32. Eternal Asphodel

836 105 24
                                    

Asphodel is a type of lily and means 'remembered beyond the tomb' or 'my regrets follow you to the grave' while wormwood is often associated with regret or bitterness

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Asphodel is a type of lily and means 'remembered beyond the tomb' or 'my regrets follow you to the grave' while wormwood is often associated with regret or bitterness.



"Lalu, aku itu apa? Kita ini apa?" Jaemin menatap Jeno dengan senyumnya yang pilu. "Katakan padaku, apa artinya semua ini, Jeno-ya?!"

Jeno menutup kedua matanya lalu tangannya mengusak rambutnya ke belakang. Lelaki itu terlihat mengambil nafas dalam kemudian meluruskan tatapannya pada Jaemin di atas sofa itu. Melihat Jeno yang sepertinya memang tidak akan mengeluarkan jawaban yang ia inginkan, Jaemin hanya mengigit bibirnya sembari mengeratkan pegangannya pada kaus yang ia kenakan itu.

"Kita? Kau dan aku bukanlah kita, Jaemin-ah. Jadi bahkan kita yang kau tanyakan saja tidak ada."

Habis sudah kesabarannya. Sudah cukup Jeno menyakitinya seperti ini. Jaemin pun bangkit dari duduknya kemudian berjalan dengan cepat menuju lelaki itu sebelum akhirnya menampar pipi kirinya sekeras mungkin.

"Bagaimana kau bisa melakukan ini padaku?! Bagaimana kau bisa tega, Jeno-ya?! Kau pikir aku terlihat seperti semacam boneka yang bisa kau mainkan semaumu?!" jerit Jaemin dengan amarah yang mendidih.

Wajahnya begitu merah, napasnya begitu terpacu dan tidak beraturan. Jaemin sudah tidak bisa lagi menahan perasaanya dalam hatinya ini. Jeno sudah sungguh keterlaluan!

"Setelah semua yang kita lakukan ini, setelah semua yang kita lalui, kau bisa bilang begitu? Tiga bulan, Jeno-ya!" Air mata di pelupuk itu pun jatuh, tidak mampu tertahan lagi. "Selama itu kita bersama setiap harinya dan kau bilang tidak ada yang namanya 'kita? Bagaimana bisa?!"

"Setiap harinya aku berpikir tentangmu. Setiap hari aku menunggu kedatanganmu. Setiap itu juga aku menunggu saat dimana kau akhirnya bisa mengungkapkan cintamu padaku dan betapa bodohnya merasa seakan dunia milikku saat kau mengatakannya."

"Tapi apa? Kau bilang kau bermaksud untuk mengatakannya pada sahabatku?"

Jaemin memukul dada lelaki di hadapannya itu, mencurahkan perasaannya yang rasanya meledak-ledak. Dinding kepercayaan yang selama ini ia bangun seakan dihancurkan begitu saja menjadi serpihan-serpihan kecil.

Hatinya seperti diremas kencang dan orang yang melakukannya itu bahkan tidak merasa bersalah sama sekali. Jaemin sangat frustrasi. Mengapa kisah cintanya yang awalnya terasa seperti mimpi itu kenyataannya justru pahit seperti ini?

Sangat tidak adil. Tuhan sangat tidak adil dengan dirinya. Padahal ia sudah sabar untuk menunggu dan menanti cinta sejatinya.

"Dasar brengsek," gumam Jaemin disela tangisannya.

Jeno yang tidak bergerak dari posisinya setelah di tampar Jaemin itu menoleh. Membiarkan matanya bertatapan dengan netra si manis yang tengah berurai air mata. Tangan lelaki itu tergerak, menurunkan lengan Jaemin yang bersandar pada bahunya setelah memukulnya tadi.

il mio fiore [NOMIN ; Lee Jeno x Na Jaemin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang