Sudah jam dua belas siang. Taehyung sudah siap berdiri di area penjemputan saat abangnya; Namjoon, menelponnya jika sebentar lagi akan keluar. Ia jelas begitu senang. Empat hari tidak bertemu dengan abangnya yang satu itu—jelas saja Taehyung rindu. Rindu Namjoon dan uang jajannya.
Dan benar saja, tak sampai sepuluh menit—Taehyung sudah bersorak senang melihat Namjoon yang melambaikan tangannya. "Abaaang~" Pekiknya senang saat Namjoon melangkah ke arahnya.
Namjoon yang melihat Taehyung berlari kecil ke arahnya langsung serta merta membuka lengannya, membiarkan sang adik masuk ke dalam pelukannya. "Abang kangen banget sama adek kecil abang~"
"Adek juga kangen, tahu. Abang kalau di telponin yang angkat pasti sekertarisnya mulu, sok sibuk deh." Gerutu Taehyung mengeluarkan keluh kesahnya selama empat hari ini. Memang susah sekali menghubungi Namjoon kalau sang empu tengah keluar neger. Saking seriusnya menangani kerja sama proyek, kadang Namjoon sengaja tak memegang ponsel.
"Abang beneran sibuk, mana sempet pegang hape." Jelas Namjoon tak ingin membiarkan bibir manyun cemberut sang adik menghiasi wajahnya. "Sini cium dulu~ Abang kangen banget~" Tambah Namjoon hendak mencium pucuk kepala Taehyung, namun urung saat sang empu memundurkan kepalanya.
"Eits—" Taehyung menghadang sang abang yang hendak kembali merengkuhnya. "Gak ada oleh-oleh, gak boleh cium-cium."
Namjoon terkekeh pelan. Kebiasaan Taehyung sekali memang yang selalu menagih buah tangan jika Namjoon berpergian. Menunjuk koper kecil di sebelah kirinya, memang satu koper itu sengaja ia isi dengan berbagai macam snack khas jepang. "Tenang, abang gak lupa kok. Abang beli semua snack kesukaan adek. Jadi boleh kiss banyak-banyak kan?"
Melihat koper kecil itu jelas saja Taehyung mengangguk senang. Tak sia-sia memang usaha Taehyung yang selalu mengirim gambar snack-snack lucu jepang yang ia jumpai di instagram ke sang abang. Dan untung saja Namjoon—salah satu orang yang peka. Tidak seperti Jiminie yang menyebalkan dan banyak tingkah.
"Makasih, abangku sayang~" Ucap Taehyung membiarkan Namjoon mengecup pucuk kepalanya. Walau dalam hati sebenarnya ia tetap akan membiarkan Namjoon menciumnya walau tak membawa oleh-oleh sekalipun. "Abang belom makan siang, kan? Ayoo makan siang sama adek!"
"Iya, ayo." Ujar Namjoon setuju-setuju saja. Lagipula ia memang tak sempat memakan apapun sebelum terbang dari negeri sakura itu. "Adek jangan lari-lari, nanti jatuh. Sini abang gandeng."
***
"Adek~ Makannya pelan-pelan aja, celemotan nih jadinya." Ujar Namjoon seraya membersihkan sudut bibir Taehyung. Memang tipikal si bungsu sekali yang terlampau semangat jika dihadapkan dengan makanan kesukaannya. "Dikunyah dulu baru ditelan. Jangan langsung, ditelan, adek~"
Sumpah, Namjoon jadi gemas sendiri.
"Abang kok tahu kalau adek lagi kepengen makan sushi?" Tanya Taehyung saat sadar jika kemarin ia memang pengen makan sushi. Tapi berhubung keempat abangnya sedang sibuk, jadilah Taehyung mengurungkan niatnya.
"Eh emang iya? Padahal abang cuma nebak aja tadi. Abis pas di Jepang kemaren abang gak makan sushi, jadi abang kepengen makan disini aja." Ujar Namjoon saat kembali mengingat-ngingat jika memang betul ia tidak pernah memakan sushi di negeri sakura itu. Disana ia hanya memakan makanan western.
Taehyung mengangguk pelan, "Abang habis ini ke kantor lagi?"
Namjoon menggeleng. Mungkin ia akan sedikit mengistirahatkan sejnak tubuhnya yang kelewat pegal ini. Sudah empat hari ia memforsis tubuhnya habis-habisan. Ia tk ingin diserang jatuh sakit di kemudian hari sebab kelelahan. "Abang pengen tidur aja. Adek mau pergi, ya?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐖𝐄𝐄𝐓!
FanfictionKisah perjuangan Mas Jeongguk; sang CEO perusahaan ternama dalam mendapatkan hati gebetan manisnya bernama Kim Taehyung; seorang mahasiswa tingkat akhir yang memiliki lima abang over protektif.