Gue memasang headset ditelinga, tersenyum tiba-tiba saat lagu yang gue denger ini terasa meresap jiwa.
Gue berdecak saat lihat parkiran yang ramai-nya bejibun sampai susah buat keluarin motor, mendesah kecewa, terpaksa gue balik arah, menunggu di pos parkiran mobil yang emang gak ramai-ramai amat.
Nunggu sendirian itu emang gak enak, bro.
Kalo kalian nanya kemana Aditia Bramansa, jawabannya tuh cowok lagi sibuk beresin dagangan bazar bareng panitia lainnya, nggak nyesel sih gue milih out waktu itu, jadi gak capek-capek amat sekarang.
Mata gue tiba-tiba terjaga saat suara jatuhan benda terdengar cukup ngilu, gue melihat ke arah sumber suara, dan tertegun saat ternyata Dimas lah pelakunya.
Cowok itu kelihatan merapihkan rambut frustasi, merunduk melihat kardus isi dagangan bazar kelasnya jatuh berserakan, wajahnya menoleh kesana-kemari seperti mencari pertolongan, tapi kemudian dia mendesah tertahan, dan mulai berlutut memasukkan kembali barang-barangnya.
Duh kasihan, hati se-lembut kapas gue gak tahan buat gak nolong orang susah kayak dia. Alhasil, gue beranjak dan berlari kecil menghampiri dia dan berlutut tiba-tiba.
Dia mendongak, agak terkejut beberapa detik sebelum tersenyum ramah.
"Kak Yu belum pulang?" tanyanya berbasa-basi.
Padahal depan dia ada wujud cantik gue, tapi masih aja nanya, pertanyaan bobrok dan emang satu-satunya alternatif pengubah kecanggungan. Gue jempoli aja usahanya.
"Kalo gue udah balik gak mungkin gue nolongin lo."
Dia ketawa garing.
"Mentang-mentang lo ketua kelas, semua dagangan elo yang beresin. Kok lo masih bego aja sih, ngangguk aja kalo dibabuin." sewot gue yang malah kebawa suasana memasukkan barang dengan gerakan cepat.
Tanpa gue tau, Dimas senyum kecil jadi menatap gue lekat selama satu detik, kemudian berpaling.
"Dari dulu juga udah kayak gitu, apalagi pas pacaran sama Kakak, saking bucinnya saya rela dibabuin sama diojekin."
Jgeerrr.
Tertohok hamba:)
Gerakan gue terhenti sebentar untuk mengambil nafas, sehabis itu gue berdehem dan melanjutkan merapihkan barang.
"Lo bisa gak usah flashback-flashback gitu kalo ketemu? Emang sih ya cewek cantik dan se-bidadari gue itu langka diluaran, tapi plis elah lo kayak gak laku aja." balas gue sengaja songong mengagungkan diri sendiri supaya nih cowok ilfeel.
"Maunya sama Kakak aja." jawaban dia nyaris membuat gue putus asa dan berniat melempar semua dagangannya ke muka polos cowok itu.
Plis dong, kalo dia kayak gini kan, gue merasa paling cantik di dunia.
Kami berdiri, dia mengangkat kardus besarnya kemudian melihat gue lamat-lamat.
"Gak apa-apa kok Kak, jangan dijawab. Kalo ntar Kak Yu ngerasa bosen sama Adit, saya masih bisa jadi tempat pulang Kakak, walau cuma jadi pelampiasan." suaranya agak menyendu.
Ceilah bahasanya, gue mesti salto, jungkirbalik, kayang, atau push up nih karena ngerasa dispesialin sama nih cowok.
"Duh Dims, lo mau gue deketin sama siapa? Bilang aja. Tiap hari lo kayaknya makin ngenes, mau gue jodohin sama Kasih?" gue sengaja mengalihkan bahasannya.
Dimas malah nyengir dan mengusak poni gue gemes.
"Mau bantuin ngangkatin kardus ke mobil?" tanya Dimas menawarkan.
Gue mengangguk. "Boleh."
Dia berjalan lebih dulu, menuntun gue menuju tempat mobilnya untuk menaruh kardus yang tadi.
Buru-buru gue menggulung headset dan memasukkan ke ransel, dan merapihkan poni yang sempat diacak-acak cowok itu.
Saat gue menoleh ke belakang, untuk memperbaiki seleting belakang ransel, figur Adit sudah menyapa mata dari radius sepuluh meter, membuat gue buru-buru merapihkan diri supaya terlihat cantik dan menarik matanya saat lewat.
"Kak Yu, nanti tung--" tolehan Dimas dan matanya langsung menuju ke objek lain di belakang punggung gue, kemudian tertegun.
Pasti dia kaget ngelihat ke-kecean Adit waktu jalan.
Gue menunggu cowok itu menyapa dan menyenggol lengan gue ringan, dan betapa dag-dig-dugnya gue saat itu.
Gue melirik saat bahu tingginya tertangkap penglihatan, gue dengan riangnya tersenyum dan menyapa.
"SUAMIIIIKUUUHHHH!!!!"
Jgeer 2x.
Hati gue memanas saat ternyata cowok itu malah melengos melewati gue tanpa melirik, menyapa, dan mengusil seperti akhir-akhir ini yang dia buat.
Punggung tegapnya yang berjalan menjauhi gue masih tetap membuat gue betah memandangnya dengan tatapan tak terbaca.
Dia melewati gue, gitu aja.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me (END)
Teen Fiction(R13+) [CERITA MENGANDUNG BAHASA KASAR DAN MAKIAN] Emang iya kisah cinta cewek player itu gemesin abis? Sekalinya ketemu yang bener-bener mantap, malah susah didapetin. Gimana kalo Yura cewek begajulan jatuh hati sama cowok modelan kalem kayak Adit...