(12) lagi

819 116 9
                                    

"Gugup ya?" tanya Haruto sembari terkekeh, menatap gue yang tengah memainkan tali tas selempang gue. Gue tersenyum sembari meringis ke arah Haruto. Mengangguk untuk mengisyaratkan kalau gue tengah gugup sekarang

"Yaampun kaya mau ketemu siapa aja kamu" Haruto tertawa. Ah, dia enggak tau aja serame apa jantung gue sekarang

Tangannya terulur untuk menggenggam tangan gue lembut, seakan mengisyaratkan kalau semuanya baik baik saja karna dia akan selalu ada di samping gue

"Gak papa, kan aku ada. Lagian nenek udah tau kok soal kamu dari lama, cuman baru mau ketemu sekarang" jelasnya untuk menenangkan. Gue tersenyum lalu mengangguk

"Yaudah ya, ayo kita turun" ajaknya lalu turun dari mobil tanpa menunggu jawaban gue. Setelahnya membukakan pintu untuk gue layaknya tuan putri. Gue terkekeh saat dia tersenyum sembari mengulurkan tangannya

Gue raih tangannya sembari keluar dari mobil cowok itu. Setelah menutup pintu mobil, Haruto bergerak untuk menarik gue masuk kedalam rumahnya. Namun saat sampai di depan sebuah pintu besar berukiran, tangan gue mengerat menggengam tangan Haruto membuat cowok itu menunduk untuk menatap gue

"Ru, aku pulang aja ya" pinta gue. Ini memang bukan yang pertama kalinya gue kesini, rasanya mungkin ini udah kesekian kalinya gue kesini. Tapi kini bukan tempat yang menjadi permasalahnya, namun siapa yang ada di dalam sanalah yang membuat gue jadi segugup sekarang. Gimana kalau nenek Haruto enggak suka sama gue? Kalian tau sendiri kan latar belakang gue bagaimana?

"Dont worry, everyrthing will be fine" tenangnya sembari tersenyum juga mengusap kepala gue lembut. Gue mangangguk dan menarik nafas dalam dalam untuk menenangkan diri

Sampai akhirnya seorang pembantu di rumah Haruto membukakan pintu untuk kami. Setelah mengucapkan terimakasih karna telah membukakan pintu untuk kami pada beliau, gue dan Haruto pun beranjak semakin masuk kedalam rumah mewah itu dengan tangan yang masih saling bertautan

"Mah, ini Seyeon" ucap Haruto. Tak berselang lama datanglah Mama Haruto yang langsung memgambil alih gue dari Haruto, membuat genggan kami terlepas

"Yaampun, cantik banget kamu malam ini, yeon" puji beliau sembari menatap gue dari atas hingga bawah. Gue tersenyum dengan malu malu. Ah bukan, mungkin akan lebih tepat untuk di katakan tengah tersipu

Gue hanya memakai rok maroon di bawah lutut dengan kemeja hitam yang di padu dengan selempang yang senada, juga bedak dam lipbalm untuk wajah. Walaupun sesederahana itu, gue tetap perlu waktu satu jam untuk bersiap

"Makasih tante" ucap gue. Bisa gue lihat Haruto tengah mendengus kesal, lalu kembali menarik gue untuk mendekat padanya

"Mama mah gitu terus, Seyeonnya di ambil mulu" ucapnya. Gue terkekeh, sedangkam ibu dari cowok yang tengah merengek itu langsung menepuk kencang pipi sang anak

"Bucin" cibirnya. Gue tertawa pelan lalu menatap Haruto yang semakin cemberut itu

"Udah sana nenek kamu nungguin" titah beliau. Ah astaga. Gue jadi makin gugup sekarang

"Iyaa mama" ucapnya dengan nada meledek. Sebelum mamanya marah Haruto pun dengan cepat menarik tangan guebuntuk segera menemui neneknua

Sampai pada saat kami berdua tiba di ruang keluarga, menjumpai dua sosok yang belum pernah gue temui sebelumnya. Sang paru baya menoleh saat sang cucu memanggilnya sembari tersenyum manis ke arah kami. berbeda dengan wanita yang lain, ia terlihat tengah tersenyum remeh ke arah gue

"Sini" panggil Nenek Haruto pada gue. Gue mengangguk lalu mendekat, duduk di sampimg beliau setelah menyaliminya

"Cantik ya, pantasan Haruto kalau ceritain kamu suka exaited" ucap beliau saat Haruto ikut duduk di samping gue. Hendak merangkul namun di tepis cepat oleh sang nenek

[3] PERFECT || Watanabe Haruto ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang