23. Beautiful Calla Lily

945 117 11
                                    

Having created a very reserved society, where lewd talk of love, sex was highly taboo, calla lily bouquets took on the role of secret messenger in Victorian Britain

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Having created a very reserved society, where lewd talk of love, sex was highly taboo, calla lily bouquets took on the role of secret messenger in Victorian Britain. Calla lily flowers in their intricately coded floral designs was an indication of sexual desire.





Tubuh ramping Jaemin diangkat oleh Jeno menuju ranjang utama kamar ini. Sembari menciumi bibir Jaemin dengan sensual, lelaki itu menidurkan Jaemin ke atas kasur.

Jeno menatapi si manis itu yang terbaring pasrah di bawahnya. Dengan pakaian yang berantakan, rambut berkeringat, dan yang paling penting adalah bibirnya yang bengkak karena sedari tadi tak sedetik pun Jeno mau melepas hisapannya dari ranum merah milik Jaemin itu.

Untuk Jeno, kapan pun itu Jaemin selalu terlihat cantik. Apapun yang ia lakukan, senyumannya selalu berhasil menghipnotis orang-orang di sekitarnya untuk jatuh hati. Tapi, kalau sudah urusan ranjang seperti ini, Jaemin lebih dari sekadar indah.

Primadona itu menggoda, menggairahkan, dan mengundangnya.

Tubuh molek milik Jaemin yang tersaji di hadapannya ini sedari seolah tadi menjerit memanggil namanya. Jeno ingin membelainya kemudian menghancurkannya sampai ke titik di mana Jaemin tak bisa berpikir dengan jernih lagi dalam kungkungannya.

"Jeno-ya..." panggil Jaemin dengan suara lirihnya.

"Yes, sweetie?"

Jaemin mengulurkan tangannya ke depan, berusaha untuk menggapai Jeno. Jemari-jemari kecil Jaemin itu perlahan menangkup kedua pipi si dominan kemudian mengusapnya lembut. "Kau melamun. Apa yang kau pikirkan?"

"No, dear. Aku hanya terkagum oleh betapa indahnya dirimu."

Jaemin tersipu mendengar pujian dari lelaki di atasnya itu. Tangannya yang tadinya berada pada pipi pria itu bergerak menuju leher dan kemudian menarik Jeno kembali dalam sebuah ciuman. Saat itulah Jeno tak lagi menahan hasrat yang sudah meledak-ledak dalam dirinya. Tangannya mulai bergerilya menjelajahi tubuh Jaemin yang ternyata begitu ia rindukan.

Sudah lebih dari tiga tahun sejak terakhir kali ia menyentuh kulit halus yang merupakan favoritnya ini. Dan jemari nakalnya itu tak bisa untuk tak segera mencari titik yang benar-benar Jeno sukai dari sosok yang mendesah di bawahnya ini. Ia singkap baju atas Jaemin dan terpampanglah kesukaannya dengan jelas.

Puting kemerahan pada dada Jaemin.

Segera Jeno melepas pagutan mereka yang entah ke berapa kali di hari ini, ia tatapi dua titik menggiurkan itu dengan lapar. Jaemin yang mengerti akan kode yang Jeno berikan itu kemudian tersenyum, "Hisaplah," ucapnya singkat.

Tanpa basa basi lagi, Jeno langsung melahap puting sebelah kanan milik Jaemin kemudian berpindah ke sebelah kirinya. Dengan lidah panasnya, Jeno memainkan tonjolan pada dada Jaemin itu. Dua jarinya pun tak tinggal diam dan mulai menggoda puting kanannya.

il mio fiore [NOMIN ; Lee Jeno x Na Jaemin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang