3

6 0 0
                                    

1 tahun berlalu

Tak terasa, satu tahun sudah berlalu sejak hari itu. Hari dimana Arka tak lagi menampakkan diri, hilang bagai ditelan bumi. Sekarang aku sudah lulus SMA, tentunya. Ayah memutuskan pindah kekota besar disamping agar aku selalu bersama mereka saat kuliah, karena letak kampusku dikota yg sama. Aku tak tahu sejak kapan Ayah memiliki rumah disana.. tapi lebih dari itu aku bersyukur tak pisah jauh dengan orang tuaku.

Aku diterima diuniversitas ternama dengan bantuan nilaiku yg cukup bagus. Hari ini hari pertama masuk setelah OSPEK selama seminggu tepat 2 minggu kepindahanku. Membahas perihal keluarga, aku tinggal dengan Ayah Ibu dan adik kecilku. Dia baru saja memasuki bangku SD kelas 1.

Aku juga sudah mendapatkan teman yg asli orang kota. Namanya, Hida Shalikha biasa dipanggil Hida. Dia tipe gadis ceria dan yg tentu ramah, baik dan tidak berlebihan dalam berpakaian. Pertama bertemu, kutafsir dia itu cewek yg apa adanya dan yg kutahi dia putri seorang Direktur sebuah perusahaan besar dikota ini juga.

Pagi2 sekali aku sudah stay didepan kampus, kemarin aku dan Hida memutuskan saling tunggu didepan bagi yg datang lebih awal dan seperti yg aku katakan. Aku datang terlampau pagi, bukannya terlalu berlebihan.. aku memang suka bangun pagi dari SD.

Sudah 10 menit aku menunggu dan Hida tak tampak batang hidungnya. Entah kenapa aku jadi ingat saat aku menunggu Arka dulu yg oada akhirnya tidak pernah datang.. huffff... lupakan. Sebuah avanza putih terparkir disamping tempatku berdiri -tepatnya disebelah gerbang masuk.. berasa satpam memang..

"Gika!! Maaf lama ya.. sedikit macet, yuk masuk aja" ucapnya menyuruhku untuk masuk dalam mobilnya. Tak perlu ribut aku langsung masuk dan duduk disamping kemudi, temanku ini terus berceloteh.. tentang ini lah, itu lah, bahkan dia tahu kakak leting yg katanya ini itu. Aku hanya menanggapi seadanya, karena jujur aku tak terlalu paham dengan pembicaraannya yg ngalor ngidul.

"Kamu tau, Gi.. tunanganku itu kakak leting disini lohh.. temennya ganteng2.. banget. Tapi yah, seganteng apapun mereka dan sejelek apapun Fadli ku, tetep aja dia yg paling ganteng"

Aku cekikikan menanggapi pernhataan Hida yg sangat semangat memuji tunangannya yg sekarang sudah menginjak semester 5 itu. Kalo nggak salah namanya Fadlino Hardan, aku sudah lihat fotonya beberapa hari yg lalu diakun sosmed Hida. Foto up terbaru selfi mereka berdua, dan menurutku kak Fadli tidak sejelek yg Hida katakan. Dia cukup keren dan sepertinya cowok yg baik.. hehe.. asal tebak aja..

Kami berdua berjalan menyusuri koridor, kebetulan kelas kami masih sejam lagi. Efek hari pertama mungkin, jadinya rajin.. hehe...
Hida mengajakku untuk menemui tunangannya yg dia bilang romantisable itu. Ada2 saja cewek satu ini. Oh iya, temanku cuma Hida loh.. yah aku 'kan tipe cewek yg sulit berteman, tapi bukan introvert loh...

Hida bilang kak Fadli ada dikantin dan yg kebetulan kita satu jurusan dan fakultas gitu.. dari kejauhan Hida sudah antusias saat melihat siulet kak Fadli yg duduk menghadap pintu masuk.

"Lihat tuh Gi. Tunangan aku emang pesonanya nggak main2 'kan?... untung aku ketemunya sama dia dulu jadi aku jadiannya sama dia. Bahagianya aku" antusias Hida. Sesuai cerita Hida, mereka bisa pacaran karena suatu insiden. Hida yg sat itu kelas 2 SMA tepatnya 2 tahun yg lalu, dia hampir saja tertimpa rak susun berisi kaleng2 susu disupermaket saat mencari susu pesanan kakaknya yg saat itu memiliki anak masih bayi, alhasil Fadli datang mentelamatkan Hida yg hampir saja pingsan ditempat saking kagetnya rak tinggi itu oleng. Kronologi adegan tolong menolongnya nggak tau juga yah. Tapi yg jelas, itu awal pertemuan mereka sampai mereka pacaran dan sampai dijenjang pertunangan. Ih bikin iri.. ehh.. nggak boleh.. gantengan juga adek aku hehe...

Dengan semangat, Hida melangkah ke meja tempat Kak Fadli dan teman2nya sedang sarapan. Ada 3 cowok disana salah satunya kak Fadli sendiri. Tampak kak Fadli dengan srnyum lembutnya melambai pada Hida yg dibalas tak kalah antusiasnya. Dan saking semangatnya, Hida menarik tanganku agar cepat sampai dimeja cowok-cowok itu.

"Pagi semua.." sapa ceria Hida saat kami sudah berdiri disamping meja mereka. Kak Fadli menanggapi dengan menepuk kursi disampingnya dan Hida langsung duduk manis disana. Aku?... aku bingung.. ada 2kursi kosong disana satu disebelah kiri kak Fadli yg tentunya berseberangan dengan posisi Hida disamping kanan kak Fadli, dan satunya didepan Hida tepat disamping teman kak Fadli.

"Duduk sini aja" kebingunganku terjawab saat kakak senior yg kumaksud menunjuk kursi kosong disampingnya. Dengan pelan aku duduk dikursi itu yg tentu dengan canggung.

Aku serasa kambing congek. Kedua makhluk didepanku yg tampak asik dengan dunianya sendiri dan dua orang disampingku yg anteng dengan menu sarapannya. Aku bisa apa selain memainkan phonselku dengan random, bingung mau ngapain.

Seketika kegabutanku terpecah saat Hida bangkit sembari bersuara. "Gi. Mau pesen nggak? Aku pesenin sekalian" tawarnya yg kubalas gelengan pelan.

"Nggak perlu, aku udah sarapan tadi. Dirumah" Hida mengangguk lalu segera berlalu dari meja itu. Tinggallah aku dengan ke3 cowok yg tampakknya sangat malas bicara. Pendapatku meleset begitu saja saat Kak Fadli tiba2 membuka pembicaraan.

"Kamu temen Hida 'kan?.. dia emang gitu.. temen dianggurin, bahkan nggak dikenalin sama kita. Maaf ya.. pasti kamu canggung" ucapnya terlihat santai.

Aku menanggapinya dengan senyum tipis, iya juga.. Hida tak ad niatan mengenalkan aku dengan tunangan dan teman2nya. Tapi kak Fadli sangat jeli sekali.. makluk akukan nggak tinggi2 banget jadi jarang keliatan.. hehe...

"Nggak papa kok kak. Aku udah biasa"

"Sorry juga. Aku soalnya makan mau ngajak kenalan. Nama kamu siapa?" Kini cowok disebelahku yg berbicara. Dia tampak ramah sama seperti kak Fadli.

"Nama aku, Ergika. Panggil aja Gika" ucapku berusaha seramah mungkin, so ini kali pertama aku menghadapi cowok ssorang diri dengan jumlah terbanyak selain dengan Arka waktu itu.

"Kenalin. Aku Bian, panjangnya Fabiano Khomar" ucapnya mengukurkan tangan. Kusambut tangannya yg besar itu dengan berusaha sesantai mungkin.

"Kamu pasti tahu kalau nama aku. Biasanya Hida suka promosiin aku sama temen2nya" ucap kak Fadli dengan cengiran lebar. Ternyata dia sudah hafal tabiat tunangannya itu.

"Hey Gika?.. kenalin aku Yoga. Senang kenalan sama kamu" cowok yg sedari tadi tak kuperhatikan karena terhalang kak Bian. Dia ternyata ramah dan sepertinya asik, murah senyum dan kelihatannya it's so perfect. Dia sama tampannya dengan ke2 temannya.

"Kita tampan 'kan? Meski masih tampanan sikampret" ucap PD kak Yoga membuatku tersenyum. Tapi, siapa kampret itu?

Baru saja aku mau bertanya, kedatangan seseorang menginterupsi yg tak lain Hida demgan menu sarapannya. Nasi goreng sosis plus telur ceplok dan teh hangat. Simpel juga seleranya.

"Maaf ya lama. Antrinya panjang" ucapnya seraya menyimpan piring dan gelasnya dimeja dan duduk ditempatnya semula. Hida memakan menunya dengan khidmat sedangkan aku memilih sibuk dengan phonselku. Sedangkan ke3 cowok itu entah membicarakan apa.

Aku masih membuka sosmedku saat Ayah mengirim pesan berisi kata2 yg membuatku ingat satu fakta kepindahan keluargaku kekota ini.

Di ingat pulang nanti jangan mampir2. Keluarga Hutomo akan datang lebih awal. Jaga kesehatan, makan yang teratur... Ayah harap kamu sudah memikirkan baik2 lamaran ini.

Hujan Dan CeritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang