Taehyun berhasil membunuh musuhnya setelah beberapa kali dibanting raksasa tanah. Tubuhnya memang sakit, tapi rasa khawatirnya menang kali ini.
Taehyun berjalan cepat, melihat api di gerbang sudah padam membuatnya bernapas lega.
Lelaki itu berjalan melewati tangga, melihat Yeonjun berhasil melumpuhkan ketiga lawannya. Nyaris jatuh jika Taehyun tidak disana untuk memegangi pundaknya.
"Tae, Nora?" tanya Yeonjun.
Taehyun mengangkat bahu, "Kita cari Nora."
Mereka pergi ke aula. Tempat yang menjadi sangat kacau karena pertarungan pedang Kai dengan lawannya.
Lawan yang satu terkapar dengan bekas luka memanjang di punggungnya. Sementara yang satu lagi baru saja kalah telak karena Kai berhasil menendang pedangnya menjauh.
Tapi di antara semua itu. Mereka terkejut melihat Nora yang diam berdiri menatap Prajurit Jung yang juga diam.
Kerutan di dahi Prajurit Jung menyadarkan Yeonjun. Lelaki itu dengan marah menarik kerah Prajurit Jung, membenturkan pria itu ke tembok.
"Sialan," umpatnya.
Prajurit Jung tersadar, sedangkan Nora terjatuh tiba-tiba. Untung Taehyun sigap, lelaki itu menangkap Nora dengan cepat, menyeka darah yang mengalir di hidung gadis itu.
Prajurit Jung berteriak kesakitan, memegangi kepalanya. Padahal Yeonjun belum melakukan apapun padanya.
Tersulut emosi, Yeonjun memukul rahang pria itu. Memukuli pria itu hingga tangannya sendiri terluka. Terlalu banyak memukul hari ini.
"Yeonjun!"
Yeonjun menoleh cepat, melihat Soobin menggendong Beomgyu yang tidak sadarkan diri membuat hatinya mencelos.
Terlalu banyak pengorbanan. Itu yang Yeonjun takutkan.
Yeonjun melepaskan Prajurit Jung, tidak memedulikan pria yang sekarang sedang menggila karena pikirannya berantakan, diporak-porandakan oleh Nora sedaritadi.
Lelaki itu berlari, menghampiri Taehyun dan Kai yang berusaha menghentikan mimisan Nora.
"Selesai. Kita menang," ujar Soobin, berusaha memberikan kabar baik di tengah kekacauan.
Penasihat Kim menyusul setelah selesai membereskan musuh yang masih hidup dan musuh yang telah tewas. Menggiringnya menjadi tahanan Kerajaan Agung.
Soobin letih. Menggendong Beomgyu seperti ini membuatnya semakin sakit.
Lelaki itu menidurkan Beomgyu di lantai aula, tidak jauh dari Nora. Lukanya memang sakit, tapi luka Beomgyu lebih penting sekarang.
Menurut Soobin, Beomgyu terlalu banyak menggunakan kelebihannya, mengabaikan lukanya yang semakin terbuka. Terfokus pada memadamkan api dan melawan musuh.
Musuh mereka bukan hanya manusia, tapi juga prajurit tanah. Terlalu sulit, sampai tiba-tiba prajurit tanah itu berhenti dan tumbang tanpa mereka sentuh.
Beomgyu mendapat luka yang agak dalam sebelum dia dilempar prajurit tanah. Membuatnya pingsan dan tiba-tiba saja semuanya selesai.
"Kai, bisa kamu selamatkan Beomgyu lebih dulu? Luka fisik Beomgyu terlihat menyeramkan. Aku takut dia kehabisan darah sebelum penyembuhan antingnya bekerja," pinta Soobin, ikut berbaring lelah di tengah tengah aula.
Yeonjun yang termakan oleh kepanikan menetralkan debaran jantungnya. Darah yang mengalir di hidung Nora tidak sederas tadi, tapi wajahnya masih pucat.
Taehyun masih mencoba menahan Nora di pangkuannya, mengabaikan lebam di sekujur tubuhnya karena terus menerus dibanting raksasa tadi.
Kai sendiri menghabiskan energinya untuk menghentikan pendarahan di hidung Nora, dan sekarang menyembuhkan Beomgyu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ours - TXT [✔]
Fanfiction[ғᴀɴᴛᴀsʏ - ᴀᴄᴛɪᴏɴ] "Hahaha, coba kalau bisa!" "Hei?" "Tidak!" "Kenapa jadi seperti ini?" "Aku takut." "Kembali, kumohon." "Maaf." "Aku hitung sampai tiga, kita kabur." Lari! Lari sekuat tenaga! Sampai kamu cukup siap untuk menghadapinya. Waktu yang...