13. Tarian Terakhir

4K 519 108
                                    

Posesif ~ Naif
--> Band ini eksis di tahun 90an, tapi mengusung gaya musik tahun 60an dan 70an.

~ oOo ~

Ricky bangun dari duduknya. Dia menuju pojok ruangan mendekati kardus berisi bir kalengan. Dia mengambil satu. Menggerak-gerakkan kepalanya seirama musik sambil berjalan mendekati Sulastri. Dia membuka kaleng birnya. Lalu meminumnya seteguk. Dia menatap penuh minat pada Sulastri sambil tersenyum nakal.

Adit gelisah melihat kelakuan Ricky. Dia benar-benar mencemaskan Sulastri. Sekuat tenaga dia berusaha tidak ikut tergoda pesona gadis itu. Dia berusaha tetap berpikir jernih.

Aksan dan Yudi mulai terpengaruh melihat Ricky yang semakin semangat menari. Ricky sudah meneguk birnya berkali-kali. Dan kini tubuhnya dekat sekali pada Sulastri. Gadis itu mengalungkan selendangnya ke tengkuk Ricky. Itu adalah salah satu gerakan wajib dalam tarian ronggeng dan dia hanya mengikuti aturan tariannya.

Senyum Ricky semakin lebar. Dia menatap Sulastri semakin lekat sambil ikut menggoyangkan tubuhnya.

Aksan dan Yudi menari di kanan kirinya menunggu giliran dikalungkan selendang oleh Sulastri.

Walau sudah menghabiskan kaleng birnya, Ricky masih bisa berpikir jernih. Setelah cukup lama menari dalam rangkulan selendang merah Sulastri, dia pun mundur dan memberi tempatnya kepada temannya yang lain. Yudi langsung merangsek maju.

Aksan memandang sedikit kesal pada Yudi yang menyerobot. Tapi kemudian dia kembali asyik menari dan bersabar menunggu giliran menari lebih dekat pada Sulastri.

Adit masih tetap duduk di tempatnya. Matanya tak lepas mengawasi Ricky. Temannya yang satu itu memang yang paling diwaspadainya. Bukan berarti dia percaya Aksan dan Yudi tak akan berbuat macam-macam pada Sulastri. Dua temannya itu tipe yang berani melakukan sesuatu jika sudah ada yang lebih dulu melakukan sesuatu itu.

Adit yakin, jika Ricky melakukan gerakan yang tak pantas pada Sulastri, dalam hitungan detik Aksan dan Yudi akan mengikutinya. Kedua temannya itu memang kurang punya pendirian dan sangat ingin bisa sepopuler Ricky.

"Dit, lu nggak ikut nari? Jangan kaku-kaku amatlah jadi orang. Nggak ada salahnya kita santai-santai dulu malam ini. Tugas kita di desa ini juga kan sebentar lagi selesai," tegur Ricky yang malah sengaja mendekati Adit walau dia sadar sejak tadi Adit mengawasinya.

"Gue nggak berminat joget-joget kayak gitu," sahut Adit.

"Eh, lu jangan ngeremehin tarian ini. Ini bukan asal joget. Ini tarian tradisional lho. Harusnya kita ikut melestarikan tarian ini." Rciky melirik dan tersenyum meledek pada Adit.

Adit mendengus menahan kesal. "Lu joget-joget begitu bukan buat melestarikan tarian tradisional. Lu cuma pengin senang-senang memuaskan mata lu memandangi cewek itu," kata Adit sambil mencodongkan tubuhnya ke Ricky yang berdiri di dekatnya.

Alis Ricky terangkat, lalu dia tertawa sinis. Dia agak membungkuk ke arah Adit. "Nggak usah munafik, Dit. Gue tau lu juga suka lihat Lastri. Gue tau tadi lu berusaha banget nahan nafsu saat lihat Lastri goyangin pinggulnya," bisik Ricky di dekat telinga Adit.

Setelah bicara begitu, Ricky menegakkan lagi tubuhnya. Tapi tiba-tiba Adit menarik lengannya hingga posisi tubuhnya membungkuk lagi ke arah Adit yang masih duduk.

"Lu jangan punya niat macem-macem ya sama cewek itu!" Adit mengingatkan dengan mata agak membelalak.

Ricky menarik lengannya dari pegangan Adit. Dia menegakkan tubuhnya lagi. "Gue cuma pengin nari. Dan gue bukan munafik kayak elu!" katanya tegas. Dia mulai kesal pada sikap Adit yang selalu sok paling benar.

RONGGENG Pembalasan Sulastri (Sudah Terbit & filmnya sudah tayang di bioskop)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang