As one might expect, white flowers symbolise purity, cleanliness, freshness, immaculacy, clarity and simplicity. White also indicates innocence, virginity, perfection, natural love and piety.
Salah satu kekurangan dari tinggal bersama keluarga ketika kau memiliki kekasih adalah tidak bisa membawanya pulang sesuka hati. Kalau dulu saat Jeno tinggal sendiri di Seoul, ia tak mengalami dilemma ini. Kapan pun ia mau, dengan siapa pun, Jeno bisa mengundang mereka ke apartemen yang disewanya.
Tapi, meski ibunya tidak terlalu sering di rumah, Jeno merasa sungkan dan tidak enak. Ia takut mengganggu ibunya kalau tiba-tiba pulang. Yang lebih repotnya lagi, kekasihmu juga tidak tinggal sendiri. Kalau sudah begitu, solusinya hanya satu.
Hotel.
Dan itulah alasan sekarang Jeno berada di sana. Di malam minggu yang tenang, setelah satu hari yang melelahkan, Jeno mengundang kekasihnya untuk bermalam bersama.
"Maafkan aku."
Jeno mengeratkan pelukannya pada tubuh gadis dalam dekapannya ini lalu menggeleng pelan. Ia rapatkan tubuhnya pada punggung kekasihnya itu lalu Jeno letakkan kepalanya pada bahu gadis itu berharap Miu akan lebih tenang dan nyaman.
Tadi mereka berniat untuk kembali mencobanya, tapi sepertinya Miu belum bisa. Trauma masa lalu pada ayahnya masih belum bisa ia atasi. Gadis itu masih butuh waktu.
"Tidak apa-apa. Kita bisa mencobanya lagi lain waktu," ucap Jeno lalu mengecup bahu Miu pelan. "Jangan merasa bersalah."
Gadis itu menunduk pelan, merasa tidak enak karena tidak bisa memenuhi kebutuhan biologis kekasihnya. Meski ia ingin mencoba, tubuhnya masih menolak untuk bekerja sama. Miu cukup dibuat frustasi olehnya. "Tetap saja..." keluhnya.
Jeno menyentuh jemari Miu dengan lembut lalu menautkannya dalam genggaman. Malam ini teralu indah jika untuk bersedih. Ia tidak ingin merusaknya hanya karena satu kekurangan dari banyak kelebihan kekasihnya ini.
"Kau sendiri yang bilang padahal kalau ingin hubungan kita pelan-pelan saja. Jangan terburu-buru," ucap Jeno sembari mengusap punggung tangan kekasihnya. "Tidak apa-apa kalau tidak terburu-buru."
Setelah kalimat penenang dari Jeno, Miu perlahan mulai tersenyum. Tidak apa-apa kalau masih gagal, bisa dicoba lagi lain waktu. Tidak apa-apa kalau belum berhasil, suatu hari pasti akan ada jalannya.
"Terima kasih sudah mengingatkan." Miu menoleh ke belakang menatap wajah rupawan milik Jeno. Tangannya pun terulur, perlahan mengusap lembut rahang tegas itu.
Jeno terkekeh pelan dibuatnya, ia peluk pinggang gadis dihapannya ini. "Bagaimana? Aku tampan, ya?"
Terkejut akan pertanyaan tidak jelas Jeno yang tiba-tiba, sontak Miu langsung melepaskan tangannya dari pipi pria itu dan meninju pelan bahunya. Kesal, langsung badannya ia balikan untuk membelakangi Jeno.
KAMU SEDANG MEMBACA
il mio fiore [NOMIN ; Lee Jeno x Na Jaemin]
FanfictionJeno kabur ke Seoul saat tahu bunganya yang indah itu akan dinikahi orang lain. Setelah 3 tahun kemudian ia kembali untuk memulai hidup baru dan ia mendapat kabar kalau Jaemin sudah bercerai. Tapi ternyata Jeno kalah sebelum bertempur. Sayangnya sek...