22. I hate it

5K 491 140
                                    

.

.

.

Athanasia POV

Udara khas Siodona yang kering seketika terasa menyengat kulitku. Cahaya matahari bersinar cerah dan suara para pekerja bongkar muat memenuhi  pelabuhan hilir mudik tidak mempedulikan dua orang asing, aku dan Lucas, yang memperhatikan dalam diam di tengah tengah keramaian. 

Pagi ini aku dan Lucas sudah berada di pelabuhan, di belakang kami lautan biru bercahaya memantulkan sinar matahari. Angin laut bertiup kencang menerbangkan percikan air yang terasa lengket.

"Aku tahu akan ramai, tapi tidak menyangka akan sesibuk ini," gumamku pelan

Berbeda dengan pantai pasir putih yang ada di dekat vila, tanjung yang menjadi tempat pelabuhan utama di Siodona kini dipenuhi oleh puluhan kapal yang sedang mengantri untuk menurunkan muatan mereka. Kapal-kapal yang datang kadang harus menunggu mulai dari tiga hari sampai seminggu hanya agar barang mereka dapat diturunkan. Dan selama itu para awak kapal yang berasal dari berbagai penjuru benua ini akan menghabiskan waktu mereka beristirahat dan bersenang senang di kota.  Walaupun Siodona adalah kota yang relatif kecil, tapi tempat ini patut dijuluki salah satu pelabuhan tersibuk di kekaisaran.

Namun mengabaikan hal itu, aku mengutuk Lucas yang membuatku tidak bisa tidur nyenyak semalaman. 

Lucas sialaaan!!

PARFUM SIALAN ITU!

Yang semalam itu parfum siapa? Aku tidak pernah mencium yang seperti itu! Baunya memang samar tapi aku yakin kalau itu parfum seorang wanita. Baunya manis dan bagaimana menyebutnya ya? Sexy? Kurasa itu bukan parfum yang biasa dipakai oleh gadis biasa. Aku saja kurang menyukai bau yang sedikit menyengat seperti itu.

Lalu kenapa bau seperti itu menempel pada tubuh Lucas!??? Belum lagi bau alkohol dan rokok yang menyengat! Kemana saja dia semalam!!??

Pagi ini dia bahkan tidak menjelaskan apapun dan bertindak seperti biasa seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Apa aku saja yang terlalu sensitif?

Argg.. Ini bisa membuatku gila. 

Puk!

"Pakai ini, siang nanti cahaya semakin terik." Sebuah topi jerami lebar kini melindungi kepalaku.

Aku melirik Lucas yang kini juga tidak memakai jubah penyihirnya. 

Lucas itu seperti vampir yang alergi matahari karena kemana mana menggunakan pakaian panjang seperti kelelawar. Tapi melihatnya menggunakan pakaian seperti ini setidaknya membuatku nyaman. Bisa gerah aku kalau melihatnya menggunakan jubah hitam lagi.

Tiba-tiba aku merasakan sesuatu menempel di dahiku dan ternyata itu adalah tangan Lucas.

Aku tidak sadar kapan dia mendekat, yang jelas sekarang wajahnya yang terasa sangat dekat dengan wajahku.

"Ka-kau sedang apa?" Tanyaku .

"Kau sakit?"

"Ti-tidak!"

"Wajahmu sedikit pucat. Dahimu juga berkerut begitu kukira kau sakit, tapi tidak panas."

Menurutmu siapa penyebabnya!?

Tangannya berpindah ke daguku dan menarik wajahku agar menatap matanya.

"Kau, apa yang kau pikirkan?" Suaranya yang dalam membuatku merinding.

Iris ruby itu mengunciku.

"Apa maksudmu?"

"Kau selalu berwajah begitu ketika otak bodohmu digunakan untuk berpikir yang tidak-tidak."

PRINCESS DIARY [SIBAP] NEW VERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang