Sesuai janji aku yang kemarin, aku bakal tetep update part 23😊Jangan lupa vote & komen
Happy reading~
CeklekPintu pun dibuka membuat semuanya berdiri.
"Gimana dok?"
"Maaf... Pasien Khanza sekarang mengalami koma sesudah operasi, akibat kehilangan banyak darah,untungnya rumah sakit ini banyak persediaan. Kami tidak tahu pasti kapan dia sadar. Mungkin dengan perbanyak komunikasi bisa membantu pasien sadar." Ucap dokter membuat semunya lemas
"Boleh masuk kan dok?" Tanya bunda Khanza
"Boleh, tapi satu persatu" Ucap dokter yang langsung pergi.
Pertama, keluarga Khanza terlebih dahulu yang masuk menjenguk Khanza. Gama sedari tadi sudah tidak sabar untuk masuk melihat Khanza nya.
Karna tidak sabar, Gama langsung menerobos masuk. Orangtua Khanza yang sudah memahami itu langsung keluar membiarkan Gama berkomunikasi dengan Khanza.
Gama langsung menangis melihat tubuh Khanza penuh dengan alat. Lalu ia duduk di kursi samping brankar dan memegang tangan khanza lalu menciumnya.
"Bangun za, aku kangen kamu... Katanya kamu pengen ke pantai, ko malah tidur disini sih... Ayo kita ke pantai dan menikmati pemandangan bersama. Aku nyesel udah ga percaya sama kamu." Gama kembali terisak.
"Oiya, aku mau kasih tau kamu kalo ternyata nando itu baik. Dia udah nyelametin aku padahal cintanya sama kamu. Dia udah meninggal za, harusnya aku yang menghilang dari bumi ini. Harusnya dia selamatin kamu bukan aku! Aku ga bisa hidup bahagia tanpa kamu zaa..."
"Pliss... Bangun... Mana sifat barbar kamu? Sekarang yang aku lihat cuma luka dan rapuh. Aku kangen omelan kamu, aku kangen wajah imut kamu saat ngambek, aku kangen liat pipi merah kamu saat aku gombalin. Bangun zaa..." Gama menundukkan kepalanya.
Saat ini sudah tengah malam, namun Gama tetep keukeuh ingin menunggu Khanza.
"Gam, mending kamu pulang dulu. Orangtua kamu pasti nyariin" Ucap bunda Khanza.
"Saya mau disini aja, udah bilang sama mamah" Balas Gama yang masih tidak mau melepas tangan Khanza.
Bunda Khanza tersenyum melihat itu
"Kamu bener bener cinta sama khanza?" Tanya sang bunda tiba-tiba
"Sangat. Saya sangat mencintai Khanza" Jawab Gama
"Kalau begitu, tante titip Khanza. Jangan pernah sakitin dia"
"Pasti."
Sebulan sudah Gama jalani hidup tanpa semangat. Dirinya kembali menjadi Gama yang dingin, emosian dan ganas.
Seperti saat ini di kantin, farah wanita yang pernah menyiram Khanza tak henti hentinya menggoda Gama.
"Gama... Kamu ngapain si nungguin Khanza mulu. Dia tuh bentar lagi mati"
Plak
Semuanya terkejut melihat Gama menampar farah. Tapi teman teman Khanza malah tertawa melihat itu.
"Mampus. Makanya kalo ngomong tuh dijaga" Timpal letta.
Farah langsung pergi sambil memegangi pipinya yang merah akibat ditampar.
"JANGAN ADA YANG BERANI NGOMONG MACEM MACEM TENTANG KHANZA ATAU GUE HAJAR!" tegas Gama membuat seisi kantin takut.
Gama langsung bolos seperti biasanya. Dia langsung menuju rumah sakit untuk menjenguk khanza yang tak kunjung sadar.
Sesampainya di sana Gama kembali bersedih.
"Za... Pliss bangun... I miss you" Gama menciumi tangan khanza dan meneteskan air mata.
= = = = =
Tepat hari ini adalah hari kelulusan, namun Khanza masih juga belum membuka matanya.
"Za... Aku udah lulus, kamu juga... Kapan kamu sadar? Harusnya kita merayakan kelulusan bersama" Gama tak bisa menahan tangisnya
Tiba-tiba dokter datang bersama kedua orangtua Khanza.
"Maaf, sudah tidak ada harapan lagi, kami terpaksa mencabut semua alat ini." Ucap dokter membuat Gama mendongak.
"GA! KHANZA MASIH HIDUP! om, tante? Kenapa kalian biarin alat ini dicabut?" Ayah dan bunda Khanza diam dan meneteskan air mata.
"Kalu tidak ingin membayar, biar saya yang bayar." Orangtua Khanza menggeleng
"Sudah tidak ada harapan" Jawab sang bunda
"Masih! Za... Mereka jahat, mereka mau cabut semua alat yang dipakai kamu. Kamu cepet bangun dong,, buktiin kalo kamu kuat" Gama langsung mencium kening Khanza dan meneteskan air mata.
Tangan khanza yang digenggam Gama pun bergerak, mata Khanza sedikit demi sedikit terbuka.
"Za? Kamu bangun?!" Girang Gama yang langsung memeluk khanza
"Ha--us" Gama langsung memberi minum kepada Khanza.
"Apa saya bilang. Khanza masih hidup." Haru Gama.
"The power of cinta" Gumam orangtua Khanza.
"Semoga mereka jodoh ya?" Bisik bunda Khanza kepada sang ayah
"Aminn" Bukan sang ayah yang mengaminkan tetapi Gama
"Ko kamu tau?" Gama terkekeh mendengar pertanyaan bunda Khanza
"Saya tau semua yang berkaitan dengan Khanza" Balas Gama
"Bentar, aku panggil dokter dulu"
•
•
•
T. B. CSegini dulu ya...
Semoga aja author bisa cepet lanjut ke part selanjutnya.
JANGAN LUPA VOTE & KOMEN!
KAMU SEDANG MEMBACA
My possessive leader gengster
Teen Fiction(COMPLETED) ( FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA) "MULAI SEKARANG, KHANZA MAIRA ABRISAM MILIK GUE" Teriak Gama membuat Khanza melotot kan matanya. "Woy, lu apa apaan si asal klaim gue aja" Bisik Khanza kepada Gama "Karna lo udah rebut hati gue" SELAMA...