongan.

Aku berjalan mendekati mereka. Memegang bahu Marquez, tersenyum padanya.

"Fokuslah. Pipo akan membantu." kataku.

"Pipo. . ." lirihnya.

Aku mengusap pipinya. Kembali aku tersenyum, berjalan memasuki lapangan itu dan berdiri di tengah-tengah antara target dan tempat menembak Marquez.

"Just focus, son! And shoot!" teriakku.

Tampak gusar diwajah Marquez, dia memandang Gerald.

"Lakukan sekarang. Jika kau salah perhitungan ataupun tidak fokus, maka Lucas yang akan kau lukai." ucap Gerald.

Marquez memegang pistolnya dengan kedua tangannya. Dia berusaha fokus pada target yang ada di belakangku. Wajahnya masih gusar kulihat.

"I say, just focus and shoot! Trust me!" lagi aku berteriak menyemangatinya.

Sebuah senyuman kusunggingkan untuknya. Aku tahu dia bisa, hanya terhalang ketakutan dan keraguan membuatnya tak bisa fokus.

"DO IT, SON!"

'Dor'

Berbarengan dengan teriakanku, Marquez menarik pelatuknya. Bagai diperlambat aku bisa melihat peluru itu melewati bawah telingaku dan tepat mengenai target di belakangku.

Dia berhasil. Anakku berhasil melakukannya. Sudah kubilang, dia hanya ragu karena aku yang menjadi pendorongnya. Ternyata ketakutan masih ada dihatinya.

Criminal Meet Psychopath [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang