01

1.4K 145 84
                                    

[Desa Litore, Pesisir Kerajaan Agung]

"Hei! Jangan bertelepati sendirian!"

Gadis itu tertawa kecil. Menyingkirkan tangan temannya dari wajahnya, kemudian membenarkan cara duduknya.

"Kenapa, hm? Kamu cemburu, Kai?" goda gadis itu.

Kai mendengus, "Nora, setidaknya latih kekuatanmu agar dapat menautkan sambungan lebih dari dua titik. Jadi kita bisa berkomunikasi bersama!"

"Aku tahu, aku tahu. Bukannya aku tidak mau, tapi menyambungkan dua titik saja sudah menguras tenagaku." Gadis itu mengalah.

Lee Nora. Salah satu penghuni Desa Litore. Dengan teman temannya yang punya kelebihan masing masing, saling membantu di desa ini.

Hanya keenam remaja yang selalu bermain sambil belajar. Menjalin persahabatan sejak belajar merangkak.

"Ayo, kita lanjutkan yang tadi!" sela lelaki di sebelah Nora.

"Tidak. Tidak boleh. Kalian seperti punya dunia sendiri di sini, sementara kami hanya debu lewat," sindir Kai sebal.

"Baiklah baiklah. Aku dan Beomgyu selesai. Ayo main!" Nora beranjak. Meninggalkan Beomgyu yang duduk sendirian di atas pasir.

Melihat ke pesisir, Nora menyadari tiga temannya menghilang. Kemana mereka?

"Dimana yang lain?" tanya Nora.

Kai mencibir, "Kamu terlalu sibuk sampai tidak memerhatikan, ya?"

"Maaf. Aku, kan, sudah bilang maaf," ujar Nora lagi.

"Mereka di sana!" seru Beomgyu dari belakang. Lelaki itu berlari kecil mendatangi teman temannya di dekat batu besar.

Seorang lelaki duduk di atas batu besar itu, memerhatikan dua temannya yang bermain dengan ombak kecil di sisi pantai.

"Yeonjun!!" sapa Nora, ikut berlari dan naik ke batu besar untuk duduk dengan Yeonjun.

Yeonjun mengulurkan tangan, membantu Nora naik, "Hati hati," katanya.

Nora duduk di sebelah Yeonjun. Ikut memerhatikan temannya yang sedang bermain main dengan kekuatannya.

"Lihat! Aku bisa membentuk beberapa patung lucu sekarang!" soraknya bangga.

Lelaki jangkung yang sedang berjongkok itu menggenggam air laut, kemudian seakan melemparkannya ke udara hingga membeku dan membentuk kepala lelaki di sebelahnya.

"Hei!" protesnya, yang dengan cepat melemparkan patung itu ke laut karena kesal.

"Taehyun, itu kerja kerasku!" protes si pembuat patung.

"Ya, kerja keras meledekku, huh?" balasnya.

"Sudahlah, Soobin. Kita buat yang besar sekalian kepala Taehyun!" Beomgyu merangkuk lelaki itu. Tapi kemudian mendapat serangan dari Taehyun.

Tawa menggelak begitu saja. Melihat pertengkaran kecil mereka yang tidak ada habisnya. Apalagi Beomgyu yang sedang dicekik lengan Taehyun.

"Kamu terlalu banyak menonton acara gulat, Tae!" seru Nora.

Taehyun mendengus, "Itu asik. Setidaknya aku bisa belajar gulat, judo, karate, jujutsu, taekwondo—"

"Kamu sudah cukup memelajarinya," sela Yeonjun lelah.

"Oh, ayolah, itu bahkan belum semua dari beladiri yang ada di dunia!" Taehyun melepaskan kepala Beomgyu dan duduk di pasir.

Mengabaikan teman temannya yang mengobrol, Nora memilih melihat laut lepas. Mengobrol dengan pikirannya sendiri sembari menghirup udara pantai.

Ours - TXT [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang