The name of pansy comes from the French word pensée (thought). So since ancient times, this flower was a symbol of remembrance. In Hamlet, Ophelia distributes the flowers and adds a remark to pansies "these are pansies, and they are for thoughts".
"Akhir pekan ini mau menonton bersamaku, Miu-ssi?"
Gadis sakura itu tertawa pelan. Mungkin tidak menyangka akan ajakan Jeno yang sangat tiba-tiba ini. Pada sore hari yang cerah itu, Miu menautkan kedua tangannya di atas meja sembari menatap Jeno.
"Mengajakku berkencan? Tiba-tiba sekali."
"Bukankah sekarang kita juga sedang berkencang? Tidakkah pertemuan kita ini memang bermaksud untuk hubungan lebih lanjut?"
"Itu kalau kedua belah pihak merasa cocok dan memang setuju untuk lanjut ke tahap selanjutnya. Lagi pula dengar-dengar aku adalah gadis ke tujuh yang kau kencani dalam 2 minggu ini," jawab Miu dengan santai.
"Jadi kau bermaksud untuk mengatakan——
"——jujur saja aku kesini bukan karena keinginanku. Kencan ini ibukulah mengaturnya," ucap gadis itu lagi terkikik.
Miu menyilangkan kakinya untuk menemukan posisi yang lebih nyaman. Ia membiarkan ekspresinya tenang seperti biasa.
"Mengapa kau tiba-tiba tidak menganggapku seperti gadis lainnya yang kau lupakan begitu saja?"
Jeno tahu kalau Miu akan menanyakan ini, tapi sayang sekali. Meski ia tahu jawabannya, itu bukanlah jawaban yang Jeno rasa ingin Miu dengar. Tanpa sadar Jeno pun melamun.
"Jeno-ssi?"
Si gadis itu memanggil pelan saat pertanyaannya tak kunjung di jawab.
"Oh, ya." Jeno yang sadar dipanggil pun kembali dari lamunannya. Ia pun mengusap leher belakangnya pelan. "Karena kau mengerti diriku?" Jeno pun berucap ragu. Untungnya Miu terlihat memaklumi tindakannya itu.
"Kalau begitu, apakah Jeno-ssi bisa memahamiku?"
Miu yang tadinya begitu cerah dengan senyumannya tiba-tiba wajahnya mulai muram, wajahnya ia tundukan dalam. Tatapan matanya itu pun tak bersinar seperti sebelumnya seolah segalanya redup begitu saja.
"Tentu, aku akan memahamimu."
"Jeno-ssi, semua orang punya trauma dan kekurangan. Begitu pun denganku," ucap Miu sembari perlahan mengangkat kepalanya lagi. "Ayahku pemabuk berat, suka memukuli aku dan ibuku. Dan——" Miu mengalihkan arah tatapnya ke samping, terlihat ia menahan air mata di pelupuknya untuk tak jatuh. "——aku pun diperkosa berkali-kali olehnya."
Mata Jeno langsung membola. Gadis ini diperkosa oleh ayahnya sendiri? Tapi sungguh, justru Miu terlihat seperti gadis yang dibesarkan di keluarga baik-baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
il mio fiore [NOMIN ; Lee Jeno x Na Jaemin]
FanficJeno kabur ke Seoul saat tahu bunganya yang indah itu akan dinikahi orang lain. Setelah 3 tahun kemudian ia kembali untuk memulai hidup baru dan ia mendapat kabar kalau Jaemin sudah bercerai. Tapi ternyata Jeno kalah sebelum bertempur. Sayangnya sek...