Taehyung mendengus pelan usai menelpon abangnya; Jimin. Siang yang begitu terik seolah kompak dengan keempat abangnya yang begitu menyebalkan. Kenapa tidak ada satu pun yang bisa menemaninya makan siang?
Terduduk di salah satu kursi taman milik kampus, ia teguk minuman isotonik yang begitu menyegarkan dahaga. Mencoba untuk menghiraukan siulan nakal yang Taehyung kerap terima saat duduk sendirian, ia memilih fokus untuk menatap ponselnya. Tapi saat beberapa pasang kaki coba dekati dirinya, Taehyung jelas takut. Apalagi salah satu yang sedang berjalan kearahnya adalah seorang pangeran kampus yang memiliki banyak penggemar.
Tepat saat Minho—teman satu angkatannya yang kini berjarak lima langkah dari tempat duduk Taehyung, ia melihat siluet orang yang begitu ia kenal melambai ke arahnya. Kehadiran yang tak terduga tapi begitu Taehyung syukuri. Setidaknya sebelum Minho sempat menyapanya, Taehyung sudah lebih dulu beranjak.
"Dek Taehyung~" Jeongguk yang mengenakan setelan jas lengkap, tersenyum cerah ke arah Taehyung. Diam-diam mengagumi paras laki-laki manis itu. "Ternyata kamu kuliah disini?" Tanyanya lagi.
"Iya." Jawab Taehyung sembari mengangguk pelan. "Mas Gukkie kenapa bisa ada di kampus adek?"
"Mas diundang jadi dosen tamu tadi. Baru aja kelar dari kelas." Jawab Jeongguk sembari menatap lekat wajah Taehyung yang kini memerah padam. Cuaca yang semakin terik mungkin jadi alasan mengapa laki-laki manis itu begitu berkeringat. "E-ehm—kamu udah makan siang belum?"
Menyadari pandangan intens yang dilayangkan Jeongguk, Taehyung memalingkan wajahnya. "Be-belum—soalnya tadi adek telpon abang-abang tapi semuanya sibuk! Adek jadi sebel!" Sembari menghentak kesal, Taehyung merengut kala mengingat abang-abangnya itu.
Tak tahan dengan kegemasan yang terpampang di depannya, Jeongguk bawa tangannya untuk mengacak pelan surai coklat milik Taehyung. "Mau makan siang sama mas? Kebetulan mas udah gak ada jadwal lagi habis ini. Ya kalau kamu mau sih, kalo engga—"
"Adek mau kok!" Ujar Taehyung kelewat semangat lalu menyengir polos. "Adek tau tempat makan yang enak di sekitar sini."
"Yaudah, ayo kalau gitu." Ujar Jeongguk sembari mengikuti langkah kaki Taehyung yang berjalan menuju kawasan parkir. Beranikan dirinya, Jeongguk tatap tangan Taehyung yang berayun pelan. Menyamakan langkah kaki keduanya, ia genggam tangan laki-laki manis itu dengan erat. Seolah tak ingin Taehyung jauh dari peredarannya. "Gak apa-apa kan mas genggam gini?"
Merasakan hangat telapak Jeongguk yang melingkup tangannya, Taehyung coba redamkan deguban jantungnya yang kembali berulah. Tersenyum malu-malu bak anak anjing kecil menggemaskan, Taehyung mengangguk pelan. "Gak apa-apa kok. Tangan Mas Jeongguk nyaman."
***
Beralasan ke kamar mandi untuk buang air kecil, Jeongguk tatap ponselnya yang kini menampilkan nama sang sekertaris sekaligus sohib kentalnya. Siapa lagi kalau bukan Kim Mingyu. Orang yang selalu mengganggu waktu kesenangannya.
"Ini udah hampir jam dua siang, dan lo belum balik ke kantor?" Tanpa salam sapa seperti biasa, Mingyu sudah lebih dulu mencerca Jeongguk dengan banyak pertanyaan. "Lo lupa kalau ada meeting lima belas menit lagi?"
Menepuk dahinya pelan, Jeongguk lupa dengan pertemua yang harus ia hadiri siang ini. Tapi meninggalkan Taehyung jelas bukan pilihan. "Bisa diundur jadi nanti sore atau malam gak? Atau terserah loh deh maunya kapan. Gue gak bisa balik kantor nih."
"Wah bener-bener lo ya, kampang! Sengaja ya lo bikin gue banyak kerjaan?" Dumel Mingyu yang sudah Jeongguk duga. "Balik gak lo sekarang! Apa perlu gue dateng terus seret lo sekarang juga, hah?!"
"Tolong gue dulu, urusan masa depan ini soalnya. Gue naikin deh gaji lo, gimana?" Pujuk Jeongguk agar Mingyu tak terus mengomel yang sungguh membuatnya sakit kepala. Bagaimanapun selain menjadi seorang sahabat, Mingyu merupakan sekertaris terbaik yang ia miliki selama ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐖𝐄𝐄𝐓!
FanfictionKisah perjuangan Mas Jeongguk; sang CEO perusahaan ternama dalam mendapatkan hati gebetan manisnya bernama Kim Taehyung; seorang mahasiswa tingkat akhir yang memiliki lima abang over protektif.