CMP [2]

1.4K 143 5
                                    

ITALIC = TELPON.

**

Menarik. Satu kata untuk orang yang tadi sempat menabrakku, aku tidak tahu siapa dia tapi yang menabrakku cukup menarik meski hanya sebagian wajahnya yang terlihat dan dia laki-laki.

Aku lihat dia terkejut saat melihatku atau mungkin melihat tatoku yang bergambar huruf M besar di leher bagian kiriku. Ini adalah tanda dari ku yang membuat orang langsung tahu siapa aku sebenarnya. Mungkin juga dia tahu siapa aku makanya dia terkejut.

Ada kesalah pahaman tadi namun aku menyuruh Casey untuk mengurusnya, karena aku tidak punya banyak waktu harus segera bertemu dengan rekan kerjaku. Aku langsung berjalan menuju lantai atas, tempat VIP di sana aku bisa melihatnya duduk bersama dengan temannya yang menyebalkan itu. Dia sempat memandangku namun tak lama dia mengalihkan pandangannya karena aku menatapnya juga.

Sedikit penasaran apa tujuan laki-laki itu datang ke tempat seperti ini. Apakah untuk membeli jalang? Mungkin saja. Lagi pula apa urusannya denganku. Hari ini juga aku datang kesini untuk bertransaksi sesuatu.

"Boss, semua sudah siap. Apakah akan dilakukan sekarang?" tanya Samuel, dia asisten sekaligus sekretarisku di bisnis kotor.

"Baiklah, kita ke sana." balasku, lalu bangkit dari kursi yang sempatku duduki dan berjalan ke sebuah ruangan yang terbilang cukup luas.

Kami sudah disambut oleh beberapa orang yang akan membeli pasokan senjata dariku. Ya ini pekerjaan gelapku, menjual-belikan berbagai jenis senjata dan obat-obatan terlarang. Bisnis yang ku bangun sendiri tanpa campur tangan orang lain.

"Selamat datang Mr. Dominic." sambut seorang pria paruh baya, rekan kerjaku yang berasal dari Korea, Mr. Choi berjalan mendekat padaku sambil memberikan satu gelas red wine.

"Namaku Marcell." jelasku. Aku paling tidak suka saat nama belakangku disebut karena aku sudah bukan lagi anak keturunan Dominic terlebih pria sialan itu.

"Baiklah, Mr. Marcell. Langsung ke intinya saja, sesuai Kesepakatan waktu itu apakah anda setuju?" tanyanya mulai membicarakan bisnis.

"Kau tahu betul bukan Mr. Choi, satu Desert Eagle Pistol seharga tujuh koma lima ribu dollar di pasaran, jadi mana mungkin aku memberikan harga rendah dari itu." balasku sambil meneguk wine tadi.

Mr. Choi menggelak tawa karena mendengar harga yang kusebutkan tadi. Ayolah, itu hanya setengah dari harga yang aslinya. Sudah ku beri keringanan masih saja menawar, jika sudah miskin kenapa kau berpura-pura kaya. Aku hanya memandangnya datar, dia berjalan ke arah kotak besar berisi senjata yang akan ku jual.

"Baiklah, Mr. Marcell. Jika itu keinginanmu aku akan membelinya darimu. Lagi pula aku suka saat membeli barang darimu karena mereka tidak pernah cacat." beritahunya, yang sama sekali aku tidak peduli.

"Tentu saja."

Mr. Choi kembali berjalan mendekatiku tepatnya terduduk bersebrangan denganku, dia mengisyaratkan pada beberapa bawahannya yang ada di belakangnya untuk membawakan beberapa koper yang ku yakin itu adalah uang.

Aku berisyarat juga pada Samuel untuk memeriksa beberapa koper itu. Setelah dirasa itu aman dan uang asli, aku menyuruh bawahanku untuk membawa koper-koper itu.

"Senang berbisnis dengan anda Mr. Choi." ujarku bangkit dan mengulurkan tangan untuk berjabat dengannya tanda persetujuan.

"Sama-sama, aku juga." balasnya.

"Jangan terburu-buru Mr. Marcell, bagaimana kalau kita minum terlebih dahulu." sambungnya, mungkin tidak buruk juga lagi pula setelah ini aku tidak mempunyai pertemuan yang penting. Saat akan menerima minuman darinya lagi aku mendapat sebuah panggilan dari seseorang.

Criminal Meet Psychopath [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang