(4) Lawan

973 148 9
                                    

Gue tertegun di depan cermin yang ada di kamar mandi sekolah gue. Menatap wajah pucat yang kini terpantul di cermin itu

Beberapa hari ini gue memang harus lebih banyak memgeluarkan tenaga, bukannya hanya karna pekerjaan gue yang belakangan ini mengharuskan gue lembur. Gue juga harus belajar sampai lewat tengah malam buat mempertahankan beasiswa gue

Dan karna itu juga gue bangun kesiangan tadi pagi membuat gue harus berlari kehalte dengan perut kosong. Pikiran gue juga semakin bertambah karna semakin menjadinya yang gue terima

Setelah menghela nafas panjang gue pun keluar dari toilet siswi dengan kepala tertunduk. Kepala gue sebenarnya terasa agak pusing

Saat melewati koridor kelas IPA 2 tubuh gue terjatuh ketanah. Bukan karna kehilangan kesadaran namun tanpa sengaja gue menabrak seseorang yang membuat orang itu juga ikut terjatuh

Bisa gue dengar geraman yang keluar dari mulut orang itu. Gue tau dia tengajh bangkit dari jatuhnya lalu mendekat. Berikutnya tangan gue di tarik agar cepat berdiri

Seokrin menatap tajam gue, ah habis sudah. "KALO JALAN TUH LIAT LIAT!" Teriaknya sembari mendorong tubuh gue. Gue mundur beberapa langkah dan hampir kehilangan keseimbangan

Beberapa murid mulai berkerubung. Seperti biasa, orang akan lebih suka menonton keributan dari pada memisahkan, dan itu selalu terjadi di sekolah ini. Di mana yang lemah enggak akan pernah bisa menang

"Maaf, enggak sengaja" ucap gue pelan lalu hendak menjauhi cewek itu. Namun tangan gue kembali di cekal. Dia bahkan kembali mencengkram pergelangan tangan gue kuat. Membuat kuku panjanganya kembali menggores tangan gue

"Makanya, kalo jalan pakai mata" ucapnya sembari tersenyum miring. Gue menghela nafas lalu berusaha melepaskan cengkraman cewek itu

"Gue udah minta maaf, jadi gue mau pergi" ucap gue pelan sembari berusaha melepaskan cengkramanya. Gadis itu menatap gue tajam dengan cengkramannya yang semakin menguat

"Gak tau diri banget ya lo? Pantesan di buang sama orang tuanya"

"Kayaknya lo emang anak yang enggak di inginkan deh ya. Keliatan dari muka lo"

Tangan gue terkepal kuat, menahan emosi yang kini sudah hampir membeludak. Seokrin tertawa remeh lalu menatap gue dengan sorot kasihannya

"Atau lo anak haram? Ah bisa aja sih makanya mereka ngebuang lo. Sampah sih"

"JAGA UCAPAN LO!" teriak gue sembari mendorong Seokrin kencang. Membuat gadis itu terjatuh

Sudah cukup hinaannya. Dia keterlaluan kali ini. Nafas gue memburu karna emosi, beberapa siswa dan siswi yang ada di sana terkejut karna pergerakan mendadak gue

"KURANG AJAR LO!" Seokrin bangkit dari jatuhnya lalu langsung mendorong gue. Membuat dahi gue terhantup sisi runcing pilar sekolah

Tubuh gue merosot jatuh bersamaan dengan teriakan Hara yang terdengar. Gadis itu mendekat lalu berjongkok di samping gue

"Lo enggak papa, yeon?"

Gue diam beberapa saat lalu detik berikut kembali bangkit sembari menatap Seokrin tajam. Mata gue memang agak berkunang kunang, namun gue masih bisa bangkit untuk berdiri

"Lo yang kurang ajar!" betak gue pada Seokrin. Cewek itu menggeram lalu mencengkram pipi gue kuat

Sedangkam Hara sudah berlari. Entahlah, gue enggak tau apa yang akan sahabat gue lakukan kali ini

"Oh sudah berani ngelawan ya lo?" cengkramannya menguat membuat pipi gue ikut tergores seperti halnya tangan gue

Gue meringis saat merasakan perih di tangan, dahi juga pipi gue. Sampai akhirnya Hara juga Haruto datang. Cowok itu melepaskan paksa tanga Seokrin dari pipi gue

Gue termundur lalu langsung di rangkul Hara. Sedangkan Seokrin masih hendak merobos Haruto untuk meraih gue

"Jangan halangin gue, to" titahnya, namun Haruto tetap bergeming. Cewek itu terus berusaha untuk meraih gue sampai akhirnya tanpa sengaja Haruto mendorongnya

Semua orang terkejut tak terkecuali gue, Hara dan Haruto sendiri. Cowok itu belum pernah kasar sebelumnya

Seokrin tertunduk, membuat surai legamnya menutupi wajah. Sampai akhirnya ada seorang siswa yang hendak membantu namun Seokrin tolak dengan gerakan tangan

Dia berdiri dengan kepala tertunduk, lalu mendongak sedikit demi sedikit. Menatap tajam ke arah gue lalu menunjuk gue dengan jarinya

"Liat aja nanti" ancamnnya lalu pergi. Kerumunan itu juga menjauh saat di rasa keributan telah berhenti. Begitu juga dengan tubuh gue yang tumbang jatuh ke lantai karna kepala gue yang semakin terasa berat

"Yeon lo kenapa" panik Hara

Haruto langsung mendekat lalu merengkuh tubuh gue. Detik berikutnya gue sudah ada di gendongannya

PERFECT

"Udah mendingan?" tanya Haruto lembut. Gue mengguk

Tadi setelah gue pingsan dengan sigap Haruto dan Hara membawa gue ke rumah sakit. Setelah gue sadar, gue langsung memaksa Haruto untuk pulang

Walaupun harus menunggu sampai jam lima sore karna Haruto yang kekeh menolah permintaan gue dan dokter yang susah memberi izin, akhirnya gue bisa pulang ke panti

Paling enggak gue enggak akan terlalu mengusahkan dalam hal materil kalau pulang ke panti

Saat gue sampai ibu benar benar panik, bahkan langsung memeluk gue yang tengah di papah Haruto. Dahi gue di perban, di tambah lagi pipi dan pergelangan tangan gue di plester. Wajah pucat gue jadi menambah kekhawatiran ibu. Gue jadi merasa berasalah karna hanya bisa menyusahkan

"Aku pulang ya hampir jam enam. Kamu yang baik baik di sini, besok aku datang lagi. Kalau ada apa apa telfon ya" ujar Haruto mewanti wanti. Gue mengangguk dan menepuk pipi Haruto sambil tersenyum

"Iya sayang" ucap gue gemas. Haruto terkekeh geli lalu mengusap kepala gue. Cowok itu berdiri, saat dia mulai beranjak keluar bisa gue lihat dia dan kak Hyunjin berpapasan, Haruto tersenyum ramah sedangkam Kak Hyunjin hanya meliriknya sebentar

Kak Hyunjin masuk lalu menutup pintu setelahnya, cowok itu mendekat ke arah gue lalu mengangkat wajah gue untuk menatapnya

"Seneng lo bisa nyakitin diri sendiri? Gue kan udah bilang pindah sekolah! Gue bisa biayain lo!" bentakan terdengar, gue menghela nafas lalu menepis pelan tangan kakak laki laki gue ini

"Udahlah kak, gue enggak papa. Lagian gue harus bersyukur karna bisa sekolah di sana. Itu sekolah favorite loh. Lagian di mana pun gue sekolah ya sama aja" ucap gue berusaha menenangkan. Kak Hyunjin menghela nafas berat lalu menyisir rambutnya kebelakang menggunakan jemarinya

"Yaa terserah kalo lo enggak sayang diri sendiri. Tapi paling enggak liat ibu sama Joo. Lo enggak tau apa tadi Joo nangis sesegukan waktu gue dateng. Ibu juga di telfon panik banget"

"Hara atau Haruto? Siapa tau suatu saat nanti dia bisa aja terluka gara gara ngelindungin lo?"

"Kalo lo emang enggak mau pindah paling enggak hentiin hal yang bikin mereka sampai ngelukain lo begini! Gue tau dulu mereka enggak sampai segila ini ngebully lo"

PERFECT

End of writing: 22:30 08-06-2020

Author note

Gemes gak sih sama Seokrin? Aku yang nulis aja gemes sendiri sama dia😂

Btw, setelah ini dan sekitar sepuluh hari kedepan mungkin updateku enggak akan teratur kaya biasanya. Tapi bakalan ku usahain 10 hari bisa sampe 5 part biar cepet ending

[3] PERFECT || Watanabe Haruto ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang