.
.
.
Athansia POV
Aku mengacaukannya.
Semalam aku benar benar mengacaukannya.
Hal terakhir yang kuingat adalah berpura pura tidur dalam gendongan Lucas agar Lily tidak melihat wajah menangisku. Ku pikir aku akan membicarakan tentang perasaanku pada Lucas setelah kami sampai di kamar. Tapi ternyata aku mengacaukannya dengan tertidur karena kelelahan.
Bagus sekali Athanasia. Padahal suasananya sudah mendunkung sekali semalam tapi kau melewatkannya. Sudah tidak ada lagi kesempatan lainnya. Nyaliku sudah tersapu ombak dan menghilang di lautan.
Kira-kira seperti apa wajah tertidurku tadi malam? Pasti kacau sekali. Kalau saja di dunia ini sudah ada kamera mungkin Lucas akan memotretku dan mencetaknya sebesar dinding hanya untuk mengejekku habis habisan.
Cih! Memastikan yang keenam apanya? Aku sekarang sudah tidak punya muka.
Memikirkan hal itu, aku baru sadar kalau sejak bangun pagi ini aku belum melihat batang hidungnya sama sekali. Lucas juga tidak ikut sarapan bersamaku. Kemana perginya pria itu?
"Lily, apa kau melihat Lucas?" Karena tidak tahan, aku bertanya pada orang-orang di sekitarku.
"Maaf Tuan putri, terakhir saya melihat Tuan Lucas adalah tadi pagi sebelum sarapan. Setelah itu saya tidak bertemu dengannya lagi."
Aku mengangguk mengerti.
Kira-kira kemana lagi perginya orang itu? Bisa bisanya dia pergi begitu saja setelah apa yang dia lakukan padaku semalam. Dan setelah ku pikir-pikir, mulutnya itu ternyata lebih berbahaya dari yang kukira. Aku harus berhati-hati kalau tidak, mungkin saja aku akan keceplosan seperti biasanya.
Huft... Daripada memikirkan itu, kertas kertas laporan yang berserakan di meja ini membuatku sakit kepala, tapi aku tidak punya pilihan selain segera menyelesaikannya. Padahal ini belum jam 10 pagi, tapi laporan yang berdatangan membludak setelah biro penyelidik mengetahui bahwa aku lah yang mengirimkan si stone itu ke penjara. Bukan aku sih, Lucas lah yang melakukannya tadi malam.
Selain itu, begitu keberadaan aku dan Lucas diumumkan, undangan makan malam dari berbagai pedagang besar dan juga bangsawan kota ini langsung berdatangan layaknya kucing yang mengejar ikan. Mungkin aku akan memilih beberapa undangan yang dapat kupenuhi selagi di sini tapi untuk sekarang sebaiknya aku menemui biro penyelidik dan segera mengurus tambang batu mana yang sudah ditemukan lokasinya ini.
"Lily, siapkan kereta kuda dan berikan pemberitahuan pada kantor biro penyelidik kota ini bahwa aku akan kesana siang nanti."
"Apakah anda akan pergi dengan Tuan Lucas juga?"
"Kalau dia muncul sebelum aku berangkat maka aku akan mengajaknya."
"Baik, saya mengerti." Lily pun meninggalkanku sendirian di ruang belajar.
Masih banyak pekerjaan yang menunggu kami dan tak terasa 3 hari pun berlalu dengan cepat.
3 hari sudah berlalu sejak aku dan Lucas mengunjungi kasino malam itu, dan selama 3 hari itu juga kami disibukkan dengan keberlanjutan penyelidikan batu mana yang melibatkan Stones tanpa memberiku waktu sedikitpun untuk beristirahat.
Setelah menyerahkan stones ke biro keamanan siodona, aku melanjutkan penyelidikan dengan memanfaatkan berkas-berkas dan data yang berhasil kami kumpulkan. Sedangkan Lucas sendiri bertanggung jawab untuk mengamankan batu mana yang telah disita dari tempat penimbunan. Menara sihir obelia sudah mengirimkan satu tim untuk memindahkan batu-batu berharga itu ke ibukota, proses pemindahannya dijadwalkan selesai hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCESS DIARY [SIBAP] NEW VER
FanfictionATHY X LUCAS Athanasia de Alger Obelia. Putri mahkota dan satu satunya di Kaisaran Obelia yang kini telah menginjak umur 15 tahun ini telah kembali ke istana setelah pelariannya dari sang ayah yang amnesia. Apa yang terjadi di kerajaan setelah Luc...