Budayakan vote sebelum membaca
Terima kasih :)
Wendy sudah berada di depan pintu rumah Irene, dengan ragu dia mengetuk pintu rumah Irene. Cukup lama Wendy berdiri di depan pintu tetapi tidak ada tanda-tanda Irene akan keluar. Hal itu membuat Wendy semakin khawatir kalau saja Irene bertindak di luar batas. Sembari menunggu, Wendy duduk di lantai teras rumah Irene berharap Irene mau keluar untuk menemuinya. Sesekali dia mencoba mengetuk pintu lagi tapi tetap saja tidak ada pergerakan dari Irene. Wendy pasrah, dia hanya bisa menunggu di depan rumah Irene bahkan sampai matahari terbenam.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Wendy masih menunggu Irene keluar dari rumahnya dengan memperhatikan dari halaman rumah, dia begitu mengkhawatirkan Irene setelah kejadian kemarin. Wendy mengerti jika Irene tidak ingin diganggu, dia hanya bisa menunggu sampai Irene keluar dari rumahnya. Sudah setengah hari Wendy hanya duduk di halaman rumahnya dengan perasaan cemas, pada saat itu juga dia melihat Seulgi datang dan mengetuk pintu rumah Irene dengan keras.
"untuk apalagi dia datang ?" Wendy bertanya-tanya sembari memperhatikan Seulgi yang masih mengetuk pintu rumah.
Wendy yang sekali lagi dibuat emosi langsung menghampiri Seulgi.
"untuk apalagi kamu kemari ?" tanya Wendy dan membuat Seulgi menghentikan aktivitasnya.
"apa urusannya denganmu ?" Seulgi balik bertanya dengan sinis.
"sudah menjadi urusanku, karena kamu adalah orang yang telah menghancurkan hubunganku dengan Joy dan juga mengkhianati Irene" ucap Wendy menatap Seulgi dengan emosi.
"kamu menyalahkanku ? harusnya kamu salahkan Joy !" sahut Seulgi.
Tak lama, pintu dibuka oleh Irene. irene hanya menatap keduanya dengan mata sembab kemudian menghela nafas panjang.
"Seulgi-aah, masuklah..." ucap Irene dengan suara pelan.