.
.
.
Author pov
Duduk di hadapan cermin, Jennette Margaritta tersenyum manis ketika salah seorang pelayan membantu memasangkan mahkota bunga yang terbuat dari perak pada rambutnya.
Sambil melihat penampilan dirinya sendiri untuk banquet malam ini, gadis itu tidak bisa berhenti bersenandung ria mengingat bahwa akhirnya hari ini sang paman akan menepati janjinya untuk memperkenalkan dirinya sebagai putri Kekaisaran Obelia di hadapan publik.
Sejak pagi dengan bantuan pelayan kediaman Alpheus, Jennette sangat sibuk untuk mempersiapkan diri. Ia bahkan merelakan kesempatan untuk ikut menonton turnamen pedang demi tampil sempurna malam ini. Benar, malam ini ia harus tampil sesempurna mungkin.
Untuk acara malam ini gadis dengan rambut berwarna hazelnut itu menggunakan gaun berwarna biru gelap dengan hiasan pita merah muda yang tampak begitu cantik. Rambutnya yang ikal di bagian bawah dibiarkan terurai dengan hiasan mahkota bunga mawar serasi di kepalanya. Namun lebih penting dari itu semua, malam ini akhirnya ia akan melepaskan cincin sihir yang selama ini menutupi mata kristalnya yang cantik.
Sekarang masih sore, tapi banquet kali ini akan dimulai sebelum matahari terbenam. Acara akan berlangsung sekitar satu jam lagi namun Jennette sudah begitu tak sabar untuk berdiri di hall pesta, bersanding di tempat yang sama dengan adiknya, Athanasia.
"Sudah selesai Nona, anda tampak sangat cantik malam ini. Para bangsawan tidak akan bisa berkedip ketika melihat anda." Puji salah satu pelayan yang sudah sangat lama bersamanya.
"Terima kasih. Aku juga tidak sabar untuk menghadiri pesta malam ini." Para pelayan itu tersenyum begitu hangat melihat pipi yang kini berseri-seri itu.
"Terima kasih atas kerja keras kalian selama ini, aku tidak akan pernah melupakannya." Dengan rendah hati Jennette menunduk menunjukkan rasa terima kasihnya.
Para pelayan itu terlihat kebingungan, "apakah anda akan pergi jauh Nona?" Tanya mereka tidak mengerti. Karena bagi mereka, pesta malam ini sama seperti pesta yang biasa para bangsawan hadiri. Tapi kenapa Nona mereka ini berterima kasih seakan memberikan salam perpisahan?
Mendengar hal itu Jennette tiba-tiba kelabakan oleh ucapannya sendiri. Ia lupa kalau rencana ini hanya diketahui oleh keluarganya dan juga beberapa bangsawan kepercayaan Duke saja.
"A-aku hanya ingin berterima kasih karena kakak-kakak selalu baik padaku selama ini. Aku sungguh sangat beruntung." Katanya sambil tersenyum canggung. Bagaimanapun para pelayan kan tidak tahu kalau ia akan segera tinggal di istana.
"Suatu kehormatan dapat melayani Nona yang begitu menawan seperti anda. Kalau begitu kami permisi." Kata mereka lantas meninggalkan ruangan. Kini ia hanya seorang diri dalam salah satu kamar di istana saphire itu.
Jennette menoleh pada cermin di hadapannya. Sambil tersenyum ia berputar mengibaskan gaunnya yang indah.
"Fufu.. Akhirnya malam ini.." Tak mampu menahan rasa bahagia di dada, ingin sekali rasanya ia melompat kegirangan di sini.
Ia tahu dirinya tidak boleh terlalu senang dulu sekarang. Pamannya sudah mengingatkan akan banyak tantangan yang akan ia hadapi agar Yang Mulia dan Tuan Putri mau menerima keberadaannya. Tapi tidak apa, Jennette yakin ia bisa melewatinya. Lagipula Athanasia pasti akan ikut membantunya melewati itu semua.
Tok tok!
Suara dari pintu menghentikan tarian kecilnya. Kira-kira siapa yang datang?
"Jennette, ini aku." Dari luar suara Ijekiel terdengar begitu lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
PRINCESS DIARY [SIBAP] NEW VER
FanfictionATHY X LUCAS Athanasia de Alger Obelia. Putri mahkota dan satu satunya di Kaisaran Obelia yang kini telah menginjak umur 15 tahun ini telah kembali ke istana setelah pelariannya dari sang ayah yang amnesia. Apa yang terjadi di kerajaan setelah Luc...