(2) Pukul Sepuluh

1.4K 170 5
                                    

Sekarang pukul sepuluh malam, gue yang baru keluar dari sebuah cafe tempat gue bekerja paruh waktu pun mulai melangkah pulang

Penghasilan dari bekerja paruh waktu seperti ini memang enggak seberapa namun paling enggak bisa meringankan ibu. Beliau sudah terlampau di repotin buat mengurus gue dan anak anak lainnya. Entah itu dalam segi materi atau nonmateri, padahal kita bukan siapa siapa beliau

Karena biaya sekolah enggak gue tanggung alias beasiswa- bersyukur karna otak gue yang lumayan encer-. Jadi separuh gajih biasanya gue kasih ke ibu dan sisanya gue tabung

Buktinya sekarang gue bisa punya ponsel setelah setahun bekerja di sini, ya walaupun enggak mahal tapi bisa di gunain

Saat tengah berjalan, langkah gue tiba tiba berhenti saat sebuah motor singgah di depan cafe. Gue menghela nafas, tanpa membuka helmnya gue pun tahu itu siapa

"Ngapain kamu kesini?" tanya gue pada cowok yang tengah melepaskan helmnya itu. Ia terkekeh saat melihat wajah kesal gue

"Mau jemput kamu lah, mau ngapain lagi emangnya?" gue kembali menghela nafas lalu semakin mendekati cowok itu

"Kan aku udah bilang Haru, gak usah jemput aku. Ini udah jam sepuluh" ucap gue dengan nada kesal. Haruto hanya menggedikan bahu lalu memasangkan helm kekepala gue. Menarik gue mendekat, cowok itu juga memasangkan pengait helm itu untuk gue

"Emangnya kenapa kalau jam sepuluh, hmm? Niat ku baik loh" gue menggeleng heran lalu memegang tangan Haruto yang baru selesai memasangkan pengait helm gue

"Niat kamu baik, tapi aku enggak mau kamu pergi malam malam begini. Mama kamu nanti marah"tegur gue pada haruto yang nampak tak memghiraukan teguran gue

"Mamaku enggak marah Seyeon. Lagian besok minggu, kalau pun aku pulangnya lebih dari jam sepuluh Mama gak akan ngomel asalkan aku izin"jelasnya pada gue. Gue menghela nafas pasrah

"Yaudah terserah, tapi kali ini aja ya. Nanti gak usah lagi, rumahku deket kalo jalan kaki pun sampai kok"

"Hmm, kalo aku inget" jawabnya lalu menarik tangannya dari genggaman gue. Cowok itu kembali memasang helmya lalu mengode gue untuk naik

Setelah mendengus kesal gue pun naik ke motornya lalu berpegangan pada jaket boomber yang tengah cowok itu kenakan

"Pegangan yang bener" titahnya lalu menarik tangan gue untuk benar benar melingkari perutnya. Gue mendecak lalu memukul punggungnya kesal

Dasar enggak berperi kemanusian. Dia fikir kalau gue di beginiin enggak deg deg an apa!

"Gak mau!"

PERFECT

Setelah Haruto melajukan motornya beberapa belas menit, akhirnya kami berdua sampai di depan sebuah panti asuhan

Gue turun tanpa di titah lalu melepaskan helm yang tengah gue kenakan dan gue serahkan pada Haruto

"Langsung pulang, jangan ngeluyur kamu"ucap gue mewanti wanti Haruto, cowok yang tengah membuka kaca helmnya itu terkekeh lalu mengangguk angguk

"Ya jam segini mau kemana lagi aku?"tanyanya masih dengan sisa kekehannya

"Ya kali aja kamu kerumah temenmu buat main ps kaya waktu itu"jawab gue sembari merapikan rambut gue yang agak berantakan

"Iya enggak, kamu juga ya abis ini istirahat. Besok Papa ngajak aku buat ke pertemuan bisnis, katanya sih mau ngajarin aku sekaligus ngenalin ke kolega bisnisnya gitu"ucap cowok itu sembari menghela nafas. Gue mengernyit bingung

[3] PERFECT || Watanabe Haruto ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang