CMP [6]

1K 109 1
                                    

Italic = flashback.

**

Aku duduk menekuk kaki ku, sambil melihat pemandangan luar rumah. Saat ini aku sedang di ruangan yang kosong di rumah ini.

Ruangan ini adalah ruangan yang sering aku gunakan untuk mengurung diri di saat aku marah dengan Papa.

Hari ini di malam natal Papa sepertinya tidak akan pulang. Aku tahu Papa sangat sibuk tapi tidak bisakah Papa meluangkan waktunya untukku.

"Permisi. Maaf menganggu Tuan muda. Anda ditunggu dibawah."

Aku menatap maid itu.

"Ada apa? Aku tidak ingin turun sebelum Papa pulang." kataku kembali menatap keluar jendela.

"Maaf Tuan muda, tapi Tuan Dominic sudah menunggu anda di bawah." balasnya seketika membuat senyuman di bibir kecilku mengembang.

"Benarkah? Benarkah Papa pulang?" tanyaku sekali lagi untuk meyakinkan.

"Iya Tuan muda, sekarang anda sedang ditunggu."

Aku langsung berlari menemui Papa. Lagi pula sudah lama Papa tidak pulang di malam natal seperti ini mungkin saja ini juga pertama kalinya.

Saat sudah di bawah aku menemukan Papa sedang berdiri dengan tubuh tingginya membelakangiku. Aku menarik jas yang dipakainya.

"Papa." panggilku pelan.

Seketika Papa berbalik dia tersenyum padaku.

"Hai jagoan Papa."

Papa langsung menggendong tubuh kecilku yang hanya sebatas perut, dia menciumi seluruh permukaan wajahku menjadikanku geli.

"Oke, kid. How are you?" tanya Papa masih menggendongku.

"I'm oke, Papa. How about you?"

"Fine."

Aku mengalihkan pandanganku pada orang-orang di belakang Papa, beberapa orang-orang yang selalu bersama Papa dan ada orang yang bertekuk lutut dengan tangan diikat dan kepala menunduk.

"Who is he, Papa?" tanyaku. Menunjuk orang tadi.

"Oh, dia adalah hadiahmu kid."

"My prize?"

"Yeah. Hadiah natalmu. Kau menyayangi Papa bukan?"

"Of course, papa."

"Oke, kalau begitu Papa ingin kau pegang ini."

Sebuah pisau Papa berikan padaku. Dia menurunkanku ke bawah. Aku menatap pisau itu. Meskipun usiaku 8 tahun, tapi aku tahu ini pisau dan ini benda berbahaya itu kata moms.

"Ini untuk apa, Papa?" tanyaku sambil menunjukkan pisau ke arah Papa.

"No kid. Bukan ke arahku. Tapi pada pria itu. Pria yang sedang diikat." jelas Papa sambil menurunkan pisau yang menunjuk padanya.

"Papa ingin kau menusukan ini pada pria itu terserah kau menusuknya di bagian mana tapi pria itu harus mengeluarkan cairan merah dari tubuhnya, kid. Kau bisa melakukannya?" sambung Papa menjelaskan.

"Aku tidak bisa Papa. Bagaimana kalau pria itu mati seperti Nikko ikan peliharaanku yang tak sengaja ku injak karena aquariumnya yang tak sengaja juga jatuh dari tanganku tempo hari."

"Oh ayo kid. Apa kau takut, jagoanku?"

Aku langsung menggeleng keras.

"Kalau begitu lakukanlah. Kau bisa melakukannya, kid. Papa telah lelah membawa dia dari jauh tapi kau menolak hadiah pertama dari Papa."

Criminal Meet Psychopath [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang