05

378 84 26
                                    

"Wah, aku rasa di sini cukup aman. Bagaimana kalau bermalam di sini?" tawar Yeonjun.

Yang lain setuju sementara Nora hanya diam. Sesekali gadis itu menoleh ke belakang dimana sudah sangat jauh dia berlari dengan teman temannya.

Nora belum pernah kabur seperti ini selama hampir dua puluh tahun dia hidup.

"Nora," panggil Beomgyu.

Nora menoleh, menatap teman temannya yang khawatir sebelum akhirnya mengulas senyum tipis, "Terima kasih, kalian jadi ikut menjagaku seperti ini."

"Nora, bagaimanapun kamu adalah sahabat kami," ujar Taehyun menenangkan.

Nora belum sempat makan malam dan dia lapar. Gadis itu tidak sendiri, mereka semua lapar sekarang. Sementara Yeonjun dan Beomgyu sedang berkutat dengan api unggun, Soobin duduk di dekat Nora.

"Mau membongkar apa yang dibawakan bibimu?" tawarnya.

Soobin membuka tas yang dibawakan bibi Nora. Karena terlalu panik, mereka belum melakukan apa apa pada tas itu dan hanya membawanya sedaritadi.

"Wah, busur, pisau, dan makanan! Oh, ada selimut dan jubah juga." Soobin mengeluarkan beberapa benda di dalam sana.

"Hei, Yeonjun, mungkin ini untukmu?" Soobin memberikan Yeonjun sebilah pisau kecil.

Tapi Yeonjun menolaknya, "Berikan itu pada Nora. Dia lebih memerlukannya. Selipkan di kaus kakimu, lebih aman."

"Padahal aku mau mendatangimu untuk pamer." Kai meluruskan kakinya di dekat Taehyun. Kemudian mengeluarkan kantung uang di balik bajunya.

"Apa itu?" tanya Soobin penasaran.

"Kamu tahu, kemarin aku membuat anting yang dapat menyembuhkan luka secara instan. Kalau kata Nora, ini tindik."

Kai mengeluarkan lima anting di genggamannya. Memamerkannya pada teman temannya.

Nora ingat. Nora ingat tindik tindik itu. Gadis itu cuma diam, menyimak penjelasan Kai.

"Walau penyembuhannya terbilang cukup memakan waktu dibanding dari sumbernya—yaitu aku, tapi ini cukup praktis." Kai memberikannya pada Taehyun yang paling dekat dengannya.

Taehyun memandangi anting itu dengan lekat, sebelum akhirnya bertanya, "Tindik mana yang harus aku lepas? Kanan atau kiri?"

"Buat saja yang baru di cuping," celetuk Beomgyu.

"Hei, aku bukan maniak tindik sepertimu atau Yeonjun," balasnya.

Yang lain juga menerimanya. Memasang tindik itu seperti kata Kai.

"Aku tidak tahu apa ini akan membantu, tapi aku harap ini berguna di pelarian kita."

Yeonjun mengangguk, "Lumayan juga. Perih di wajahku karena luka tadi siang berkurang."

"Kamu yakin itu bukan sugesti?" cibir Beomgyu.

"Kenapa kamu selalu meragukanku, sih?" tanya Kai gemas.

Beomgyu tertawa kecil, berusaha mencairkan suasana. Tapi Nora masih diam dan hanya tersenyum.

Taehyun angkat suara, "Pelarian kita kali ini mendadak dan tanpa rencana. Kurasa akan jadi petualangan yang seru."

"Atau membahayakan," sambung Nora merasa bersalah.

"Benar. Karena itu kita butuh rencana. Aku bahkan belum pernah melihat peta ke istana. Bagaimana bibimu bisa punya itu?" Taehyun menggelar peta di dekat api unggun yang hangat, cahaya bulan saja tidak cukup untuknya.

Ours - TXT [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang