"Kamu tahu ada yang salah."
"Aku tahu. Tapi aku tidak bisa mengatakannya."
"Nora, kapan kamu mau percaya dengan kata hatimu?"
"Aku percaya. Buktinya aku bersamamu sekarang."
"Nora, bukan itu maksudku. Ini bukan pertama kali kamu merasa ada yang mengganjal, kan?"
"Hhh... Kamu benar. Tapi tidak ada yang terjadi sampai sekarang. Bukan masalah besar."
"Benar, bukan sekarang. Bagaimana kalau besok? Atau lusa?"
"Beomgyu, kita dilihat banyak orang sekarang."
Nora memutus telepati itu karena tangan Beomgyu bergerak, tapi mulutnya tidak terbuka. Orang mungkin berpikir Beomgyu bisu, atau Nora yang tuli.
"Kurasa makan sup jamur untuk tengah hari bukan pilihan yang bagus," celetuk Beomgyu.
Nora mendengus geli, "Gyu, sup di sini enak. Aku bisa memakan menu ini untuk satu minggu."
"Ingin bertaruh?"
"Tidak. Itu hanya perumpamaan."
"Taehyun membaca terlalu serius di seberang sana. Apa menurutmu yang dia baca?"
Nora menoleh, mengikuti pandangan Beomgyu yang melihat seberang. Dimana Taehyun duduk di dalam rumah buku dan membaca sesuatu, sementara dua tumpuk buku di sebelahnya terbuka.
"Penelitian mungkin?"
"Atau mungkin teori beladiri lain," timpal Beomgyu dengan senyum jahilnya.
Nora tertawa kecil, mulai menikmati sup jamur yang baru datang dan masih hangat.
"Setelah ini mau menghampiri Taehyun?" tawar Nora.
Beomgyu menggeleng, "Kita sedang berkencan, bukan silahturahmi."
"Baiklah, baiklah. Oh, Gyu, aku memesan beberapa vitamin di rumah obat Bae. Nanti mampir ya."
"Untuk bibimu ya? Apa dia banyak bekerja akhir akhir ini?" tanya Beomgyu.
"Dia tidak pulang lagi semalam."
"Kenapa tidak memberi tahuku? Aku bisa datang menemanimu," tukas Beomgyu.
Nora menggeleng kukuh, "Tentu saja tidak. Kamu sudah cukup lelah kemarin."
"Aw, sangat pengertian."
Selesai makan siang, mereka benar benar memutuskan untuk pergi melewati Taehyun begitu saja. Pergi ke rumah obat sekalian berjalan jalan.
Desa Litore mungkin adalah desa kecil, tapi cukup dibilang ramai karena berada di dekat pesisir. Banyak pengunjung yang singgah untuk berlibur ke pantai.
Tanpa sengaja, mereka malah bertemu Yeonjun di sana. Dengan baju berburunya dan wajah yang luka.
"Yeonjun!" sapa Beomgyu.
Yeonjun menoleh, tersenyum tipis menyapa.
"Obat untuk lukamu?" tebak Nora, sekalian menebus vitamin yang dipesannya.
Yeonjun mengangguk, sama sama menerima obat yang baru dipesannya.
"Apa kamu berburu?" tanya Beomgyu.
"Maunya begitu. Tapi ada pemburu lain yang lebih keji tadi. Mereka menangkap seekor puma dan menyiksanya. Aku kasihan, jadi aku menolong puma itu," cerita Yeonjun.
Nora mengangguk saja menanggapi, "Kamu bertarung dengan si pemburu?"
"Tidak. Aku jatuh saat puma itu mengamuk pada orang orang yang menangkapnya. Jadi kubiarkan saja urusan orang orang itu pada si kucing besar."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ours - TXT [✔]
Fanfiction[ғᴀɴᴛᴀsʏ - ᴀᴄᴛɪᴏɴ] "Hahaha, coba kalau bisa!" "Hei?" "Tidak!" "Kenapa jadi seperti ini?" "Aku takut." "Kembali, kumohon." "Maaf." "Aku hitung sampai tiga, kita kabur." Lari! Lari sekuat tenaga! Sampai kamu cukup siap untuk menghadapinya. Waktu yang...