(5) Haruto

964 148 6
                                    

Entah kenapa ucapan kak Hyunjin dua hari yang lalu telah mengusik gue. Dia benar, namun apakah dia tahu kalau hubungan gue dan Haruto lah masalah utamannya

Haruskan gue mengakhiri ini semua? Tapi gue enggak akan sanggup, Haruto terlalu dominan di kehidupam gue sampai gue enggak bisa melepaskan cowok itu. Tapi ibu, Joo, Hara dan Kak Hyunjin juga sama

Gue mendongak, menatap paras tampan cowok yang tengah menggandeng tangan gue dengan lembut. Membuat orang orang di koridor menatap iri kearah kami

Ya, hari ini gue sudah masuk sekolah seperti biasa. Namun kali ini ada yang spesial, Haruto yang tetap menjemput gue walaupun gue tolak sedemikian rupa. Kataya 'mana tega aku biarin pacarku ini pergi sekolah sendirian padahal lagi sakit'. Jujur ucapan manis itu dapat membuat gue berdebar. Sesederhana itu definisi manis menurut gue

Omong omong sekolah, gue dengar kalau Seokrin di skors dua hari saat gue tengah sakit karna kejadian hari itu. Mungkin karna sudah keterlaluan. Menurut gue, di skors dua hari enggak bakalan bikin dia jera

Tapi tetap aja, keadilan sulit di cari sekarang. Si miskin akan susah menang kalau nona berkuasa yang di lawan

"Kenapa?" tanya Haruto yang menoleh saat menyadari tengah gue pandang. Gue menggeleng pelan lalu menarik tudung hoodie gue semakin menutupi wajah

Haruto mendecak lalu menarik tudung hoodie gue sampai terlepas. Membuat gue mendongak namun malah mendapati wajah kesal Haruto yang kini cowok itu arahkan pada gue

"Ayo percaya diri Seyeon. Kalo kamu gini terus mereka makin gampang ngerendahin kamu" ucapnya. Selalu begini kalau gue berjalan beriringan dengan Haruto. Jangankan untuk menunduk, memasang tudung hoodie saja gue sudah kena marah

Gue diam, membiarkan Haruto menarik gue untuk berjalan lebih cepat ke arah kelas gue. Sesampainya di sana cowok itu melepaskan genggamannya lalu mengusap kepala gue dengan lembut

"Aku kekelas dulu ya" izinnya, gue mengangguk sembari tersenyum. Membiarkan si tampan melangkah menjauh

Namun belum sempat satu meter cowok itu menjauh tiba tiba ada yang menyenggol tubuh gue tanpa sengaja karna tengah berlari. Membuat gue yang tengah berdiri di ujung teras kelas terjatuh ke tanah

Haruto berbalik, menatap gue yang tengah beranjak berdiri dari jatuh sembari membersihkan seragam gue yang agak kotor

Baru saja tubuh gue tegap, tiba tiba Haruto berlari ke arah gue dan merengkuh tubuh mungil gue dengan badan besarnya. Membuat gue benar benar tenggelam dalam dekapannya

'Brak'

Setidaknya suara itu yang gue dengar saat masih dalam dekapan Haruto, sebelum akhirya tubuh Haruto yang tengah merengkuh gue itu terasa berat juga ringisan pelan yang keluar dari bibirnya

PERFECT

Setelah kemarin gue yang di rawat di sini kini gilaran Haruto yang masuk rumah sakit. Siapa sangka cowok itu pingsan setelah melindungi gue dari jatuhnya sebuah pot bunga besar dari lantai atas

Tangis gue pecah saat Haruto berusaha berdiri dengan tenaganya sendiri, membuat darah yang ada di puncak kepalanya turun dan membasahi dahi sampai akhirnya cowok itu kehilangan kesadaran

Gue bersyukur karna Haruto kini telah sadar walau kepalanya harus di perban. Lukanya tidak terlalu besar, namun karna lukanya di bagian kepala darahnya jadi mengucur deras dan membuat Haruto pingsan

Gue duduk diam di kursi yang ada di pojok ruangan, menatap Mama dan Papa Haruto yang tengah mengurus anak mereka. Terlalu segan untuk mendekat

Mereka memang tidak marah dengan kejadian ini pada gue, justru beliau malah marah pada pelaku penjatuhan pot itu. Tapi tetap saja, walaupun telah meminta maaf berkali kali gue masih merasa bersalah

"Yeon" panggil Mama Haruto lembut, beliau sangat keibuan menurut gue

"Iya tante" sahut gue lalu mendekat, beliau tersenyum manis lalu merangkul gue

"Tante mau beli makanan dulu, om juga mau ngurus sesuatu jadi kamu tolong jagain Haruto sebentar ya" pinta beliau, gue mengangguk sopan tanda mengiyakan

Beliau tersenyum lalu menepuk bahu gue pelan, begitu juga dengan Papa Haruto yang tersenyum ke arah gue

Setelah mereka keluar gue duduk di kursi samping brangkar Haruto. Cowok yang sedang bersandar itu menatap gue yang tengah menunduk dalam

"Kenapa?"

"Maaf" bukannya menjawab pertanyaannya gue malah mengucapkan permintaan maaf pada cowok itu dengan nada bergetar

Haruto mengernyit bingung lalu menarik dagu gue untuk mendongak. Ah sial, cowok itu menatap gue heran saat pipi gue di penuh air mata. Gue nangis lagi

"Kamu enggak salah" ucapnya lalu menyeka air mata gue. Tangan gue tergerak untuk menggenggam tangannya yang ada di pipi sembari menatap sendu cowok yang ada di depan gue ini

"Kamu sakit karna aku, karna ngelindungin aku" ucap gue. Haruto menggeleng pelan lalu menarik tangannya dari genggaman gue

"Apa salah kalo aku ngelindungin kamu? Aku cuman enggak mau kamu kenapa napa. Liat dahi kamu aja masih belum sembuh lukanya" ucap cowok itu sembari menunjuk perban yang ada di dahi gue

"Sakit ya?" tanya gue pada Haruto. Cowok itu menggeleng

"Enggak" bohong! Buktimya cowok itu sampai kehilangan kesadaran karna kerasanya pot itu jatuh menghantam kepalanya

Gue memejamkan mata sembari menghirup nafas dalam dalam lalu menghembuskannya dengan panjang

"Ru, kepala kamu sampai berdarah begini kamu masih bilang enggak sakit?" cowok itu tersenyum lalu menggenggam tangan gue lembut. Seakan mengatakan kalau dia baik baik saja pada gue

"Gak ada yang perlu kamu khawatirin tentang aku yeon, khawatirin diri kamu sendiri. Tiga bulan lagi ujian, kamu harus peringkat satu buat dapat beasiswa di univ itu kaya impian kamu" ucapnya menenangkan

Gue diam sembari menenggelamkan wajah gue di kasur Haruto dengan dahi yang menempel pada tangan Haruto dan tangan gue sendiri yang tengah saling menggenggam. Gue terisak bahkan hampir sulit bernafas sekarang

"Udah yeon aku enggak papa, jangan nangis gini" ucap Haruto sembari mengusap kepala gue dengan tangannya yang bebas

"Aku baik baik aja, Seyeon. Jangan khawatir" ujarnya lagi saat gue tak menggubris ucapannya yang sebelumnya

Tangan kiri gue yang tengah tak di genggam pun mengepal di bawah sana. Gue kecewa, kecewa pada diri gue yang hanya bisa membuat susah untuk orang yang ada di sekitar gue

Benar kata Kak Hyunjin, mungkin bukan Hara. Tapi Haruto yang kali ini kena imbasnya. Bukan hanya cowok itu, mama dan papanya pun juga. Dan itu semua karna gue

"Aku sayang kamu Haruto, jangan begini"lirih gue di tengah isakan yang berusaha gue redam

Kak Hyunjin benar, gue harus menghentikan semuanya sebelum jadi semakin parah

PERFECT

End of writing: 23:44 08-06-2020

Author note

Besok update lagi ya, stay tune

[3] PERFECT || Watanabe Haruto ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang